9.Freya

26 7 1
                                    

Heho!!
Vote dulu biar disayang😌

"Agrey!Kok kamu jam segini udah pulang?Nggak latihan basket ke GOR?"Tanya papah Agrey.

"Nggak pah,Agrey capek.Lagipula nanti hari Jum'at Agrey latihan kok."Ujarku menaruh tas tepat dibawah kakiku dan duduk disamping Papah.

"Gimana sekolahnya?Masih buat masalah?"Papah mulai mengintrogasi.

"Nggak, baik-baik aja."Singkatku dan meninggalkan papah,aku tahu dia mulai menanyaiku hal yang membuat risih dan tidak akan berhenti jika sudah memberikan siraman ceramah.

Aku berlalu dari ayah untung saja ayah tidak memarahi diriku.Lelah,adalah satu kata yang mampu mendefinisikan semua keadaanku sekarang.Karena sudah hampir larut malam aku segera membersihkan diri.

Setelah menikmati pancuran shower yang dingin aku menuju lantai bawah untuk ikut makan malam bersama, jarang-jarang ayah pulang sore,bahkan terkadang bisa-bisa aku tidak melihatnya seharian,entah karena ayah pergi terlalu pagi atau ayah pulang terlalu larut.

Namun nyatanya pada saat aku ke ruangan makan tidak ada satupun orang disana.Perasaan ada ayah,apa ayah masih di kamar? Entahlah.Aku membuka tudung saji yang berada diatas meja namun pada saat aku buka isinya tidak ada sama sekali.Bahkan sepiring nasi juga tidak ada.Bibi nggak masak apa?Ngapain digaji kalau nggak kerja?

"Bi!Bibi!"Teriakku menggema di seluruh rumah.

Bibi datang dengan wajah khawatir serta ketakutan.Dia tahu kalau aku sudah memanggilnya dengan nada amarah pasti paniknya bukan main.

"Iya ada apa toh?"Tanya Bibi.

"Makanan mana?Lapar nih!"Emosiku sudah mulai memuncak.

"Kata Bapak nggak usah masak,coba tanya ke bapak.Tapi kalo Agrey lapar mbok buatkan masakan."Bibi dengan sigap mengambil bahan-bahan dari kulkas.

"Eh...Nggak usah Bi, sebentar biar Agrey tanya,mungkin mau makan diluar."Aku meninggalkan Bibi dan melanjutkan langkahku ke kamar papah yang ada di lantai 2.

Ketukan keempat pintu kamar orangtuaku terbuka dan papah yang menyambut kedatanganku.
"Kamu pasti mau makan malam kan?Ya udah siap-siap kita makan di mall yang baru dibuka,pasti restorannya baru semua."Ujar papah menepuk bahuku dan kembali ke kamarnya dan menyiapkan diri.

Aku hanya mengangguk pasrah dan lekas ke kamarku untuk mengganti baju dan turun ke ruang tamu.

"Udah?Ayo!Bunda nyusul langsung ke sana.Bibi!Ayo Bi."Papah keluar rumah dan menuju mobil yang telah dikemudikan sopir papah.




Kami sudah berada di depan sebuah restoran bernuansa Korea,ini pasti kesukaan bunda,jujur aku orang yang netral apapun itu aku makan.

"Yang ini satu ya mas."Aku menunjukkan menu makanan yang ada didaftar menu diatas kepalaku,tepatnya Abura Udon Setelah membawa makanan kami masing-masing kita beranjak menuju tempat duduk yang berisikan 5 orang.Ya,disana sudah ada bunda yang memesan dan sampai lebih dulu,dan juga jangan lupakan Bi Wani dan sopir.Papah anggap semua pekerja adalah keluarga,mungkin pak security tidak diajak tapi papah selalu membungkus makanan untuknya.

"Udah lama bunda nggak ngerasa seperti ini,makan ramai-ramai.Kalo bunda makan-makan pasti selalu sama klien atau teman kerja bunda."Bunda tersenyum senang.

"Ya iyalah,bunda kan cuman sibuk sama pekerjaan gimana nggak kumpul terus sama temennya."Aku melahap mi ramen tanpa menatap bunda yang sudah kusindir.

"Agrey!"Bunda memukul meja, posisi bunda tepat berada di depanku.

"Itu nyata kan Bun?Bunda marah kalo mau tahu itu kenyatannya?"Tanyaku sambil menghirup kuah ramen.

TRAUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang