Seminggu setelah kejadian falano yang menemui Anara, mereka jadi lebih sering bertemu, Falano sudah lama merindukan momen dengan cinta pertamanya. Ia bahkan tak peduli bagaimana rasa sakitnya dulu saat Anara meninggalkannya. Kejadian masa lalu itu membuat Falano mengucilkan diri pada dunia, tapi sekarang senyumnya mengembang karena Anara.
Padahal Anara sudah menikah dan hubungan ia dengan suaminyapun sangat baik, memang sifat serakah manusia terlihat jelas disini. Varaya, gadis yang seminggu ini uring uringan karena Falano sama sekali tak mengabarinya, bahkan membaca pesannya pun tidak. Terselip keraguan diantara hati vara sekarang.
Vara terus memikirkan falano, hingga ia memutuskan besok akan menemui Falano di jam makan siang.
Pagi ini senyuman terus menghiasi wajah cantik varaya, ia menyapa semua rekan kerjanya dengan senang hati. Disebrang sana Anya heran melihat Vara pasti ada sesuatu hingga vara terlihat begitu senang, jangan jangan vara sudah mau melepas status jonesnya. Dengan sangat hati hati Anya menghampiri vara yang sedang membuat secangkir kopi dan mengagetkannya "woyyyy, bahagia amat si mbak nya. Dapet kompensasi atau udah ada tanda tanda mau otw pelaminan nih" vara melirik sinis pada Anya, ia memukulkan sendok yang telah ia gunakan untuk mengaduk kopi ke rambut Anya. "Lo gila var, rambut gue jadi kotor!" Vara berjalan tak berdosa sambil menyenandungkan lagu, Masalah Anya bodo amat. Vara melihat wajah Anya yang ketus lalu ia tertawa terbahak bahak.
12.00 wib
Akhirnya jam makan siang, gumam hati vara. Ia membawa 3 susun bekal yang telah ia siapkan untuk dirinya dan falano.
Vara berjalan ke kantor falano dan menunggu Falano di depan ruangannya.Ruangan Falano
Anaraaa🖤
Ano, kamu kesini bisa? Shiha nangis dari tadi pengen ketemu kamu.Bagaimana mungkin Falano bisa menolak Anara, sejauh apapun hatinya melangkah hanya Anara yang ia cintai. Bahkan ia perlahan telah melupakan varaya, seseorang yang ia buat jatuh cinta sendirian. Ketika Falano akan membalas chat Anara ia melihat vara mengirim pesan padanya. Sudah lama ia tak mengabari Vara, tapi vara tetap mengirimnya pesan entah menanyakan makan atau yang lainnya.
Varayaa🤪
Ka, aku didepan ruangan kaka nih. Mau ngajakin makan bareng, vara udah bawa bekel loh. Dan kaka tau, vara sendiri yang masak!Kebingungan terus berputar di kepala falano, ia memutuskan keluar menemui Vara. "Var maaf aku harus buru buru, nanti makan siang bareng nya ya kapan kapan". Ada secangkir perasaan kecewa pada sikap Falano, ia bukan seperti Falano yang dulu ia kenal. "Tapi kaa, vara udah masak ini" vara mencoba menahan air mata di pelupuk matanya agar tak jatuh. "Bye varaa" falano terus berlari seperti orang yang kesetanan.
Vara kembali duduk dan melihat 3 susun kotak nasi yang ia siapkan dari pagi buta, ia mencoba memasak apa yang falano rasa suka, tak peduli begitu banyak luka di tangannya dan berapa banyak cipratan minyak yang mengenai kulit varaya. Ia tersenyum lalu pergi meninggalkan kantor. Saat ia melangkah ada seorang lelaki yang menghampirinya, ia duduk bersebelahan dengan Vara.
Lelai tersebut mengajak Varaya berkenalan "hey, kamu dari Megazine Corp yaa?" Vara tersenyum dan menyambut uluran tangan Kevan. "Iyaa, eh saya Varaya" kevan tersenyum melihat vara "jangan terlalu formal, aku disini karyawan biasa juga ko. Kenalin aku kevan" mereka tersenyum lalu kevan melihat jari telunjuk vara yang diperban dan ia tak segan menanyakan kenapa bisa terluka, vara menjawab ia latihan masak. Tawa pun menghiasi wajah mereka. Kevan tak segan segan meminta bekal pada Vara karena ia sempat mendengar percakapan vara dan falano, ia mencoba membuat Vara tersenyum karena penolakan falano. Dan kevan sudah tahu falano terburu buru meninggalkan vara karena akan menemui Nara.
Vara mengangguk dan memutuskan untuk makan dengan Kevan di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
INGKAR - END
Teen FictionLuna Kalau Senja Merah Luka -Sal Pribadi Akhir tanpa awal</3