"Hyung tak apa?"Suara berat itu terdengar, menyapa rungu Minho yang sedari tadi hanya melamun. Menatap nanar ke luar jendela mobil tanpa mau menjelaskan sedikitpun mengapa ia memilih diam membisu sejak pemilik mobil bernama Lee Felix ini mempersilahkan Minho masuk.
Felix tidak mengerti, ini sudah ke tiga kalinya ia menanyakan kalimat yang persis sama. Tapi hasilnya, nihil. Pemuda bersurai legam yang duduk di sampingnya ini sama sekali tak mau untuk sekedar membuka suaranya.
Khawatir, tentu saja. Minho yang diam adalah kekhawatiran terbesar Felix. Karena itu artinya, Minho sedang tidak baik baik saja.
"Hyung, "
Panggilnya lagi. Tapi hasilnya sama, pemuda mirip kucing itu begitu betah menatap pemandangan luar jendela yang hanya itu itu saja.
Ini sudah 30 menit dan Minho masih bertahan dengan lamunannya.
Felix tidak tahan, Minho harus bercerita padanya. Atau setidaknya memeluknya sembari menangis seperti satu bulan lalu saat ia bercerita tentang sahabatnya dulu yang melupakannya. Lebih baik begitu daripada berdiam seperti ini.
Oleh karena itulah Felix menepikan mobilnya di depan sebuah butik yang sudah tutup.
Hhhh
Felix menghela nafas dengan berat. Lihat, Minho masih saja melamun dan ia tidak suka.
"Hyung, jangan seperti ini. Kau kenapa? "
Tanyanya memecah keheningan. Mendekati hyung tersayangnya dan menggenggam jari jari Minho yang terbilang mungil.
"Aku tidak apa apa Lee Felix"
Lee Felix. Ah, Minho bahkan sudah memanggil pemuda bersurai pirang itu dengan nama lengkapnya. Jangan lupa juga dengan gerakannya untuk melepaskan genggaman tangan Felix pada tangannya.
Felix tidak bisa seperti ini. Ia benar benar tidak tahan jika Minho begini.
"HYUNG! "
Dan dengan itu Lee Felix memilih membentak Minho-nya. Mau tak mau berhasil membuat Minho tersentak untuk beberapa saat dan kemudian menatap Felix dengan begitu sayu.
"Aku tidak suka hyung seperti ini, hyung tau sendiri. Jika terjadi sesuatu ceritakan padaku hyung. Atau setidaknya bersandar padaku. Aku selalu mengatakan aku ada di sini, bersama hyung. Kalau hyung butuh sandaran, bahuku selalu ada untuk hyung sandari. Kalau hyung butuh pelukan, hyung punya aku untuk memelukmu. Aku mohon jangan seperti ini"
Ujar Felix menatap Minho sedalam mungkin. Ia sudah berkali kali mengatakan bahwa ia tidak suka Minho seperti ini kan?
Ayolah, Minho tidak sendirian di sini. Ia, Lee Felix, Lee Yongbok atau apalah kalian ingin menyebut nya apa. Pemuda itu ada di sini juga, bersama Minho.
Dia siap di jadikan sandaran. Dia selalu ada jika Minho butuh pelukan. Dia bersedia mendengarkan jika Minho ingin bercerita. Dia sudah sepercaya dan sesayang itu kepada pemuda yang lebih tua darinya 2 tahun itu. Sungguh
Hhhh
Ia menghela nafas lagi, terlalu kalut ketika mendapati Minho yang lagi lagi hanya memilih diam, terlalu kecewa mendapati Minho yang masih memilih menunduk tanpa mau membuk suara.
"Hyu-"
Ucapnya terpotong, kala menyadari Minho menubrukkan tubuh mungilnya ke arah Felix untuk memeluk tubuh pemuda Aussie itu dan mau tak mau membuat Felix berjengit kaget dan tak melakukan apa-apa setelahnya.
"Biarkan seperti ini, sebentar saja"
Felix tentu saja menuruti perkataan pemuda yang sama sama bermarga Lee itu. Memilih diam tanpa bertanya sedikitpun. Membiarkan hyung tersayangnya itu menyamankan diri dalam dekapannya. Tangannya dengan pelan menepuk nepuk kecil punggung Minho berniat untuk menenangkan Minho yang sekarang tengah menangis.
Ia tahu itu, Minho menangis. Walaupun lirih, tapi Felix tahu itu. Terbukti dengan bajunya yang terasa basah, apalagi jika itu bukan di sebabkan oleh isakan Minho yang berusaha untuk tidak terdengar.
"Aku di sini hyung, aku disini"
Balas Felix menenangkan masih membiarkan Minho betah dalam peluknya.
---
"ini?"
"Yep,pasar malam"
Jawab Felix cepat,memberi tahu Minho yang sebenarny sudah tahu.
"Tck.Aku tahu Lix,maksudku kenapa kau membawaku ke tempat ini daripada pulang?"
Ujar Minho sebal.Ya bagaimana tidak sebal,sudah membawa Minho ke sembarang tempat tanpa izin,sekarang malah pemuda ber frekles itu dengan seenak jidat memotong ucapannya tanpa permisi.Catat!Lee Minho lebih tua 2 tahun dari Lee Felix!
"Ayolah,ini malam minggu hyung,saatnya bersenang senang.Jangan malah menangis bombay seperti tadi"
Sudah di jelaskan di Chapter sebelumnya kan kalau Si Tuan Muda Felix ini begitu jahil?buktinya sekarang ia malah meledek Minho sambil menambahkan sedikit kekehan kecil dan gerakan pura-pura menangis sesaat setelah mengucapkan kalimat tadi,menirukan Minho niatnya.
"Aku tidak seperti itu ya!suka sekali melebih lebihkan!"
Felix tertawa kencang,saking kencangnya sampai membuat pengunjung pasar malam yang tepat berada di belakang Felix beringsut kaget dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan tatapan heran.Merasa aneh akan kelakuan Felix,mungkin.Tapi,pemuda itu sungguh tidak peduli,ia masih betah menertawakan sekaligus meledek Minho yang mau tak mau ikut tertawa dengan lepas tanpa sadar.
Felix itu menyebalkan,tapi Minho suka.Eh?
Buru buru pemuda manis itu buru-buru menepis pikiran anehnya.Ada ada saja Lee Minho,apa yang kau pikirkan bodoh.
"Sudah sudah.Daripada tetap di sini ayo kita mainin game.Kau yang membawaku ke sini,jadi kau yang traktir kan?"
Tak mau semakin hanyut dalam pikiran konyolnya.Akhirnya Minho menyeret lengan si Aussie tanpa permisi,membuat Felix menyuarakan protes dari belakang sana.
Minho?oh tentu saja tidak peduli.Yang penting main game,hehe.
Setidaknya,itu bisa membuat Minho lupa akan masalahnya kan?
Mari kita berterimakasih pada Lee Felix yang rela mengajak Minho ke tempat ini dan membiarkan kupingnya akan panas karena dosennya besok.Ya,Lee Felix memilih mengembalikan mood Minho daripada mengerjakan tugasnya yang sudah di kejar deadline.
Yang penting Kak Minho bahagia,kata Felix.
BUCIN-!
---
Chapter 3
끝So,lega banget aku chapter ini udah selesai.Sekolah libur tapi you know tugasku di sekolah numpuk.Tapi aku bela belain nerusin book ini karena aku udah netapin kayaknya book ini bakalan update setiap malam minggu buat nemenin kalian para jomblo nolep di luar sana (satu minggu sekali) kalo aku lagi sibuk dan males nulis atau mungkin aku bisa kasih bonus di hari lain kalo aku lagi lenggang,nolep atau rajin nulis.Sebenernya chap ini mau aku publish jam 9malem tadi tapi tetiba kuotaku abis,wkwk.Jadi baru aku publish sekarang pake hotspot temen,wkwk(2)
Mau curhat dikit sebenernya aku ngakak pas nulis jari Minho yang terbilang mungil.Sebetulnya gak lucu cuman yang megang ini Felix lho-!Si tiny hands kalo kata aiyen-!Wkwk(3) udah itu aja.Moment Banginho belum ada ya,kayanya mereka bakal ketemu kalo konflik doang si hehe.
Selamat membaca dan jangan lupa voment-nya~follow juga boleh dong,wkwk(4)
Salam Cinta dari Bucin Koko Guanlin,Mas Lino sama Kak Yoshinori💕
Minggu,22 Maret 2020
#Ly

KAMU SEDANG MEMBACA
HI ! { BANGINHO }
Hayran KurguMinho tidak pernah menyangka, bahwa dilupakan akan terasa semenyakitkan ini. ──────────────────────────────────── Start : 8 Maret 2020 End : - Status : On Hold ©Ly070703 Cover by : @Syncrafeas_ne