Assalamu'alaikum, Bapak, Emak, Abang, Kakak, ape kabar? Semoge baek-baek jak yeeeee .....
Hehehe. Ada yang tahu itu bahasa dari daerah mana?
Yups! Benar. Pontianak!
Jadi setelah bingung mau meriset tentang apa, kupilihlah kotaku sendiri. Daripada jauh-jauh ke kota orang, kenapa nggak kota sendiri aja kan? Eh, tapi-tapi, bagi yang meriset di luar kotanya pun tentu nggak masalah. Semua hanya tentang pilihan. Nggak usah dipertentangkan. Wkwkwk #apasih.
Lagi pula aku yakin nih, temen-temen mungkin masih agak asing dengan yang namanya kota Pontianak. Maka langsung aja, ya, kita bahas.
1. Sejarah Kota Pontianak
Jadi menurut situs yang kubaca, sejarah Kota Pontianak ini ada dua versi.Versi pertama mengatakan kalau Kota Pontianak didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie tahun 1771. Penanda dari pendirian kota ini adalah pembukaan hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar guna membangun balai dan rumah. Sultan Syarif Abdurraman AlKadrie kemudian disahkan sebagai Sultan Pontianak tahun 1778 dengan kembali membangun pusat pemerintahan berupa Masjid Jami' dan Istana Kadariah yang kini terletak di bagian timur dari Pontianak.
Sementara pada versi kedua, V.J. Verth, seorang sejarawan Belanda dalam bukunya berjudul Borneos Wester Afdeling, mengatakan bahwa Syarif Abdurrahman Alkadrie merantau dari kerajaan Mempawah. Tiba di wilayah Banjarmasin, beliau kemudian menikah dengan adik dari sultan di sana dan dilantik sebagai pangeran. Beliau sukses dalam menjalankan perniagaan dan mampu membiayai persenjataan kapal untuk kemudian memerangi bangsa Belanda. Dibantu oleh Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman Alkadrie juga mampu membajak kapal milik Belanda di dekat Bangka serta kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Pasir. Beliau kemudian menjadi seseorang yang sangat kaya dan akhirnya membuka pemukiman baru pada pulau kosong yang terletak di sungai kapuas.
2. Letak Geografis
Pontianak itu adalah salah satu kota yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Oleh karenanya, tingkat suhu udara dan kelembapan di kota ini yang cukup tinggi.Sementara untuk zona waktu, Pontianak pernah dimasukkan dalam zona Waktu Indonesia Tengah (WITA) pada tahun 1963. Namun berdasarkan keputusan Presiden pada tahun 1988, Pontianak beralih ke dalam zona Waktu Indonesia Barat (WIB). Hal unik dari kejadian ini adalah pada tahun 1988 kota Pontianak merayakan tahun baru sebanyak dua kali, yaitu pukul 00.00 WITA (23.00 WIB) dan 00.00 WIB.
3. Letak Demografis
Sebagai ibukota dari pulau Kalimantan Barat, Pontianak dihuni oleh berbagai macam suku dan agama. Suku yang paling mendominasi adalah suku Melayu dan Tionghoa, barulah Dayak, Jawa, Bugis, serta Madura.Untuk agama, Islam menjadi keyakinan yang paling banyak dianut oleh warga Pontianak. Disusul Buddha, Khatolik, Protestan, Konghucu, Hindu.
4. Pariwisata
Kalau bicara tempat wisata, Pontianak mempunyai cukup banyak spot-spot yang bisa dikunjungi. Mulai dari taman kota, bangunan bersejarah, maupun tempat hiburan lainnya.Khatulistiwa Park
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Riset
RandomKarena fiksi juga butuh data. Bukan cuma sekadar menghayal