09. Mimpi Buruk

5.7K 240 13
                                    

Sudah berhari-hari mereka berada di Emperor Cruise, tetapi tak sekali pun Sandra melihat Alex tertidur, atau bisa jadi dia yang tidak menyadarinya.

Pagi hari saat Sandra terbangun, dia selalu menemukan Alex sedang menyendiri di balkon, entah berdiri di tepian kapal ataupun duduk santai di kursi kayunya sambil meminum secangkir kopi. Alex menurut saja ketika Sandra meminta ditemani saat ingin keluar kamar, terutama saat harus ke restoran, juga ketika mengikuti schedule untuk berbagai macam hiburan yang diadakan. Setelahnya, pria itu akan kembali menyibukkan diri di depan laptop dan tak memedulikan Sandra lagi, terus begitu sampai larut malam.

Sandra baru ingat, waktu itu Albert pernah mengatakan kalau Alex memang sering mengalami gangguan tidur. Meski sudah tahu, tetap saja membuat Sandra dilanda kekhawatiran, bagaimana kalau pria itu sampai jatuh sakit? Atau ... jangan-jangan Alex sengaja menghindar karena tidak ingin satu ranjang dengannya, akan tetapi, bukankah ada dua ruang kamar di sini? Kenapa Alex tidak tidur di kamar satunya saja?

Malam sudah larut. Sandra beringsut duduk setelah sempat tidur selama beberapa jam, mendapati Alex sedang berbaring di sofa panjang sambil membaca sebuah buku. Cukup lama memperhatikan, buku itu tiba-tiba terlepas dari genggaman Alex dan jatuh menumbuk lantai menciptakan bunyian yang cukup keras. Alex terkejut, matanya kembali terbuka tepat saat Sandra melangkah menghampirinya.

“Alex ....” Sandra sudah berdiri di sisi sofa, lalu mengambil buku yang terjatuh itu dan meletakkannya di atas meja.

“Hm?” Wajah Alex tampak lelah.

“Jangan terus menyiksa dirimu. Tidurlah.” Sandra bicara dengan nada lembut.

“Aku tidak mengantuk.” Alex justru membantah dan kembali duduk.

“Mau sampai kapan? Aku akan pindah ke kamar sebelah kalau kau tidak mau tidur denganku.”

“Tidak perlu, lanjutkan saja tidurmu. Aku sudah banyak minum kopi tadi.”

Sandra mencegah tangan Alex yang hendak kembali membuka laptopnya. “Alex! Tolong dengarkan aku sekali ini saja.”

Alex mengangkat pandangan. Sandra terenyuh ketika bertemu pandang dengan kedua mata sayu itu.

“Istirahatlah.” Kali ini Sandra lebih memelankan suara.

“Iya, baiklah.”

Pada akhirnya Alex setuju untuk tidur di atas ranjang. Dia bahkan tidak mengusir Sandra, membiarkan wanita itu berbaring di sebelahnya.

Sandra tersenyum samar tanpa sepengetahuan Alex. Sungguh tidak diduga, padahal semula dia mengira akan sangat sulit untuk membujuk pria itu. Sandra merasa ada sesuatu yang berbeda ketika berada satu ranjang dengan Alex saat ini.

“Apakah aku tidak mengganggumu?” Alex bertanya.

“Kenapa? Kerjaanmu memang selalu menggangguku, kan?”

“Oh, benarkah? Kalau begitu, aku minta maaf,” kata Alex menyesal.

“Sudahlah, cepat tidur.”

“Aku mau mengecek email dulu sebentar.” Alex justru memainkan ponselnya.

Tanpa pikir panjang Sandra menggeser tubuhnya supaya lebih dekat ke sisi Alex, lalu diam-diam merebut smartphone milik pria itu.

“Kau—“

“Tidur! Besok baru cek email lagi.” Sandra kemudian mematikan ponsel enam inchi itu dan meletakkannya di atas nakas.

Awalnya Alex seperti tidak terima dengan keputusan sepihak Sandra, tetapi kemudian dia memilih mengabaikan dan memejamkan mata.

Pernikahan Kontrak Dua Miliar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang