Pov Daniel
Aku saat ini sudah di dalam mobilku dan saat ini aku ingin menuju ke kantorku saja. Karena memang ada berkas yang kuperlukan dimana asistenku sudah menyiapkan di meja. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.36 malam. Tapi aku masih ingin untuk bekerja. Malas untuk diam diapartemen dan berakhir akan menyakitinya lagi.
Dan ketika sudah tiba di kantor ada beberapa petugas lobby yang memang mengenalku dan ku berikan kunci mobilku sesat setelah tiba. Saat ini aku berada di lift dan seperti yang kusangka asistenku Jemmy masih ada dikantor seperti biasa pasti dia lembur.
"Hai Jemm, kenapa kau belum pulang?""Hai bro, tumben kesini. Ada apa?" Tanya masih bingung karena melihatku.
"Iya aku mungkin besok tidak sempat datang kesini Jemm, jadi ya ku putuskan untuk kesini."
"Hmm...Pasti ada sesuatu kn?" Selidiknya lagi.
"Tidak ada, yasudah aku masuk dulu kalau kau ingin pulang, aku tak apa ditinggalkan" kataku sambil tersenyum dan berlalu.
Dan perlu kalian ketahui Jemmy ini adalah teman akrabku saat di HS makanya kami sudah terlihat seperti teman bukan atasan atau bawahan. Dia adalah satu orang kepercayaanku. Dan kebetulan perusahaanku ini memang masih dalam pengawasanku walau terkadang aku merasa kelelahan harus membagi waktu, tapi aku menyukai semu aktivitasku.
Dan Dadd pun sudah mempercayai setegah dari usaha untuk aku ambil alih. Sebagai anak paling besar aku harus bertanggung jawab dan memang aku workaholic jadi aku merasa tidak ada kendala. Bahkan sampai dengan saat ini bisa kulihat sangking senang nya aku bekerja aku sudah tak ingat waktu. Dan kurasa di luar hujan turun deras, aku bisa memandang kondisi diluar dari balik kaca ruanganku. Dan kulirik jam sudah menunjukkan pukul 01.17 malam.
Apa Angel sudah tidur mungkin?
Kuputuskan untuk kelur ruangan dan bisa kulihat Jemm masih di depan dan kuajak saja diapun untuk pulang. Karena aku tahu besokpun diakan kembali bekerja. Sungguh maniak sekali dengan bekerja, itulah keuntungannya apabila saat ini dia masih single fokusnya hanya bekerja saja.Setelah di lobby bassement aku pun langsung masuk ke dalam mobil dan menuju kembali ke apartemen. Sebenarnya aku tak ingin pulang tapi tidak mungkin aku terus menerus menghindar. Apalagi saat ini amarahku pun sudah reda. Aku mencoba untuk memahami antara diriku dan Angel. Aku tak boleh sebenarnya terus menerus menyakitinya, tapi akdang keadaan mendukung sehingga aku selalu bisa terlihat melukainya.
Kubuka pintu apartemen dan pintu kamar kami, kulihat Angel sudah tidur tapi seperti gelisah. Kubersihian diriku di toilet, kemudian aku pergi bergegas kembali ke kasur king size kami. Aku mulai menutup mataku dan baru saja ingin terpenjam sambil mempungunggi Angel, tapi sebelum aku masuk dalam mimpiku petir bersuara kuat sekali dan kurasakan ada yang memelukku.
"Aku takut Daniel" kata nya seperti suaranya bergetar pasti dia sudah menanggis dari tadi. Karena suaranya serak dan wajahnya yang berair sudah kurasakan dipungungku. Tapi aku tetap saja diam tidak ingin menanggapinya. Aku sungguh masih merasa malas untuk saat ini. Dan pelukannya tak menggendur, ingin sekali aku memeluknya tapi kutahan.
"Daniel, aku takut. Kalau kau tak mau peduli aku akan pulang ke rumah Daddy." Pernyataannya kali ini membuatku sedikit terusik.
"Kau ingin pulang? Pulang saja sekarang dan jangan kembali" tapi posisiku tak berubah aku menahan amarahku sedangkan dia masih dengan mode memelukku mungkin dia kaget dengan responku.
"Kau benar-benar tak peduli?" tanyanya seperi tak percaya.
"Aku lelah" jawabku seadannya, tapi memang diluar petir semakin kuat bersuara.
"Daniel kau tidak cinta lagi denganku? Kau biarkan aku pulang ditengah hujan. Nanti pasti Daddy akan memarahimu Hiks...hiks...hiks.." dia masih dengan posisi nya memelukku erat sambil terus menanggis. Sebenarnya aku sedih melihatnya, tapi aku pun kesal dengan tingkahnya yang selalu memancingku.
Tak lama dia bersuara lagi, tapi suaranyanya kali ini lebih pelan.
"Daniel peluk aku, aku takut. Tadi aku marah karena aku tak mau kau sakit hanya karna rokok. Dan aku tak suka dengan baunya. Kau harus belajar juga tau apa yang tidak kusuka."Aku merasakan sedih melihat dia begitu memikirkan kesehatanku, sedangkan aku malah tak mempedulikan itu bahkan dari tadi menggabaikannya. Otakku dan hatikku menggatakan bahwa aku harus menggalah dan aku berbalik menghadapnya, kuhapus air matanya kemudian ku peluk dia. Posisi nya dia sudah tak sekeras tadi menaggis karena saat ini sudah kuhapusi pungungnya dan rambutnya dengan pelan sehingga dia sudah mulai tenang.
"Maafkan aku" kataku pelan dan dia hanya mengganggukkan kepala.
"Apa aku diusir?" Katanya pelan.
"Ini apartemenmu juga Angel, jadi tidak mungkin aku menggusir sang nyonya" kataku sambil merasakan dia mulai tersenyum.
"Aku tak mau ditinggalkan lagi. Tadi dari mana?" lirihnya sambil tetap memelukku dan memandanggi wajahku dengan posisi wajahnya menonggak keatas.
"Tadi aku dari kantor, ada pekerjaan yang harus ku selesaikan mengingat aku belakangan sibuk di Rs. Perihal rokok besok akan kubersihkan semua daerah tempat tinggal dan kantor dan aku akan mulai menghentikan mengkonsumsi itu semua. Asal kau harus berjanji, jika aku mengginginkannya maka harus menggalihkan yang ku inginkan dengan memberikan yang lain, bagimana?"
"Apa maksudmu?"jawabnya bingung.
"Aku mau ini" kataku pelan sambil memeras gunung kembarnya. Dia terkaget sambil memasukkan kepalanya didalam dadaku sambil kurasakan dia seperti kegelian tapi menahan malu dan kantuk mungkin. Namun karena aku memang tahu dia sudah lelah kembali saja ku tepuk punggung nya agar bisa terlelap kembali.
Angel....Angel.... rasa apa yang sedang kau tabur ini?
Hai.. semonga suka sama cerita MPD nya ya. Semonga kedepannya makin rajin up doin ya. 💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posessive Docter (21+)
Romance"Aku tak pernah berfikir akan bertemu dengan seorang lelaki seperti dia. Dimana dia amat sangat menggaturku bahkan melebihi dari seorang bodyguard" Angel Angel adalah seorang dokter koas yang dimana saat ini sedang menjalani masa koasnya di sebuah...