5

4.8K 326 2
                                    

Author pov

"Anjing!! Buka woi!!"

Sejak tadi Raka menggedor pintu dari dalam rumah. Tetapi dengan bodohnya ia tidak menelpon sang pemilik rumah.

Deru mesin mobil dari luar gerbang perlahan terdengar mendekat.

Bagas keluar dari mobilnya sambil menenteng paper bag sambil bersiul ria.

"Asu lo! Ninggalin gue di dalem sendirian. Malah di kunci lagi."

"Anjing eh anjing!" Bagas berjengit kaget ketika membuka pintu, disambut dengan kata-kata Raka yang tertuju kepadanya.

Mata hitam legam milik Bagas berkedip-kedip, belum kembali ke alam sadarnya, dengan mulut melongo.

"Lah lo ngapain disini? Trus lo kok bisa kekurung di dalem?" tanya Bagas, menggaruk kepalanya yang tak gatal setelah kembali ke alam sadarnya.

"Tadi ada maling mau masuk. Terus gue di kunciin di dalem," jawab Raka asal.

"Oh. Makasih dah. Untung ada lo, kalo gak rumah gue udah kemalingan pastinya," ucap Bagas berjalan menuju dapur mengambil air mineral di kulkas.

"Lah gue kira lo udah pulang," ucapnya lagi setelah menenggak air mineralnya.

"Gimana gue mau pulang. Orang gue di suruh jaga rumah, terus di kunciin di dalem sama pemilik rumah yang GAK TAU DIRI!," sindirnya dengan menekankan bagian 'gak tau diri' pada kalimatnya.

"Kampret! Lo mau gue tonjok hah?!"

"Bodo amat. Gue mau pulang, takut di kunciin lagi." Raka mengambil kunci motornya lalu menuju pintu utama.

"Gak nginep lo?"

"Ntar di kunciin lagi."

"Anjir nih anak, ngajak berantem." Bagas mengapit kepala Raka di lengannya.

"Bau ketek lo njir," ucap Raka berusaha melepaskan diri.

Bagas melepaskan apitannya. "Gue bawa sesuatu tuh buat lo." Bagas menunjuk dengan dagunya ke arah meja makan, paper bag yang di bawanya tadi.

Senyum Raka mengembangkan. "Gue kira lo lupa sama gue." Raka merangkul bahu Bagas menuju meja makan. "Yaudah gue nginep deh," ucapnya dengan senyum lebar di wajahnya.

Bagas berdecih, merotasikan bola matanya. "Tawaran udah gak berlaku," balasnya tanpa ekspresi.

"Dan gue gak perduli." Raka mengambil paper bagnya lalu bergegas menuju lantai dua, kamar Bagas.

"Jadi gimana acara jalan-jalannya sama PACAR TERCINTA lo?" Suara Raka pada Bagas yang sedang bersandar di daun pintu tanpa berniat masuk ke dalam kamar.

"Sampe lupa temen sendiri di kunciin di dalem rumah," lanjutnya.

"Sorry dah. Gue kan gak tau lo masih ada di dalem," ucapnya kalem.

"Gw capek nih." Bagas memijit tangannya sendiri, "tapi rasa kangen gue terobati dikit lah," lanjutnya dengan cengiran menghiasi wajahnya.

"Bucen."

"Jomblo iri," sindir Bagas.

"Siapa bilang gue jomblo. Kan ada lo," balasnya santai.

"Najis njir." Bagas melangkah kedalam kamarnya, duduk di sisi kasurnya.

"Udah mandi belum lo?" Bagas mendekatkan hidungnya ke arah Raka, ingin memastikan bahwa Raka sudah mandi.

"Gak usah modus. Bilang aja lo mau deket-deket--"

Bugh!

Satu pukulan keras mendarat di kepala Raka yang belum menyelesaikan ucapannya.

"Sakit njir. Gak kira-kira kalo mukul," adunya sambil mengelus kepalanya.

Bagas mengedikkan bahunya, menuju kamar mandi setelah sebelumnya mengambil handuk di gantungan khusus handuk.

"Lo mau mandi?" Raka mengikuti pergerakan Bagas.

"Mau tidur dong." Dia menunjukkan senyum di buat-buat.

"Yaudah gue ikut kalo gitu." Raka menuju kamar mandi.

Duagh!

"BAGAS SIALAN! AWAS AJA LO!!" teriak Raka sambil mengelus keningnya yang memerah.

"BODO AMAT GAK DENGER!"

**

Bagas berbaring di tempat tidurnya sambil mengelus keningnya. Raka benar-benar dendam padanya. Tadi, sewaktu Bagas keluar dari kamar mandi, Raka langsung menghantam kening Bagas, walaupun tidak sesakit yang di alami Raka. Tetapi tetap saja itu salah Raka. Salahkan dia yang seenaknya mau masuk ke kamar mandi dan mengganggu acara mandinya. Berakhir dengan keningnya yang mencium pintu kamar mandi.

Sekarang Raka tengah duduk di meja belajarnya, memainkan kursinya, bergoyang sana dan sini. Tingkahnya seperti anak kecil yang tidak bisa diam.

"Gas, gue laperr ...." keluhnya sambil memegang perutnya dengan ekspresi yang dibuat sesedih mungkin.

"Nih makan daging gue." Bagas menjulurkan tangannya.

Raka berdiri dari kursinya " sini, sini." Raka menarik tangan Bagas dan menggigitnya.

"ANJING ADA ZOMBIE." Bagas menarik tangannya yang di gigit Raka dan beringsut menjauhi Raka.

"Hua hmhng ngh hmh slurrpp. Aku laparr.." Raka menjulurkan lidahnya dengan ekspresi yang dibuat seperti film yang pernah di tontonnya.

Bugh

Bugh

Bagas memukul Raka dengan bantal kemudian mencekik leher. "GAK USAH NAKUTIN LU, ANJIR!"

"WOI GAK BISA NAPAS, KAMPRET." Raka menahan tangan Bagas yang mencekiknya dengan brutal.

'terus Bagas. Iya terus' kira-kira seperti itulah bisikan di telinga Bagas.

Bagas melepaskan cekikannya. Kemudian duduk di tepi ranjang menjauhi Raka. "Bukan salah gue ya"

"Iya bukan salah lo. Salah si kampret emang."

"Bodo amat gak denger." Bagas meraih bantalnya kemudian naik ke atas kasur untuk bergegas tidur.

-----------------------------------------
Vote dan komen ya hhe

Out Of ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang