15. Salahkah Aku Mencintaimu?

4.5K 231 13
                                    

Helloow teman2

Sebelumnya selamat idul fitri dan mohon maaf lahir dan batin ya. Adakah di antara kalian yang menanti-nantikan cerita ini? Hehe .... Wah, makasih banget kalau ada. Maaf juga baru update sekarang, semoga gak pada lupa sama ceritanya.

***

Keesokan paginya Sandra terbangun dari tidur dengan mata bengkak dan memerah karena menangis semalaman. Dia sempat berharap Dominic akan datang menemuinya, tetapi kenyataannya tidak sama sekali. Morning sick pun dilaluinya sendirian dengan derai air mata yang sulit dihentikan. Sayangnya dia bukan wanita kuat yang bisa tahan banting dengan situasi seperti ini. Dia tidak bisa memungkiri jika dirinya memang telanjur rapuh karena termakan cinta.

Kini wanita itu berdiri melamun di dekat jendela besar kamarnya. Sandra baru ingat, apakah permasalahan ini disebabkan karena pengakuan cintanya malam itu hingga membuat Dominic marah dan sengaja menghindar? Apakah perasaan ini adalah dosa besar? Apakah cintanya pada Dominic adalah kesalahan yang tak termaafkan? Apakah rindu yang terus bergejolak di dalam dada ini sama artinya dengan pelanggaran kontrak mereka?

Akan tetapi ... anak ini tidak berdosa. Dia tidak boleh ikut menanggung kesalahan yang dilakukan oleh orang tuanya. Dia bukan anak haram. Dia adalah pewaris Alexurious Corp yang sah.

Sandra mengusap air mata di pipi dengan putus asa. Tatapannya tertuju pada dua bangunan yang saling menghadap di belakang mansion.

-oOo-

“Tuan Jhonson di mana? Apa dia sudah makan?” Sandra bertanya saat sedang sarapan, seperti biasa dia ditemani oleh Lucy yang berdiri tak jauh dari meja makan.

“Beliau sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali, Nyonya.”

“Oh, begitu.” Sedari tadi Sandra hanya memutar-mutar garpu di atas piringnya. Situasi ini membuat nafsu makan menghilang. Wajahnya memucat dan tampak lesu.

“Nyonya, apa Anda baik-baik saja?”

Ueekk!

Sandra membungkam mulutnya sendiri.

“Apakah Anda sakit, Nyonya?” Lucy bertanya khawatir.

“Aku hamil, Lucy.”

Mendengar kalimat itu, wajah Lucy seketika berubah semringah. “Wah ... selamat, Nyonya! Pantas sejak kemarin Anda muntah-muntah. Oh ya, apakah Tuan Jhonson sudah diberitahu?”

Bukannya menjawab, air matanya justru langsung melesak keluar.

“Nyonya?” Lucy melangkah lebih dekat.

“Dia sepertinya tidak senang dengan berita kehamilanku,” ucap Sandra sesenggukan. “Maaf, sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya, tapi aku sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya sendirian.”

“Sabar, Nyonya.” Lucy menepuk-nepuk pelan bahu Sandra. “Mungkin Tuan Jhonson sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga pikiran beliau tidak bisa fokus pada Anda.”

“Dia memang selalu begitu. Sikapnya aneh dan sering berubah-ubah. Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikirannya.”

-oOo-

Suasana mansion rupanya sepi saat sore hari. Sandra melangkah pelan sambil menatap sekeliling, hendak menuju taman belakang. Dia ingin memastikan apakah dua bangunan di sana benar-benar tempat tinggal para pelayan atau bukan.

“Nyonya.”

Sandra dikejutkan dengan suara berat itu, membuat langkahnya terhenti dan seketika menoleh mendapati Albert yang baru saja keluar dari lift. Sandra menatap ke belakang pria yang sudah menua itu, tak ada siapa-siapa. Bukankah biasanya Dominic sering berada di dekatnya?

Pernikahan Kontrak Dua Miliar (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang