18

2.7K 198 6
                                    

Author POV

Dua hari sudah Raka di rawat di rumah sakit, dan hanya Bagas yang setia menemaninya. Sesekali, teman sekelas ataupun adik kelas yang kebanyakan dari penggemar Raka maupun Bagas juga ikut menjenguk.

"Kak Raka, Kak Bagas, kapan kalian masuk sekolah?" tanya Maudy yang sekarang tengah duduk di sisi ranjang, menatap ke arah Raka dan Bagas bergantian.

"Udah kangen sama gue, ya?" Raka bertanya dengan cengiran di wajahnya.

Maudy mengangguk menanggapi, sedikit malu-malu.

"Ada kejutan yang menyenangkan kalau kalian masuk nanti." Maudy tersenyum miring ke arah Bagas yang masih tetap fokus pada ponselnya, tak menyadari jika sedang di perhatikan.

Raka menoleh ke arah Bagas. "Jadi ... kangennya sama gue atau sama Bagas, nih?" tanya Raka menyelidik.

"Mm ... sama kalian berdua. Audy udah gak sabar makan bareng kalian lagi. Boleh, 'kan?" Anak itu tersenyum manis ke arah Raka dan Bagas.

"Emangnya ada kejutan apaan?"

Bagas mengambil ponsel Raka yang tiba-tiba berbunyi, mengalihkan seluruh atensi mereka.

"Siapa?" tanya Raka, menaikkan alisnya.

"Nyokap lo, nih." Bagas menyodorkan ponsel itu kepada Raka.

"Hallo, Ma," sapa Raka pada sang mama di seberang telepon.

"...."

"Raka baik. Ada Bagas yang jagain setiap saat. Mama tenang aja," ucap Raka dengan santainya.

"...."

"Ya, udah, selesaiin dulu kerjaannya. Raka enjoy kok sama Bagas di sini."

"...."

"Iya, Ma. Mama kapan pulang?" tanya Raka, mengalihkan topik pembicaraan.

"...."

"Hm, ya, udah. Mama hati-hati di sana, jangan kepikiran sama Raka. Ada calon menantu Mama yang setia jagain Raka."

Ringisan terdengar ketika jitakan mengenai kening Raka. Siapa lagi pelakunya jika bukan Bagas yang kini tengah melotot ke arahnya.

"...."

"Ada dong. Mama gak tau aja selama ini Raka selalu di temani calon menantu Mama." Kekehan Raka terdengar.

"...."

"Ada, deh. Ntar kalo Mama udah balik baru Raka kenalin. Tapi, kayaknya Mama udah kenal."

"...."

Suara tawa Raka semakin menggelegar ketika mendengar penuturan sang Mama di seberang telepon.

"Ya, udah. Raka gak boleh ketawa kencang-kencang sama Bagas. Mama tau gak, di sini Bagas lagi melotot ke arah Raka. Matanya hampir keluar. Ih, ngerih tau."

Raka tertawa kembali ketika melihat mata Bagas yang semakin membola karenanya, disusul suara pukulan yang mengenai tangannya, membuat ia mengaduh.

"...."

"Iya, Ma. See you."

Beberapa detik setelahnya terdengar suara tawa Maudy yang tak dapat lagi ia tahan.

"M-maaf, Kak." Maudy menghentikan suara tawanya ketika mendapat tatapan tajam dari Bagas.

Kesal. Bagas berdiri dari duduknya dengan satu tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Ayo, gue anter pulang!" ajak Bagas pada Maudy.

"Yakin Kakak mau nganterin aku? Terus, Kak Raka gimana?" Maudy mengerjapkan matanya, menatap Bagas.

Out Of ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang