6.Memaafkan

36 6 0
                                    

Pita suara yang terus saja berkerja keras.Riuh gema yang memadat di jalanan arah keluar sekolah.Dan semua wajah yang berseri-seri untuk pulang ke rumah mereka.

Aku hanya masih memasukkan tasku ke keranjang sepeda biru kesayanganku.Karena gerbang sekolah masih dipadati siswa-siswi di sekolah ini,membuat aku harus bersabar menunggu semuanya pulang.Jika tidak aku akan tersingkir dari jalanan ini,bagaimana tidak semuanya menaiki mobil, motor, walaupun beberapa diantaranya berjalan kaki.

Aku akan menunggu beberapa menit di parkiran,di sekolah ini hanya ada aku dan dua orang lagi yang membawa sepeda seperti aku,tapi sepeda mereka dengan sepedaku,aku akan sabar menunggu.

"Sya!"Teriak Agrey dari jauh yang sudah mengendarai motor hitam yang biasanya ia bawa.Motornya ia kendarai dan mendekatkan motornya dengan sepedaku.

Aku hanya melihatnya,aku tidak akan membalasnya untuk apa?Lagi pula masih adakah aku urusan dengannya?Jaket itu sudah aku kembalikan,kamu ingin apa lagi Rey?Apa kamu tidak ikhlas meminjamkan aku jaket itu.

"Sya,aku boleh minta tolong?"Tanya Agrey dengan nada yang berhati-hati.

"Apa?"Singkatku.

"Ujian kan sebentar lagi,boleh aku minta tolong kamu untuk membantu aku belajar,ini tidak ada maksud apapun.Aku cuman ingin belajar,tadi Bu Thika menyuruh aku buat belajar sama kamu."Jelas Agrey.

Aku hanya bingung? Sebenarnya aku membantu orang untuk belajar tidak apa.Tapi mengapa harus dia?Tapi..karena ini Bu Thika yang memerintah aku akan terima, lagi pula hanya mengajar.

"Sya?Nggak boleh ya,nggak apa-apa deh."Agrey yang nampak ketakutan.

"Iya."Aku membalasnya dengan senyuman terpaksa.

"Oke kalo nggak boleh Nggak apa-apa."Agrey meninggalkan aku dengan memajukan sedikit motornya itu.

"Bukan,maksud aku 'iya' kamu boleh aku ajarkan."Aku menggiring sepedaku dan keluar dari gerbang sekolah, Sekarang aku memiliki tugas baru untuk esok,ya..Menjadi guru dari seorang murid bernama,Agrey.

🍁

"Mbok, Yeghsya pulang!"Teriakku dari pekarangan rumah.

"Sya!Kita belajar di rumah kamu?"

Tiba-tiba saja ada suara yang sangat sering aku dengar, Agrey.Kenapa dia mengikuti? Bukankah mulai belajarnya besok?Apakah ia tidak mengerti maksudku?

Aku hanya menoleh dan memutar bola mataku jengah.
"Besok."Aku kembali menuntun sepeda ke dinding dekat aku menyandarkannya.

"Ta-tapi besok aku ada ulangan harian."
Agrey dengan wajah kebingungan, mengharapkan jawaban yang sejalan dengannya.

"Tunggu."Titahku dan meninggalkannya.

Aku masuk ke dalam rumah dan membersihkan diri.Setelah itu meneguk secangkir air putih,dan melenggang keluar rumah.Aku pikir dia akan menyerah dan pulang ke rumah,tidak tahunya dia masih menungguku untuk sekedar belajar.Padahal aku mandi cukup lama tadi.

Agrey hanya sedang diam duduk di motornya,dan melihat ke arah jalanan yang sangat sepi.

"Rey,kamu tidak membawa temanmu kan?"Tanyaku,kamu tahu aku takut kejadian itu akan terulang lagi.

"O-oh nggak kok!Nggak ada cuman aku aja,kenapa biar nggak sepi?Besok aku bawa teman kalau begitu."Antusias Agrey dengan mata berbinar-binar.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang