(35) : Tak Berjudul

759 96 3
                                    

Happy Reading

"Sini dekat sama mas". Perintah Atha.

Ayra dengan rasa campur aduk mengangguk dan berjalan mendekat lagi, matanya menyusuri lengan Atha yang diperban. Sebenarnya kecelakan kecil seperti apa yang tengah dialami suaminya itu.

Tangan Atha terulur untuk menyentuh wajah Ayra, namun dengan cepat Ayra menepisnya.

"Kamu baik-baik aja kan?". Tanya Atha penasaran.

"Seharusnya aku yang nanya kayak gitu sama mas, ini luka apa?". Ayra balik bertanya.

"Kan udah aku bilang ini Cuma kecelakaan kecil aja". Ujar Atha menegaskan.

Ayra menghembuskan nafas kasar, bagaimana dirinya bisa tenang kalau setiap pulang kerja pasti ada salah satu bagian tubuh Atha yang terkena lecet, contohnya seperti lebam kemarin yang masih tersisa disudut bibir pria itu.

"Mas tadi ikut demo juga?".

"Iya".

"Kamu gak usah khawatir Ayra, mas gak apa-apa. Ini belum seberapa dari luka yang pernah mas dapatkan saat berjuang untuk meraih cita-cita mas". Ujar Atha untuk membujuk Ayra yang memalingkan wajahnya kearah lain.

"Mas selalu bilang gak apa-apa, kemarin juga lebam disudut bibir, mas juga bilang gak apa-apa. Apa aku segitu gak berharganya sama mas sampe masalah kayak gini mas tutup-tutupin dari aku, jadi apa gunanya aku jadi istri kalau kita gak bisa saling berbagi?". Kata Ayra dengan suara menggebu-gebu.

"Bukan gitu Ayra".

Cklek..

Fadhil yang masih mengenakan seragam polisi muncul dari balik pintu dan membuat pembicaraan Ayra dan Atha berhenti.

"Pak, saya udah ket..". kalimat pria itu menggantung, saat ia melihat Atha tak sendirian, melainkan ditemani oleh seorang perempuan.

Ayra dan Atha menoleh kearah Fadhil bersamaan.

"Kenapa?". Tanya Atha menginterupsi.

Fadhil semakin mendekat kearah mereka berdua, bukannya menjawab pertanyaan Atha, namun kini mata Fadhil terpaku pada satu objek indah dihadapannya.

"Buset, pantas pak Atha tergila-gila sama nih bocah. Bening begini cuy". Batin Fadhil memuji paras Ayra yang terlihat sangat cantik dan natural.

Atha sadar, mata jahil Fadhil sedari tadi menatap lekat kearah istrinya gak bisa dibiarin nih.

"Heh, mata kamu. Mau saya colok". Ujar Atha dengan geram kearah Fadhil.

Fadhil mengerjap-erjapkan matanya tersadar kalau yang ia perhatikan sedari tadi adalah istri orang, alias istri dari temannya yang menyebalkan seperti Atha.

"Astagafirullah". Fadhil mengucap istighfar dalam hati.

"Hehehe, iya maaf pak". Ujar Fadhil, sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

Ayra hanya mengedikkan bahu melihat interaksi keduanya.

"Mau bilang apa?". Tanya Atha to the point.

"Soal tadi siang pak, say..".

"Udah, besok aja saya mau istirahat sama istri saya,kamu pulang aja". ujar Atha melerai.

"Dasar kampret". Rutuk Fadhil dalam hatinya, padahal dia mau ngasih tahu dalang dari penusukan tadi siang, ck.

"Bapak tega banget sih usir saya". keluh Fadhil.

"Saya mau istirahat Fadhil, coba kamu lihat ini udah jam berapa".

Fadhil menghela nafas pelan, mau tidak mau ia harus mau.

Ukhty Bar-bar{Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang