one : what's the meaning

261 23 6
                                    


Musim DBL tahun ini cukup membuat tribun SMAK Kosayu penuh.

Soalnya tim basket cowonya ganteng-ganteng. Hhhh

Doyeon adalah salah satu dari mereka yang semangat bener ngeliat pertandingan, sampai bela-belain nginep di guest house soalnya kos dikunci jam 9 dan jarak dari Sukun ke Blimbing nggak deket sama sekali.

Masalahnya, Ryujin dan Shuhua juga semangat nonton, ada gebetan mereka masing-masing.

Kalau Ryujin doinya adalah koordinator supporter. Yang bakalan berdiri paling depan, teriak-teriak paling kenceng buat menyemangati tim.

Kalau Shuhua ada Guanlin, yang masuk tim basket sekolah. Ya pasti nonton lah.

Sore ini adalah sore ketiga dimana Vanessa harus menemani ketiga temannya di tribun. Demi chatime seminggu yang dijanjikan sahabat-sahabatnya itu.

"Perasaan gue aja apa emang Kak Eunwoo ngeliatin arah sini terus?" celetuk Doyeon saat mereka masih di area parkir.

Kurang niat apa coba mereka. Pertandingan jam 5, mereka sudah disana sejak 4.20. Padahal ya pasti ngaret.

"Picek kali mata lo," sahut Vanessa.

"Masih sensi ae," balas Ryujin sambil cekikikan, mengingat momen di kantin hampir setahun yang lalu.

Vanessa menghela nafasnya, "Nggak sih, gue udah nggak sebenci itu sama kak Eunwoo.. Gue juga salah sih waktu itu kasar banget misuhin dianya."

Doyeon menaikkan alisnya satu, "Kok gue mencium bau-bau yang aneh.."

"Diliat-liat lagi ternyata kak Eunwoo ganteng...." pandangan Vanessa menerawang ke arah kerumunan yang nggak jauh di depannya.

Kepala Vanessa ditoyor dari belakang. Waktu gadis itu menoleh, ternyata ada Mingyu yang barusan menoyornya. Kim Mingyu, koordinator sekbidnya, alias doinya sendiri.

"Katanya gantengan gue," ujar Mingyu sambil berlalu.

Vanessa yang mau misuh otomatis tersenyum lebar, "Kapan coba aku bilang kayak gitu?"

Mingyu tertawa, kemudian bergabung dengan tim basket di depan.

Tau-tau Ryujin memukul pundak Vanessa, membuat gadis itu berjengit kaget, "Apa sih?"

"Tuh ya, anjir. Gue liat mukanya kak Eunwoo sepet banget waktu lo ketawa-ketawa sama kak Mingyu! Trus dia kayak pura-pura nggak tau waktu kak Mingyu gabung sama tim."

Vanessa mengerutkan kedua alisnya.

"Mana ada. Halu lo ketinggian plis," balas Vanessa, nggak mau diomongin lebih jauh.

Nggak lama kemudian, Hyunjin berlari-lari kecil menghampiri gebetannya alias Ryujin

"Oi," sapa Hyunjin kemudian mencubit kedua pipi Ryujin tiba-tiba.

"HHHHH APAAN GUE GAK LIAT!!!" pekik Vanessa sama Doyeon.

"Jangan dicubit ih, sariawan," Ryujin ternyata malah tidak menolak diperlakukan seperti itu teman-teman.

"Oh, maaf. Eh, tadi sama bang Eunwoo disuruh duduk di barisan nomer depan ya. Antara baris 1-4, di tribun bagian kanan, biar nggak budeg sama drum katanya tadi."

Doyeon, Ryujin dan Shuhua otomatis melirik Vanessa, "Oh.. Oh... Tau nih gue....."

"Apasih rek, astaga. Kan Ryujin satu sekbid sama dia, ya peduli gitu doang emang salah?" Vanessa agak gelagapan.

Doyeon mendengus, "Nggak salah, yang salah lo tuh, dilirikin daritadi tapi nggak ngelirik balik. Parah, nggak peka lo!"

"Apa sih Doyeoooonnnn????"

🍂

Rombongannya Vanessa yang nggak seberapa itu jadi duduk di barisan kedua tribun sebelah kanan. Vanessa udah nolak-nolak tapi malah digodain sama temen-temennya.

"Lo kalo nolak berarti naksir kak Eunwoo tapi malu-malu gitu soalnya dari dulu orang taunya lo benci sama dia."

VANESSA MANA TERIMA

Tapi duduk di barisan kedua pun dia tetap dihujat. "Kok nurut sih, sama Kak Eunwoo.. uWu..."

Hhhh ya udah terserah.

Vanessa selama pertandingan fokusnya kebelah dua.

1. Ngeliatin Mingyu tapi nggak diliatin balik.
2. Nggak ngeliatin Eunwoo tapi diliatin terus, apalagi kalo habis nyetak skor.

Vanessa nggak mau geer tapi daritadi Eunseo nyenggol lengannya mulu.

"Eunwoo ngeliatin siapa sih daritadi? Perasaan tiap kali nyetak skor dia mesti noleh kesini.. Ngeliatin gue a?"

Pertanyaan Vanessa daritadi akhirnya terwakilkan.

Vanessa menyalakan kameranya, mau pura-pura benerin rambut sambil ngeliat siapa gerangan orang yang kepedean barusan.

Yaallah.. Ternyata...

Kak Rosè.

Vanessa melengos.

Kalau kayak gini mah, bukan Vanessa yang daritadi dilirik, tapi Rosè. Belum apa-apa, Vanessa udah kalah telak.

Rosè, salah satu kakak kelas yang sempurna, buat Vanessa. Anak OSIS sekbid 2 alias sekbid organisasi dan penalaran, anak paralel, sultan, cantiknya juga kebangetan, tapi still humble and friendly.

Vanessa mah.. Kentang....

"Napa lo jadi badmood?" Vanessa menoleh ke Shuhua. Ryujin dan Doyeon akhirnya ikut-ikutan menoleh ke arah Vanessa.

Yang ditatap sudah membuka mulutnya, tapi terkatup lagi kemudian, "Gapapa."

"Idih kayak cewek aja lo gapapa gapapa," tukas Doyeon.

Vanessa mau marah tapi nggak tau kenapa jadi males ngeladenin gini.

Pertandingan kembali dimulai setelah tadi ada break yang diisi dance dari sekolah lawan.

Selang beberapa menit, Eunwoo kembali mencetak skor, 3 point. Tribun bersorak, sementara pemuda itu berlari kecil sambil tersenyum tipis, kembali ke barisannya.

Vanessa mengamati pemuda itu diam-diam. Bagaimana kakak kelasnya itu menyibak rambutnya ke atas, membetulkan jersey timnya, memastikan tali sepatunya aman, dan memberikan semangat ke anggota timnya yang lain.

Helaan nafas keluar dari mulut Vanessa.

Kakak kelasnya itu kelewat tampan. Pintar, anak basket, attractive lah pokoknya.

Di detik berikutnya, Eunwoo yang berdiri sambil berkacak pinggang itu menatapnya. Vanessa menelan ludahnya. Ini Eunwoo beneran menatapnya atau malah menatap kak Rosè di belakangnya.....

Tribun yang ramai itu seolah terasa sepi kemudian saat Vanessa mencoba membaca gerak bibir Eunwoo.

Vanes, senyum ya. Biar menang.

pyar.

[1] invariably | :eunwoo:Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang