"Kamu pengen punya suami kerjaannya apa?""Pengangguran."
"Serius, Nes."
"TNI AU," jawab Vanessa asal.
"Susah amat!!"
Vanessa melirik Eunwoo judes, "Yang nyuruh lo jadi TNI AU juga siapa kak?"
Vanessa menghela nafasnya lalu menjawab asal, "Pengen punya suami direktur percetakan."
"Percetakan apa?"
"Percetakan uang."
"Nggak ada yang lebih susah apa?"
Eunwoo merengut lalu meminum kopinya.
"Percetakan buku. Kan aku suka nulis. Enak tuh kayaknya punya suami, kerjanya jadi direktur percetakan. Kalo pengen bukunya terbit, tinggal sodorin naskah," kata Vanessa berandai-andai.
"Mana bisa segampang itu," cibir Eunwoo.
Vanessa mencebik kesal lalu balik menatap Eunwoo di depannya, "Emang kenapa sih nanya begituan? Emang kakak mau istrinya kerja apa?"
"Ibu rumah tangga aja. Aku tau ngurus rumah sekalian ngurusin anak itu capek, jadi lebih baik irt ketimbang kerja sukses tapi anaknya terlantar sama babysitter."
Vanesda mencibir, "Bisa bijak juga ya kakak."
"Aaaa," Eunwoo membuka mulutnya, membuat Vanessa mendesah sebentar lalu menyuapi pacarnya itu.
"Habis ini beli jajan yuk yang."
....
"KECEPLOSAN!!!" pekik Vanessa.
Eunwoo langsung ketawa nyebelin banget sementara Vanessa mukanya memerah dengan cepat.
"Bilang lagi dong, nggak denger tadi," goda Eunwoo lagi.
Vanessa cemberut, "Shshshshhs diam!!"
Eunwoo ketawa lalu mencubit pipi Vanessa.
"Panggil sayang juga nggak papa kali. Apasih arti umur? Cuma angka. Nggak panggil kak juga nggak papa. Daripada manggil kak tapi kakak-adek zone gimana?" cerocos Eunwoo sambil ngunyel-unyel pipi pacarnya itu.
Vanessa cuma meringis sakit waktu pipinya diunyel-unyel.
"Ayo beli jajan!!!"
🍂🍂
"Wah gila sih ini nanti."
Vanessa mendongak, "Kenapa?"
Sambil mendorong trolley belanjaan, Eunwoo merangkul pacarnya itu dan mengambil beberapa barang.
"Kalo gede nanti harus kerja keras."
Vanessa masih tidak mengerti, sementara tangannya masih bergerak mengambil beberapa jajan.
"Kenapa sih emang?"
Eunwoo menunduk sedikit untuk menatap Vanessa, "Kamu jajannya banyak," godanya sambil menoel hidung gadis itu.
"Hish! Nggak ikhlas banget! Ya udah yang ini aku semua yang bayar!!"
Sambil membenarkan cangklongan tas basketnya yang melorot, Eunwoo ketawa lalu mengacak-acak rambut Vanessa, "Bercanda ih. Aku yang bayar, latihan buat masa depan."
"Dari kemarin bahas masa depan mulu kenapa sih, Kak?" tanya Vanessa sambil berhenti.
Eunwoo jadi ikutan berhenti lalu mengangkat bahunya. "Seru tau ngomongin masa depan. Apalagi kalau menyangkut kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] invariably | :eunwoo:
Fanfictionawalnya bagi Vanessa, Eunwoo biasa saja. tapi bagi Eunwoo, dari awal ternyata Vanessa adalah dunianya. warning : harsh words;)