9. Mi Sagu

6 0 0
                                    

Merasa asing nggak, sih, dengan nama mi satu ini? Kayak ... mi sagu? Terbuat dari sagu? Dari pohon-pohon yang tumbuh di bagian Timur Indonesia?

Nah, sebelum bahas mi-nya sendiri, mari kita ulik dulu asal muasal bahan yang digunakan untuk membuat mie sagu, yang nggak lain dan nggak bukan adalah pohon sagu. Nama latin dari pohon sagu adalah Metroxylon. Pohon sagu ini termasuk dalam jenis tumbuhan palma penghasil tepung. Pada beberapa wilayah memiliki sebutan tersendiri untuk menamai pohon satu ini.

Lalu benarkah pohon sagu hanya tumbuh di wilayah Timur dari Indonesia?

Menurut wikipedia.org, pohon sagu memang diperkirakan berasal dari Maluku dan Papua. Tetapi sudah cukup lama menyebar di nusantara. Selain, Maluku, Sulawesi, disebutkan di sana bahwa pohon sagu juga tumbuh di Jawa, Sumatera, dan Kalimatan.

Pada tahun 2015, provinsi Riau dinyatakan sebagai daerah yang memiliki lahan dan produksi terbesar untuk pohon sagu ini. Kepulauan Meranti adalah salah satu kabupatennya. Ada 300 jenis kuliner di daerah ini yang berbahan dasar tepung dari sagu.

Nah, apakah salah satunya? Betul ... mie sagu!

Jadi, dari sini kita bisa tahu, ya, kalau Mie Sagu bukan berasal dari daerah Timur Indonesia, melainkan dari salah satu daerah di Sumatera. Beberapa sumber menyatakan bahwa daerah yang benar-benar konsisten menjadikan tepung sagu sebagai mie adalah masyarakat Melayau di Selat Panjang yamg merupakan Ibukota dari Kepulauan Meranti.

Namun, seperti penjelasan di awal, pohon sagu sudah menyebar di banyak daerah. Otomatis makanan olahannya juga ikut tersebar. Tetapi belum diketahui apakah yang membuat mie sagu bisa didapati di banyak daerah karena menyebarnya tumbuhan pohon sagu atau suku Melayu itu sendiri yang membawa makanan ini ke berbagai daerah singgahannya.

Di Indonesia sendiri ada dua tempat yang terkenal sebagai tempat makanan ini, yakni Provinsi Riau (Selat Panjang) dan Kalimantan Barat (Pontianak).

Perbedaan mie sagu asal Riau dan Pontianak tidak terlalu mencolok. Hanya berbeda pada bumbu dan penambahan bahan masakan yang digunakan. Jika di Riau terkenal dengan penambahan ikan bilis (ikan teri) sebagai toping. Pontianak menyuguhkan udang halus dan kacang tanah. Selain itu, mie sagu khas Pontianak bisa disajikan dalam bentuk kuah atau goreng. Dalam bentuk kuah, lidah kita akan dimanjakan dengan hangatnya kuah kaldu dan mie sagu yang kenyal. Tambahan sayur, seperti touge, sawi, udang rebon, kacang tanah, cabai, dan perasaan jeruk semakin melengkapi rasa hingga jadi sempurna. Cocok banget dimakan saat hujan. Duhhh, ngiler nggak?

Oh! Satu lagi perbedaannya. Menurut sebuah sumber, mie sagu asal Riau lebih sering diolah dalam bentuk mie sagu goreng. Sementara mie sagu khas Pontianak terkenal dengan kuah kaldunya tadi.

Nah, nah, setelah kita sudah tahu asal muasal mie sagu. Sekarang kita intip cara buatnya, yuk. Omong-omong, sebagai orang Pontianak, aku pernah lho beberapa kali membantu mengolah makanan satu ini (hehe). Jadi, lets chek it done!

Oh, ya. Supaya makin komplit, kita sekalian intip cara mengolah mienya dari awal, ya. Iya, dari masih berupa batang sagu. Hehe.

Pertama, untuk pengolahan batang sagu jadi tepung sagu itu hampir sama seperti pengolahan tepung tapioka (aci). Batang sagu diparut (kalau skala pabrik, tentu pakai mesin, ya). Hasil parutannya ini kemudian dicampur air, diperas, dan disaring untuk pengambilan sari pati sagunya. Sari pati ini lalu didiamkan dalam wadah berisi air. Nah, nanti sari pati ini akan menggumpal, barulah diambil untuk dijemur. Kalau sudah sampai titik ini, berarti twpunh sagunya sudah siap, ya. Oh, ya, kualitas air akan berbanding lurus dengan hasil tepung sagunya nanti. Jadi, kebanyakan pabrik-pabrik yang memproduksi tepung sagu ini lokasinya akan dekat dengan sungai atau sumber air lain.

Kumpulan RisetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang