Kemudian..

287 107 10
                                    

Kita sering kali disuruh senyum; diminta bahagia; dipaksa bersyukur. Padahal, rasa kecewa adalah bagian dari menjadi manusia. Masalah mestinya dibereskan, bukan dipendam lalu pura-pura semuanya baik-baik saja

Beberapa bulan kemudian, kehidupan seorang Vina memang berubah 180°. Vina yang dulunya mereka kenal begitu ceria dan blak-blakan, kini mendadak diam dan menjadi gadis apa adanya. Setelah dia tau kenyataannya bahwa abangnya Vano mengancam kepala sekolah untuk menjaga Vina baik-baik. Samuel papanya Vina turun tangan langsung dan memantau Nagarick, dia begitu suka cara Vina dulu memimpin Nagarick dan mengancam siapapun yang menyakiti anaknya untuk dikeluarkan.

"Vin, Vina" panggil Jihan membuyarkan lamunan Vina.

"lo kenapa lagi Vin? Sini, cerita sama kita" ujar Tasya.

"Vina kangen abang Sya" ujar Vina. Tasya, Airys dan Jihan dibuat melongo dengan perkataan Vina. Bukan karena dia merindukan Vano melainkan dia tidak menggunakan lo-gue.

"Vin, lo sabar ya. Kita tau lo pasti kangen banget sama mas Vano, tapi kan mas Vano disana juga sekolah buat lo juga ntar" hibur Jihan.

"kita disini bakalan berusaha buat gantiin posisi mas Vano, walaupun itu ga akan pernah mungkin sama" ujar Airys yang diangguki oleh Jihan dan Tasya. Mereka berpelukan layaknya teletubies. Disisi lain seseorang tengah menatap kagum persahabatan mereka. Dia benar-benar meridukan persahabatannya yang dulu. Dia Samudra El Baraq.

"eh, gue haus nih. Gue ke kantin dulu ya mau beli minum, lo pada mau nitip apaan?" tanya Tasya.

"samain aja empat" ujar Airys yang diangguki Tasya dan langsung melenggang pergi. Tinggal beberapa langkah lagi Tasya akan sampai di kantin, namun tangannya dicekal oleh seseorang dan menariknya pergi menjauh dari kantin. Taman belakang.

"lepasin!" bentak Tasya.

"berani lo sama gue?" ujar pria itu dan maju selangkah lebih dekat ke arah Tasya.

"lo pikir, dengan lo mendekat gini gue bakalan takut sama lo Galang Aditya Amrick?!! Sorry ya, engga!!" teriaknya geram.

"lo bilangin sama temen lo yang namanya Vina, jauhin gue dan sahabat-sahabat gue!!" teriak Galang lebih keras.

"lo sadar ga sih hah? Kita ga pernah mendekat sama lo dan temen-temen lo itu, tapi tiba-tiba lo datang dan bikin semuanya hancur dan berantakan?!!" emosi Tasya.

"lo hancurkan hari-hari Vina yang cerah, lo bikin harinya suram layaknya awan yang akan menurunkan hujan?!!" lanjut Tasya.

"maksud lo apa hah?! Lo mau memojokkan gue dan temen-temen gue, nuduh gue kalo gue penyebab Vina berubah hah? Iya?!!" teriak Galang frustasi dengan cewek didepannya kini.

"gue ga bilang, lo sendiri yang jujur" jawab Tasya santai.

"udah puas lo dan teman-teman brengsek lo itu ngancurin persahabatan gue sama Sam hah?!!" mulai Galang.

"Sam?" batin Tasya.

"kenapa? Kenapa lo diem? Ga bisa jawab?!!" remeh Galang dengan smirk andalannya.

"lo bilang temen gue brengsek, sama aja kayak lo bilang Jihan sepupu lo sendiri brengsek!!" teriak Tasya.

"lo jawab pertanyaan gue!! Jangan ngalihin pembicaraan gue ga suka!!" teriak Galang.

"lo ga suka digituin, tapi apa lo paham apa perasaan Vina disaat lo pojokin dia?" ujar Tasya sedikit melembutkan nada bicaranya. Perlahan buih yang sudah dia tahan turun tanpa aba-aba. Galang terdiam.

"Vina ga pernah nyuruh Samudra buat deket sama kita, Vina ga pernah sama sekali punya niat jahat buat misahin kalian. Walaupun yang kalian tau Vina brengsek dan badgirl tapi Vina ga pernah sebodoh itu. Vina masih punya hati" tangis Tasya mulai pecah. Galang dibuat gelagapan oleh cewek satu ini. Apa benar begitu adanya?

"ck, gue ga nyuruh lo nangis. Dan gue ga mau denger penjelasan busuk dari lo, apalagi dari mulut sampah lo!! Gue cuman mintak lo bilangin ke Vina, jauhin temen-temen gue!!" bentak Galang.

"lo nyuruh dia pergi setelah lo menghancurkan semuanya, gak papa. Tapi, lo ja-jangan kembali disaat semua udah baik-baik aja" lirih Tasya dengan sekali-kali sesenggukan. Galang lagi-lagi dibuat terdiam.

"kenapa lo diam? Kalo lo mau, gue dan Vina gapapa" ujar Tasya. Galang pergi meninggalkannya tanpa menjawab pertanyaannya. Dilain sisi, entah mengapa Galang tak siap untuk menjawabnya, lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan 'ya'.

"emang brengsek!!" umpat Tasya dan ikut berlalu.

🔥🔥🔥🔥🔥

"ck, somay. Lama amat lo!!" ketus Airys.

"ya maap" ujar Tasya santai. Dia masih betul-betul memikirkan ucapan Galang tadi. Tentang Samudra.

"apa maksud Galang, Vina menghancurkan persahabatannya dengan Samudra?" bantin Tasya.

"tuh mata kenapa sembab?" tanya Vina yang membuat Tasya gelagapan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"em anu, eeh ta-tadi mata gue keciprat kuah bakso" alibi Tasya. Tak masuk akal bukan?

"lo makan bakso? Lah pantes lama" ujar Jihan dan tertawa terbahak-bahak.

"yee, Tasya menang banyak" ujar Vina, dan reaksi Tasya hanya menampilkan cengir kudanya.

"untung untung" ujar Tasya dalam hati.

"ga ingin rasanya gue bilang semuanya sama lo Vin, lo udah mulai ceria. Gue ga mau kabar buruk ini datang disaat lo udah bergairah" batin Tasya dan kembali ikut tersenyum bersama-sama.

🔥🔥🔥🔥🔥

Tbc!!!

Disini pasti banyak yang kesel banget sama Galang yang main hakim sendiri tanpa mau dengar penjelasan😪😢

Salam sayang,
Chaca❤

After Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang