12.Maaf

19 5 0
                                    

"Oke kita lanjut lagi nanti!Setelah 20 menit kumpul dalam hitungan ke sepuluh disini atau hukuman akan mengikuti kalian?!"Teriak Pak Yusuf seraya membubarkan barisan.

Beberapa diantaranya hanya mengusap dahi mereka yang berkeringat bahkan ada yang sibuk meneguk sebotol air mineral hingga tandas.Semuanya lelah dengan latihan-latihan kali ini yang semakin meningkat karena akan diadakannya lomba basket akhir tahun nanti,jadi sebelum mereka lulus anak kelas akhir akan mengikuti lomba terlebih dahulu.

"Hufft!Gila nih capek parah gak kuat gua."Raga mengeluh dengan mengibaskan tangannya karena suasananya yang sangat panas, sebenarnya angin sudah berhembus Sejak tadi.Agrey hanya diam memandang kosong ke arah lapangan yang sepi.Matanya hanya melamun dan nampak bingung diwajahnya.
"Rey lu ngapa?"Tanya Raga bingung.
"Ha? Nggak gak apa-apa.Ini cuman lagi mikir aja hal yang nggak penting."Agrey menyadarkan pikirannya.

"Agrey,ini minum buat lo.Kayaknya Lo haus deh.Oh iya ini air-nya dingin jadi biar semangat latihannya."Tanpa Agrey dan Raga sadari seorang perempuan yang pernah bertemu dengan Agrey di mall kini harus dihadapkan lagi dengan dia disaat sekolah hanya tinggal anak basket.

"Gak.Kalo Lo punya otak,Lo harusnya nggak usah ngasih gua air dingin.Lo mau gua mati?Habis olahraga mana boleh minum air dingin."Sinis Agrey dan meninggalkannya.Freya masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan seorang Agrey.

"Woi?! Setidaknya Lo terima nggak usah gitu juga!Freya makasih ya,ntar gua kasih Agrey biar dia minum."Raga ikut lari mengejar Agrey.

Freya hanya diam dan menatap mereka berdua yang telah meninggalkan Freya ditempat.
'Apa sih yang membuat Agrey senang.Kehadiran gue selalu salah di mata dia' Batin Freya sambil pergi meninggalkan sekolah,dia rela menunggu waktu istirahat latihan basket untuk sekedar satu botol air mineral dan hanya dibalas seperti itu.Dengan terpaksa Freya pulang dengan hati yang kesal.

"Bro!?Udah nih terima aja sih,Lo harusnya senang banyak yang sayang dan perhatian bukannya di jauhin gimana sih."Raga merangkul pundak Agrey.
"Satu,dua, tiga,empat..."Pak Yusuf telah berteriak dan membuat semua yang sedang beristirahat panik untuk kembali ke lapangan.Semuanya bingung karena merasa istirahat belum mencapai 20 menit.

"Oke!Bapak tahu istirahat belum mencapai 20 menit,tapi bapak minta maaf latihan hari ini kita sampai disini karena bapak ada urusan.Kalian malam ini tetap ke GOR untuk latihan,tidak ada alasan.Mengerti!?"Tegas pak Yusuf.

Anak basket hanya membalas mengerti dan mulai membubarkan diri.Semuanya sedikit senang sebenarnya,tapi perasaan itu ia simpan supaya pak Yusuf tidak tahu jika mereka senang.

"Bro gua ikut Lo balik dong,bareng."
Raga merangkul tas-nya.
"Oke."Ujar Agrey.Tadi pagi Agrey diantar supirnya karena kemarin ia menaiki Kopaja bersama bapak penjaga perpustakaan,namun ia tidak menceritakannya kepada Raga atau temannya,karena menurutnya itu hal yang memalukan.

Agrey segera mengendarai motor hitam itu dengan Raga dibelakangnya.Raga mulai memberi tahu arah jalan rumah Raga,selama ini Agrey tidak pernah sekalipun ke rumah Raga.

"Serius Lo tinggal disini?"Tanya Agrey.
"Iya memang kenapa?"Bingung Raga apa ia tak salah dengar.Ia memasuki perumahan elit yang sama dengan rumah Yeghsya tapi.Tapi bukan berarti rumah Yeghsya sebagus rumah tetangganya.Agrey tidak membalas pertanyaan Raga,ia tidak ingin Raga tahu jika rumah Yeghsya bertetangga dengan Raga.
"Oke makasih ya bro!Baik benar sahabat sejati gue."Ujar Raga.
"Geli gue Lo ngomong sahabat sejati,lagian sopir Lo kemana?"Tanya Agrey ingin tahu.
"Biasa disuruh mamah belanja jadi gak ada yang dirumah.Mau masuk dulu?Makan minum mumpung emak nggak ada,hehe."Seru Raga.
"Nggak usah deh,gua mau buru-buru.Gua balik dulu,Bye!"Teriak Agrey meninggalkan Raga.

Kini pikirannya bingung,apa ia akan mengunjungi rumah yang telah lama ia tak kunjungi.Apa ia akan mendatangi orang dengan kacamata tebal serta rambut yang selalu setia untuk diikat?,apa ia akan mengucap sebuah sapa kepada perempuan yang suka menaiki sepeda biru?

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang