✰ empat

1.5K 358 65
                                    


"dadah, lia! hati hati pulangnya!"

satu per satu temannya mulai pulang. seperti biasa, lia selalu pulang paling akhir dan harus menunggu langit gelap atau mahasiswa/i lain akan tau kemana arah jalan rumah lia.

lia menyipitkan matanya begitu cahaya yang sangat terang hampir menusuk matanya. ada sebuah mobil yang masuk ke halaman depan dan berhenti di pintu utama kampus didepan lia berdiri tanpa mematikan lampu mobil.

dia pun berpindah ke tempat yang gelap dan kembali fokus pada ponselnya. tapi gak lama kemudian orang itu keluar dari mobilnya dan senyum lia langsung merekah.

"nunggu siapa?"

"oh, gak nungguin siapa siapa kok. pasti mau jemput siyeon ya?"

"enggak, mau jemput anak anak katanya hari ini pada mau maen ke rumah gue." jawabnya sambil senyum, itu jeno.

lia mangut mangut. "yang tadi nonton pas lo tanding ya? bukannya pada pergi ya sebelum acaranya selesai? dan mungkin aja sekarang mereka udah gak ada di kampus?"

"oh ya? pasti mereka udah ke rumah duluan." pikir jeno. "mau gue anter pulang gak?"

"gapapa emang?"

"ya elah kayak ke siapa aja dah."

lia ketawa. "boleh deh. tapi gue mau ke suatu tempat dulu, lo mau nganterin gak?"

"sure."

kemudian jeno membukakan pintu untuk lia dan pergi dari kampus. lia menunjukkan arah pada jeno ke tempat yang ingin lia kunjungin lebih dulu sebelum pulang.

"ini kemana deh? kok sepi?"

"bentar lagi nyampe kok, tinggal belok kanan aja abis ada jembatan." tunjuk lia. lalu tangan jeno terulur untuk mematikan radio.

"ini tempatnya?"

"iya, tunggu ya gak lama kok. apa mau ikut?" tawar lia.

"e-enggak, gue disini aja."

lia keluar dari mobil, melewati pohon bambu, setelah itu gak terlihat lagi sama jeno. lia mau kemana sih malem malem gini, batin jeno.

karena rasa penasarannya sangat besar, jeno keluar mobil dan mengikuti kemana lia pergi. kemudian cowok itu sembunyi di balik pohon bambu dan menemukan lia tengah bersila di sebelah gundukan tanah.

mungkin lia lagi ziarah ke makam seseorang, jeno berpikir positif.

"hah?"

jeno membulatkan matanya ketika cewek itu meraih sekop, dan mulai menggali gundukan tanah itu. jantung jeno berdegup lebih cepat.

dan dengan secepat kilat jeno melangkahkan kaki dari tempat itu setelah lia membuka peti mati dan mengambil tangan mayat itu.

not playgirl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang