14.Untuk Apa Kembali?

30 3 0
                                    

"Mbok berangkat dulu."Teriak Yeghsya segera mengayuh sepeda menuju sekolah,hari ini hari baru.Hari yang membuat seorang Yeghsya tersenyum lebar seraya bersenandung ria.Ingin tahu apa yang terjadi? Yeghsya sudah membaca buku itu,dan ada bagian didalam buku itu yang membuat mood Yeghsya seketika sangat senang tak teruraikan.

Dengan tenang Yeghsya masuk ke kelas yang masih sepi penghuni,jam saja masih menunjukkan pukul 6 pagi mana mungkin anak rajin layaknya Yeghsya ingin datang sepagi itu,yang ada datang paling telat teman-teman nya.Yeghsya hanya membuka tas dan kembali menyelami isi buku yang membuatnya tersenyum ria sejak tadi.Kalau di lihat memang kelihatan aneh senyum-senyum sendiri tidak jelas.

"Sya."Ujar Iren teman sekelasnya duduk dihadapannya.

Yeghsya hanya menoleh sambil menapakkan wajah seperti bertanya 'apa?'

"Kamu gak kenapa-kenapa 'kan?Kok senyum-senyum sendiri gitu?"Tanya Iren heran dengan teman satu kelasnya ini.

"Iya aku baik-baik saja.Hanya saja buku ini ada hal yang membuatku tertawa."Ujar Yeghsya menampilkan gigi rata-nya.

Iren yang merasa tak apa meninggalkan Yeghsya yang masih sibuk senyum dengan buku tebal dihadapannya,dengan langkah cepat ia meninggalkan teman satu kelasnya yang super aneh.

🍁

"Woii!"Teriak Raga mengagetkan Agrey yang sedang asyik bermain ponsel.

"Apa lu kambing?!"Seru Agrey yang tak suka diganggu dengan kegiatannya.Mereka sedang ada di kelas dan baru mereka berdua saja yang datang.

"Tadi si Yeghsya senyum-senyum sendiri pas gua ada di lapangan.Bocah nengok ke gua aja nggak.Itu anak kenapa dah?"Heran Raga bercerita seraya melihat permainan Agrey.

"Tau.Tanya aja sama dia.Dia kan emang aneh."Agrey mengedikkan bahunya acuh.Ia masih sibuk memainkan game di ponselnya hingga teman satunya ini diabaikan.

"Tumben amat Lo nggak peduli.Biasanya nomor satu kalau ngomong tentang Yeghsya."Sindir Raga.

"Berisik lu kambing."Ujar Agrey masih serius menatap game nya.

Karena Raga bingung ingin apa akhirnya ia meninggalkan kelas dan berlari menuju kantin,untuk segera mengisi perutnya yang sudah demo ingin diisi dengan makanan-makanan yang ada di sekolah.Datang rajin sudah bagus,tapi kalau belum sarapan kan percuma.

"Bu!Bubur ayam satu,sambal nya yang banyak!"Teriak Raga dari meja kantin yang masih terbilang sepi.Dengan sabar Raga menunggu semangkuk bubur yang tak kunjung dihidangkan.

"Bu!Mana?Saya sudah lapar nih."Teriak Raga lagi.Tidak ada jawaban ibu penjual bubur masih meracik bubur ayam nya supaya rasanya yang lezat dimakan,karena tidak sabar ibu tukang bubur ayam terburu-buru untuk sekedar mencampur bahan-bahannya.

"Nih."Ujar ibu tukan bubur ayam menghidangkan semangkuk bubur.

"Makasih ibu cantik."Ujar Raga lalu mengambil sendok dan melahap cepat makanan yang ada dihadapannya.
Setelah selesai ia meminum teh tawar gratisan yang didapat dari semangkuk bubur,dan segera membayar bubur ayam yang telah disantapnya.

"Bu, besok-besok yang ikhlas buat buburnya,tadi agak hambar rasanya.Hehe,makasih ya Bu."Ucap Raga lari meninggalkan Ibu tukang bubur takut diambil dengan centong bubur.

Brak!

"Ayam!Eh ayam!Nah kan ke tabrak,jalan hati-hati mbaknya."Ceplos Raga tertabrak orang dihadapannya yang sedang mengambil buku dan membenarkan kacamata tebalnya.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang