Definisi

262 81 45
                                    

Pergi dulu biar sadar.

Hari ini adalah hari kedua dilakukannya bad rest untuk Vina dan rasanya sudah mulai sangat membosankan.

Tok tok tok

"Van, bukain pintu gih." titah Samuel. Vano yang disuruh langsung berjalan ke arah pintu.

Cklek

"Pagi bang," sapa seorang lelaki kepada Vano.

"Galang?" lirih Vano pelan.

"Iya bang, ini gue. Maaf ya pagi-pagi gue kesini," ujar Galang.

"Gapapa, ayo masuk," ajak Vano. Galang mengangguk singkat lalu tersenyum dan masuk.

"Pagi om, tante, Vina!" sapa Galang.

"Eh, Galang. Pagi juga," sapa Helen lagi. Vina hanya memandang bingung Galang yang terlihat sedikit gembira.

"Hai Vin, selamat pagi!" sapa Galang gairah. Vina hanya tersenyum singkat dan sangat tipis.

"Jika pagi ini hanyalah membawa petaka buruk, ku lebih baik berdiri dan berlari ke pulau kapuk ku," batin Vina.

"Sayang, kalau ada orang yang nyapa kamu tuh dijawab bukan bengong," nasehat Helen.

"Eh iya ma, pagi juga Lang. Lo udah sarapan? Kenapa ga sekolah?" tanya Vina satu nafas.

"Nanya apa borong sembako sih?" ejek Vano.

"Haters make me famous!" tajam Vina.
"Udah tadi sebelum kesini gue udah sarapan kok, hmm gue sengaja ga sekolah gue mau jagain lo," jawabnya yang mampu membuat pipi Vina merona.

"Azek, pinter lu bikin ade gue blushing," ujar Vano menepuk pundak kanan Galang. Mereka semua tertawa sambil sarapan pagi itu.

Meskipun Vina menginginkan suasana ini, percayalah hatinya menjadi sangat tidak tenang dan merasakan kejanggalan.

"Aghh!!" teriak Vina memegangi kepalanya. Dadanya sontak bergemuruh, pikirannya berbalik ke masa dimana semuanya menyakitkan.
"Vin, lo kenapa Vin?!" khawatir Galang.

"Jauh-jauh lo sana!" pekik Vina.

"Sabar Vin sabar, lo bisa sabar ngadepin gue yang suka nyakitin lo jadi gue mohon lo juga harus bisa sabar ngontrol diri lo," jelas Galang.

"Kalo lo mau tau gue belajar sabar dari mana selama ini ya dari egoisnya elo! Hikss," jelas Vina dengan air mata yang sudah bercucuran.

"Vin, gue minta maaf. Gue dateng kesini ga ada maksud jahat ke elo dan keluarga lo. Gue cuman mau ngubah bad rest lo kadi love rest, cuman itu. Jika kehadiran gue sekarang hanya membuat luka kemarin terbuka, lebih baik gue pergi aja. Gue ga mau liat Vina yang kuat nangis karena gue," jelas Galang.

"Gue bukan termasuk perempuan yang pura-pura kuat. Kalo itu sakit, gue nangis!" berontak Vina.

"Apa ini Vani bang?" tanya Samuel pada Vano.

"Bukan pa, ini bukan Vani. Ini Davina Putri Nagael." jawab Vano.

"Lo mau nangis dipelukan gue? Sini," titah Galang lalu membawa Vina kedalam dekapannya. Dia pun turut merasakan luka yang Vina rasakan, semuanya sangat berat. Isakan yang Vina keluarkan membuat dadanya ikut bergemuruh, ingin hatinya keluar dan meluluh lantah semua tangis Vina.

"Aku ingin men-menjadi seseorang yang ka-mu banggakan disetiap langkahmu mau i-itu senang atau pun susah hikss," isak Vina. Galang mengusap perlahan punggung Vina yang bergetar, belum pernah sekali pun Galang memeluk gadis yang tengah menangis seperih ini di pelukannya.

"Vin, pulanglah disini ada gue, mama, papa, dan Galang yang selalu ada buat lo. Ayo, lupain yang lama!" ujar Vano mengelus pucuk kepala adiknya.

"Ga bisa bang ga bisa, sa-kit hikss," isak Vina.

"Tempat pulang itu bisa berupa ruang, bisa berupa seseorang." nasehat Vano.

❇❇❇❇❇

"Ya tuhan, jika sakit itu adalah sebagian dari nikmat yang engkau berikan, semoga anak ku ikhlas menerimanya," harap Helen.

"Kita hanya bisa berharap ma pada tuhan. Mudah-mudahan keadaan Vina selalu membaik," ucap Samuel mendekal istrinya.

"Aamiin.." batin Helen.

"Bang, apa kehadiran gue kembali malah membuat Vina makin buruk?" tanya Galang.

"Tujuan lo kesini bukan buat adik gue untuk kembali sakit, lo pengen ngubah bad jadi love kan? Yaudah, jadi lo ga salah apa-apa dan gue juga ga berhak buat ngusir lo," jelas Vano.

"Tapi, kenapa tadi tiba-tiba Vina kayak orang kesakitan bang?" tanya Galang bingung.

"Lo hanya belum paham sama situasi, Vina punya Alter dan kemarin adalah saat-saat tersulitnya dan sekarang adalah masa-masa pemulihannya dan lo datang jadi dia butuh kekuatan dan kesiapan mental yang cukup. Dan lo ga boleh nyerah dihadapan dia, karena disaat niat lo untuk menyerah demi adek gue lo harus inget. Adek gue jauh lebih pengen menyerah disaat lo deket sama anak sogokan Nagarick," jelas Vano.

"Jadi sekarang gue harus ngapain bang?" tanyanya untuk kesekian kalinya.

"Lo susulin adek gue sekarang." titah Vano. Galang mengangguk paham dan berjalan ke lantai dua tempat dimana kamar Vina berada.

Cklek

"Kenapa ya akhir-akhir ini pengennya nyerah aja?" keluh Vina terdengar oleh Galang.

"Hati siapa yang tak akan kembali hancur. Saat kamu berusaha melupakannya sepenuh hati. Saat kamu berusaha menjauhkan semua ingatanmu tentangnya. Saat kamu menikmati hidupmu yang baru. Demi melupakannya. Demi menghibur rindu yang masih saja tumbuh padanya. Kini, dia hadir di depanmu. Begitu dekat dengan tubuhmu," ujar Vina kembali.

"Jadi, hadir gue sekarang adalah luka yang tertunda dia liatin?" batin Galang.

"Sudah tau berjuang sendiri itu nyakitin, masih aja dilanjutin aneh memang aku ini," lanjut Vina.

"Vin? Lo lagi apa?" tanya Galang memutuskan.

"Eh, Galang. Ga lagi ngapa-ngapain kok, lo udah lama disana?" tanya Vina memastikan.

"Ehm, engga kok barusan aja. Lo ga lagi sibuk kan? Gimana hari kedua bad rest-nya?" tanya Galang berbohong.

"Not bad. Lang, maafin gue ya soal tadi pagi gue bener ga tau kenapa bisa kek gitu," ujar Vina tertunduk.

"Lo ga usah minta maaf sama gue, makasih atas pagi tadi jadi gue bisa tau sama keluh kesah lo selama ini. Dan gue bisa tau dari kejadian tadi pagi," ujar Galang duduk ditepi ranjang Vina.

"Makasih ya," ucap Vina tersenyum ramah. Galang tersenyum balik.

"Gue boleh tanya?" ungkap Vina.

"Apapun," jawab Galang.

"Maksudnya love rest apa?" tanya Vina membuat Galang tertegun.

"Anjer lah gue sampe lupa," batin Galang.

"Sekarang lo lagi lakuin proses bad rest buat balikin kekuatan tubuh lo dan biasanya orang yang lakuin bad rest itu cenderung bosan dan jenuh yang berlebihan. Gue ga mau karena lo bosen dan jenuh lo malah jadi tambah tertekan, jadi gue akan libur sekolah juga buat jagain lo dan ubah bad rest lo jadi love rest. Sekarang gue mau nanya ke lo, lo mau ga diubah jadi love rest?" goda Galang. Vina nampak malu-malu dan canggung karena baru kali ini diberlakukan semanis ini oleh Galang.

"I'ii try," jawab Vina dan terbahak.

"Makasih tuhan kau sudah mengembalikan senyum gadisku yang sempat hilang karena ku sendiri." batin Galang sambil melihat Vina yang tertawa bahagia.

❇❇❇❇❇

Tbc!!!

Uwuuu GaVin comeback mana karpet merah nya?!!! 😂😂
*canda zheyengg😘

Jangan lupa vomment dan follow ig Author ya beb @chaca0513😚❤

Salam hangat,
Chaca❤

After Alter EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang