1

16.8K 708 9
                                    

Raka pov

"Gas ... bangunnnn cepetannn!" Aku menggoyang-goyangkan lengan Bagas. Namun sang pemilik terlihat santai dan menikmati goyangan pada lengannya sampai terlintas ide di kepalaku.

Aku bangun dari tempat tidur dan berbisik di telinganya. Ah, tidak, lebih tepatnya berteriak. "Kebakaraaannnn tolonnggggg kebakarannnn!" Kulihat Bagas langsung bangun dari tidurnya dan cepat cepat lari dari kamar. Aku yang melihat tingkah lucunya langsung tertawa terbahak-bahak.

"Anjir lo, ah tega amat sama teman sendiri." Bagas masuk ke kamar lagi sambil menguap.

"Lo nya aja kebo, dari tadi gue bangunin, udah kayak orang mati, tau gak. Udah cepetan sana mandi, udah telat nih!" ujarku sambil melihat kearah jam dinding.

Tak berapa lama kulihat Bagas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya dan tubuh serta rambut yang belum benar-benar kering sepenuhnya. Aku melemparkan handuk kecil kearahnya untuk mengeringkan rambutnya yang masih agak basah.

"Gue tunggu di bawah ya. Cepetan lo geraknya dari tadi nyokap gue udah siapin sarapan." Aku melangkah meninggalkan kamar.

"Selamat pagi tante," sapanya pada ibuku.

"Pagi gas. Sini biar tante ambilin nasinya." Ibu berdiri dan menyendok nasi goreng buatannya.

"Cepetan makannya,kita udah hampir telat nih!"

"Iya, sabar dikit ngapa, ini lagi makan juga. Entar kalo gue keselek mau lo tanggung jawab," jawabnya sambil menyendok nasi gorengnya.

Selesai makan kami langsung tancap gas kesekolah. Namun nasib sial menghampiri kami karena gerbang telah dikunci 10 menit yang lalu.

'sial' batinku.

Saat gerbang sudah di buka oleh pak satpam aku langsung melajukan motorku menuju parkiran, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pak satpam.

"Sudah berani sekarang ya, mentang mentang sudah mau lulus," ucap bu Beti galak sambil melotot ke arah kami berdua.

1

2

3

"Kenapa diam saja," berang Bu Beti dengan matanya yang masih melotot serta tangannya yang menggebrak meja.

'ini guru maunya apa sih. Ntar kalo dijawab katanya ngelawan, diam aja juga salah'

"Ya sudah kalian berdua bersihkan toilet saat pelajaran usai. Jika berani kabur maka siap siap saja hukumannya saya tambah," tegas Bu Beti dan kami hanya menganggukkan kepala.

*****

Pelajaran telah usai, seluruh siswa berdesak desakan ingin segera pulang untuk melepas rasa lelah seharian berada di sekolah. Namun berbeda dengan aku dan Bagas yang masih harus mengemban tugas yang Bu Beti berikan.

"Yuk ka," ucap Bagas menarik tanganku dan aku hanya mengikutinya tanpa banyak protes.

"Nih ambil." Bagas memberikan kain pel padaku sedangkan dia memegang sikat untuk membersihkan wc.

Aku mulai mengepel lantai toilet dengan ogah-ogahan.

'kenapa harus di pel segala sih. Toh besok juga kotor lagi' pikirku.

Aku melirik Bagas yang terlihat serius sekali menyikat wc. Kulihat keringatnya yang mulai turun dari pelipisnya membasahi pipinya.

'benar-benar pemandangan yang luar biasa' batinku.

Out Of ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang