"Bantu saya untuk melacak ke beradaan gadisku." Ujar Putra seteah menelpon teman nya.
Putra memutuskan mencari Kesyamelewati melacak mobil milik sepupunya itu.
Sekarang yang ada di fikiran Putra menjadi bercabang semakin banyak.
" Bagaimana kamu bisa melakukannya padahal kau dan nya tidak mempunyai masalah yang cukuo besar." Gumam Putra.
Tringg.
Terdengar notip masuk dalan ponsel yang masih ia genggam. Segera ia periksa ponselnya ternyata teman yang satu ini sangat bisa di andalkan dalam keadaan darurat.
Setelah Putra membaca pesan yang di kirim temannya ini ternyata adalah alamat di mana Kesya di sekap. Kemudian Putra langsung berjalan menuju lokasi tersebut. Menempatkan ponsel milik nya di kantung celana sebelah kanan.
Melewati pohon besar dan hutan yang lebat serta tempat yang sangat sunyi bahkan suara jangkrik saja bisa di dengar oleh Putra.
Putra terus saja mengendarai mobil menuju gedung tua yang terdapat di hutan ini. Menatap sekelilingnya. Akhir nya yang di cari - cari di temukan juga. Turun dari mobil perlahan.
Sial. Putra lupa untuk membawa para bodygard nya. Melihat di depan saja sudah banyak yang menjaga apalagi di dalamnnya. Tiba - tiba saja Putra merasa bahu nya di sentuh seseorang ah bagaimana ini sudah seperti di tempat horor saja apa hutan ini horor? tidak - tidak,tidak ada waktu nya bercanda ia harus memberanikan diri menoleh ke belakang.
"Aa--" Putra hampur saja berteriak jika mulutnya tidak di sekap oleh Temannya-Boy. Boy yang tadi sudah membantu melacak keberadaan Kesya dan sekarang ia ke sini di waktu yabg sangat tepat!
Boy yang melihat para penjaga gedung itu melihat ke arahnya dan Putra segera menarik Putra. Putra yang di tarik sangat kaget bukan main. Boy menaeik Putra untuk bersembunyi di belakang Pohon besar.
"Kau mau---" Lagi lagi Boy menutup mulut Putra dengan tangannya.
"Bisa kau diam sebentar?! Mereka sedang melihat ke arah kita, bagaimana jika mereka curiga?!!" Ujar Boy dengan kesal lalu melepaskan tangannya dari mulut temannya itu.
"Huuu tangan kau sangat bau, pasti kau abis cebok." Ujar Putra seraya menghirup udara yang segar.
"Enak saja kau bilang,sudah ini belum waktu nya kita bertengkar lebih baik kita susun rencana agar dapat membebaskan Kesya di dalam." Ujar Roy yang merubah sikapnya menjadi serius.
Putra mengangguk sebagai jawabannya " Ya pasti aku tidak mau Kesya kenapa - napa."
"Jika begitu kita harus segera menyusun rencana." Ujar Roy.
"Bagaimana jika kau di depan untuk menghalangi mereka semua dan aku yakin nanti orang pengiriman bunda pasti akan datang untuk membantu kita." Usul Putra.
Kini Roy mengangguk setuju. Mereka mulai menjalankan aksinya. Kedua nya berpencar seperti rencananya kini Roy tengah berdiri di hadapan puluhan orang yang di yakini bayaran dari Ghisyel.
Roy mulai bertarung satu persatu ia lawan semakin lama ia semakin tumbang karna lawannya tidak ada habisnya. Ia mulai kelelahan. Roy masih tetap bersemangat. Tidak lama kemudian datanglah segerombolan orang yang di yakini bodygard kiriman bunda Putra.
Di tempat lain. Putra yang melihat Roy cemas ia mulai di selimuti rasa bersalah melihat muka Roy yang mulai lembab dan juga biru. Apalagi sekarang Roy yang terlihat hampur saja menyerah. Melihat kedatangan segerombolan orang membuat Putra merasa sedikit tenang.
Kini semua penjaga teralihkan. Penjaga yang di dalam saja sudah ikut bertarung di depan gedung tua ini.
Saat semua teralihkan kini Leluasa Putra untuk bisa masuk menerobos orang - irang itu dan juga menyelamatkan Kesya.
Dengan hati - hati nya Putra masuk ke dalam rumah tersebut melewati orang - orang itu yang sedang berperang.
Putra berhasil masuk ke dalam rumah itu tanpa orang y irang sadari. Mencari keberadaan Kesya di gedung ini membuatnya sulit dan juga rumit. Bukan Putra namanya jika patang menyerah.
Semua ruangan telah di periksa semua oleh Putra kini satu Ruangan saja yang tersisa tapi bagaimana ia bisa masuk jika di depan intu terdapat Ghisyel dan juga Dika.
Memikirkan itu makin membuat kepalanya ingin hancur saja tapi Putra tidak boleh menyerah ia harus terus semangat dan pantang menyerah.
Tidak ingin membuat Bundanya kawatir dan juga ibu- Kesya. Mencari cara supaya penglihatan Dika dan juga Ghisyel terlepaskab dari kamar tersebut.
"Bagaimana ini?" Gumam Putra.
Ah! Setelah menunggu penantian panjang Akhirnya Putra menemukan cara yang paling aman. Semua barang telah di siapkan untuk membuat mereka berdua terhalangi.
Membuka ponsel miliknya mencari aplikasi merah dan terdapat beberapa vidio kemudian ia mulai memulaikan vidio tersebut.
Video tersebut berisi suara kucing yang sangat di takuti oleh Ghisyel. Dari kecil sudah dekatan antara Ghisyel dan juga Putra.
"Meoww." Terdengar suara kucing yang begitu nyaris.
Dika mulai fokus dengan suara tersebut. Setelahnya menatap Ghisyel nya dengan seksama.
"Entah aku tidak tahu kucing siapa di sekitar sini. Kau saja tau jika aku tidak suka dengan hal kucing tersebut itu juga." Ujar Ghisyel nya.
Mereka berdua saling menatap. Hingga akhirnya Dika memutuskan kontak mata tersebut. "Kau harus mencari kucing itu! Kau tau aku sangat geli dengan kucing!" Bentak Ghisyel yang mulai keluar dari ruangan tersebut.
Kemudian Dika pergi dari ruangan itu dan berlalu mencari sumber suara.
Ya aku berhasil membuat mereka pergi dari sini batin Putra.
Putra berlari pelan menuju ruangan tersebut. Hal pertama yang Putra lihat adalah Kesya yang di duduk di bangku dengan keadaan kaki dan tangan terikat dan juga mulut yang di sekap dengan lakban berwarna hitam.
Mata Putra mulai memanas melihat keadaan Kesya yang seperti ini. Emosi Putra meninggi ingin rasanya Putra mencabik - cabik dan juga baku hantan dengan Dika dan Ghisyel. Sayangnya,saat ini lebih Penting keadaan Kesya.
Putra mulai berjalan menuju Kesya. Perlahan membukakan lakban yang terdapat di mulutnya dan selanjutnya membukakan tali yang terdapat di tangannya dan terakhir kakinya.
Saat Putra telah selesai membuka tali nya mata Kesya mulai terbuka secara perlahan tanpa Putra sadari. Kesya memanggil nama Putra dengan suara yang terdengar bisikan tetapi masih bisa di dengar oleh Putra.
"Put... ra" Ujar Kesya berbata - bata.
Putra mendongak ke atas melihat Kesya yang sedang menatapnya.
"Ka ..kau tidak apa - apa? apa ada yang sakit? " Awalnya Putra shok tetapi ia berusaha setenang mungkin.
Kesya menggeleng kekanan dan kekiri "Tidak ,aku tidak apa - apa." Ujar Kesya seraya menarik nafas dalam.
Kemudian Putra berdiri sejajar dengan kursi yang di duduki Kesya.
"Kau membuatku khawatir." Ujar Putra mulai memeluk tubuh mungil Kesya.
"Maafkan aku,aku tidak tau jika keadaannya akan seperti ini." Ujar Kesya yang berada di pelukan Putra.
Mereka berdua berpelukan layaknya pasangan yang tidak akan terpisahkan tanpa mereka sadari ada sepasang laki laki dan perempuan yang sedang menatap mereka dengan senyuman remehannya.
Perempuan itu menatapnya dengan tatapan benci berbeda dengan lelakinya,lelaki itu menatap Mereka dengan mata yang memanas.
"Sudah puas bermesraan di sini?" Ujar perempuan itu.
"Kau??? " Ujar Kesya.
"Ya aku yang menculikmu memangnya siapa lagi?" Ucap Perempuan itu.
"Caramu seperti ini sangatlah kekanakan dan juga licik!" Kata - kata seperti itu membuat Perempuan itu marah.
"Kauu... Doni Roni!" Ujar Perempuan itu
"Kau mau memanggil siapa lagi? Pasukan mu sudah aku habis kan." Ucap Putra.
Jumat, 20 maret 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesya ✔
Teen FictionBagaimana kisah gadis yang baru melangkah sekolah meningkat atas tetapi sudah hamil? Belum di revisi jadi maaf bila ada kata yang tidak jelas. #2 13+ (Agustus 2020) #4 Kesya (Agustus 2020) #5 group (Oktober 2020) "Terima kasih karena kamu yang sela...