INGKAR - END

Kartu Nama

"Gimana naskah buat nanti wawancara udah siap?" Dengan malas Varaya melirik seseorang yang sedang menghadang jalannya, ia mengangguk malas sambil mengaduk adukan kopinya.

Begini lah pekerjaan Varaya yang telah berlangsung selama 2 tahun. Setiap hari menulis naskah lalu begadang di kejar deadline sungguh tak ada perubahan, masih sama saja seperti ia kuliah.

Dulu ia bermimpi menjadi seorang desainer terkenal tapi karena bakat menulisnya lebih menonjol, ia putuskan untuk berhenti menggambar dan fokus dengan bidangnya sekarang.
"Nya, gue pulang duluan ya" Anya dan semua karyawan disana membalas lambayan tangan Vara. Vara, kebangakan orang memanggilnya dengan nama itu, tak banyak yang tahu kisah tentang varaya kecil. Mereka hanya tahu Vara lahir di keluarga yang tidak terlalu mewah dan juga tidak terlalu misin. Tapi setelah kuliah dan bekerja ia memutuskan untuk tinggal di apartemen yang ayahnya telah siapkan.

Bugg, seorang laki laki bertubuh kekar menabrak tak sengaja varaya. Varaya sudah ingin mengumpat lelaki itu tapi ia urungkan karena ia tak mau cari ribut. Mereka berdiri dan lelaki tersebut meminta maaf dan mereka pergi ke tujuan maisng masing. Walaupun mata varaya malas untuk bermaafan dengannya.

20.00 wib
"Varaya Andiana" disebrang sana seorang laki laki memandang sebuah kartu nama berwarna pink bertuliskan nama perempuan yang baru saja ia tabrak tadi siang.
Cantik. Satu kata lolos dengan begitu saja di hatinya, ia langsung sadar dan kaget dengan ucapannya barusan.
Sudah lama ia tak memikirkan seorang perempuan, sejak kejadian beberapa tahun lalu yang menggoreskan luka di hatinya.
Apakah ia akan membuka hatinya untuk Varaya? Seorang gadis ceria yang tak pernah menunjukan kesedihannya pada siapapun. Sehingga semua orang menyangka hati Varaya terbuat dari batu yang tak akan mudah hancur, padahal ia sama dengan perempuan lain, mudah menangis.

Next part:)) baru segini yaa. Happy reading semua:)