Cap 17 - Ternyata Dia

15.4K 527 4
                                    

Pov Angel

Tidak ada yang lebih sakit dari pada kau tak pernah dihargai, begitulah saat ini yang sedang aku rasakan. Aku ingin sekali pergi darinya, ya dari Daniel. Tapi aku takut untuk semua ancamannya. Saat ini aku terbangun pukul 3 pagi tapi aku tak melihat dia di sampingku. Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan jalangnya. Mungkin? Hahaha aku tertawa sendiri, menertawakan diriku yang sedikit meringgis dan cemburu membayangkannya.

Aku mendengar suara pintu kamar terbuka, dan saat ini posisi ku meringkuk diatas kasur king size nya dengan keadaan telanjang dan aku masih terdiam tak bergerak saat Daniel mulai naik ke kasur, dan bisa kurasakan dia seperti melepaskan baju atsannya dimemelukku erat padahal posisi ku sedang membelakangginya.

Dan tiba-tiba dia berkata,
"Aku sanggat mencintaimu Love dan maaf selalu menyakitimu, karena aku tak pernah tau bagaimana cara menggungkapkan rasaku" Aku masih diam walau kusadari wajahnya sudah masuk ke tengkuk ku.

"Aku tau kau pasti akan semakin takut denganku, aku sedih dan bingung Angel" kata-katanya begitu lembut berbeda sekali saat dia marah-marah denganku. Tapi bisa kurasakan sepertinya dia menanggis saat ini karena aku merasakan ada air mata pundak ku. Dan secuil hatiku merasakan ikut sakit dan sedih, padahal aku yang selalu disakitinya.

Tadinya posisi mataku terbuka namun karena aku sedih akupun ikut menaggis tanpa bersuara dan menutup mataku. Mengapa aku selalu lemah dengannya? Apakah ini namanya cinta, yang selalu memaafkan?

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Aku saat ini sedang siap-siap di meja riasku dengan pakaianku yang sudah rapi dan sudah membuatkan sarapan untuk Daniel. Mulai hari ini aku harus belajar menggikuti apa mau nya Daniel. Saat ini Daniel sedang mandi, namun tadi aku merasakan dia sedikit berbeda. Dari tadi pagi dia hanya diam saja, belum ada berbicara apa pun denganku.

Dan begitu sudah sampai di meja makan aku sudah siap-siapkan meja makan dan piring dan menu yang akan kami makan. Dan saat ini Daniel sudah di meja makan duduk tepat di sampingku, dan aku seperti biasa sudah menyediakan sandwich susu dan teh di meja makan, kebiasaan Daniel adalah sangat suka minum teh di pagi hari atau susu itu adalah pilihan minumannya.

"Kau hari ini tak akan pergi kemana-mana" hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Aku terdiam namun menjadi lesu seketika,
Padahal pagi ini aku sudah sanggat semanggat untuk bekerja.
"Aku hanya tinggal kurang dari 1 bulan menjalani masa koas dan test ku" kataku pelan.

"Kau tak suka mendenggarkanku? hardiknya yang membuatku lemas.
"Kau tak ingin kuatur?" dia mulai menatapku dengan tajam, aku sanggat takut kali ini.

Entahlah terserahlah bagaimana untuk cita-citaku dan pekerjaanku, seperti nya aku salah menggangap sepele kemarahannya perihal aku yang masih saja menjadi model. Dengan pasrah dan ingin segera berakhir pertengkaran ini, aku hanya menjawab,
"Iya Daniel aku diapartemen saja."

"Tempatmu memang hanya disini saja, karena kalau kau sampai keluar bisa-bisa kau menjadi jalang yang tak tau aturan. Lagi bila kita menikah takkan ku biarkan kau bekerja, dan saat ku tinggalkan nanti kau tak boleh keluar atau mencoba untuk kabur." membuat otakku kembali pening.

"Kalau sampai kau kuketahui mencoba kabur, dengar Angel aku ini hanya seorang monster dan aku takkan pernah mencoba bersabar berulang kali dan membuatku murka." tegasnya membuatku terdiam.

"Dan diluar akan ada beberapa orangku yang bertugas menjagamu agar tak bisa lari." lugasnya dengan suara mengintimidasi dan tak lama dia meminum tehnya sambil meninggalkanku di meja makan.

My Posessive Docter (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang