Chapter 27

2.3K 56 19
                                    

Aku tebak nggak ada yang nunggu cerita ini:(

"Sial! Bagaimana ini bisa terjadi. Aku harus segera ke sana." Ujar Seseorang lalu bersiap - siap akan menuju tempat tujuan.

Berbeda dengan lawan jenisnya. ia bingung. "Mau kemana Put?" Ujarnya memanggil nama seseorang yaitu Putra.
"Gue baru aja dapat kabar, Kakek baru saja menemukan keberadaannya." Balasnya seadanya. Tadi setelah ia di telfon kakeknya, ia segara menuju lokasi tempat keberadaan Kesya.

"Baiklah,hati - hati." Pesannya.

***

Putra menatap rumah yang bahkan terlihat tidak ada penghuninya. Ia mencoba untuk mengetuk pintu berdominasi Putih dan hitam. Tak ada yang membukanya,ia mulai menggedor - gedor pintu tersebut ,tapi, hal hasil jawabannya pun sama.

"Sepertinya memang benar - benar tidak ada orang." Gumam Putra. Tak mau gagal dalam hal ini, ia kembali berjuang menemukan keberadaan Kesya.

Mengelilingi rumahnya pun tak akan membuatnua rugi jika balasannya akan mendapatkan Kesya kembali.

"KESYAAA!!!" Teriak Putra, bahkan bisa membuat para tetangganya merasa terganggu.

Otak dan fikiran Putra sudah tertutup tak ada cara lain selain mendobrak pintu ini, tak peduli dengan pintunya akan rusak toh nanti beli baru.

'BRAKKKK!'

Pertama kali masuk ia melihat sekelilingnya, banyak barang yang berserakan, kemudian ia berjalan lebih dalam, melihat dapur perasaannya terasa sangat tajam menuju pada dapur, firasat buruk telah berkata.

Perlahan ia memberanikan diri dan mengumpulkan niat untuk berjalan. Mendekati dapur melihat di lantai terdapat darah yang bercecer, membuat tubuhnya bergetar, mengikuti sumber darah tersebut.

Deg.

Di depannya sekarang terdapat sosok yang ia cintai dan yang ia sayang sedang terdampar di lantai dengan darah yang bercecer, darahnya bahkan sangat banyak.

"KESYA???!" Dengan tubuh yang bergetar Putra berteriak memanggil nama sang kekasih.

"KESYA?BERCANDA KAMU GA LUCU SYAAA!!!BANGUN!!" Di luar dugaan, Kesya bahkan tak mau bangun dan menjawab panggilan Putra.

'DUG'

Suara gerusukan terdengar dari pintu.

"PUTRA?! LO GOBL*K APA GIMANA SIH?" Ghisyel meneriaki nama Putra berulang kali hanya di jawab dengan wajah datar dan tubuh yang bergetar.

"GOB*OK BAWA DIA KE RUMAH SAKIT! OTAK LO DANGKAL?BISA - BISA KESYA KEKURANGAN DARAH!! LO TA-"

Ah Putra baru ingat harusnya ia membawanya ke rumah sakit bukan menangisi nya seperti sekarang ini. Mungkin fikiran Putra baru hadir. Ia harus memotong perkataan Ghisyel hanya karena ia terburu - buru.

Ketika ia keluar dari rumah Kesya dan membawa Kesya ala bridge styles,ia baru mengingat, ia kesini dengan menunggukan motor. Ah sekarang Putra harus kembali masuk ke dalam dan meminjam mobil pada ghisyel.

Sebelum Putra masuk pintu tersebut Ghisyel sudah keluar terlebih dahulu dengan kunci mobil di tangannya.

"Makanya kalo gue ngomong jangan di potong dulu, lo-" Lagi dan lagi ucapannya pun di potong kembali. Memang Putra tak ada akhlak.

Putra langsung merampar kunci mobil tersebut, meninggalkan Ghisyel sendirian. Ghisyel berusaha bersabar, mengelus dadanya mungkin adalah salah satu caranya.

Di dalam mobil Putra menatap wajah Kesya sebentar lalu di kecupnya kening lebar milik Kesya.

"Aku mohon kamu bertahan sebentar saja plis."

Menghidupkan mesin mobilnya dan menancap gas,dengan kecepatan tinggal.

"Sya aku mohon sebentar lagi kita sampai rumah sakit, kamu bertahan baby."

Sial.

Jalan raya lampu merah harus macet. Ia memukul stir mobil,melampiaskan marahnya pada stir ini.

Ia berkali - kali menekan tombol klakson pada mobil Ghisyel. Setelah lampu merah telah berubah warna ia kembali menancap gas tersebut dengan kecepatan tinggi.

Sesampai di rumah sakit, ia berteriak memanggil nama dokter dan susternya. Saat ini pusat perhatian sedang berpihak padanya, tapi ia tetap tak peduli,keselamatan Kesya lebih berarti.

"SUSTERRR!!!"

"DOKTERR!!!"

"WOYYY BANTUIN GUE, MANA SIH PADA GOB*OK - GOBL*OK BANGET ,CEPET BANTUIN SLAMATIN ISTRI GUE!!!"

"Pak maaf jangan teriak - teriakan di rumah sakit, banyak pasien yang sedang beristirahat." Ucap Salah satu suster.

"Terus? salah lo sendiri cepet sembuhin Istri gue!!"

Waktu berlalu sudah sejam lebih ia menunggu di depan pintu ini, di dalamnya ada seseorang yang sangat berharga baginya, nomor dua di hatinya.

Setelah menunggu waktu yang lama, akhirnya dokter tersebut keluar, tapi herannya dokter itu dengan muka lesunya.

"Karena kekurangan darah yang banyak, mohon maaf, pasien di nyatakan meninggal." Sebenarnya dokter ini ragu untuk menyatakannya namun apa boleh buat, takdir hanya di tentukan oleh Allah, dokter hanyalah seorang perantara atau alat.

"LO JANGAN MAIN-MAIN YA!"

"GUE BISA AJA LAPORIN LO KE POLISI YA!"

"Jika bapak tak percaya silahkan masuk dan melihat kondisinya."

Ketika di izinnya boleh melihat keadaannya ia langsung masuk meski itu di lihat sinis oleh suster.

"Kesya?"

"Kamu cape ya mau tidur?"

"Yaudah sekarang tidur dulu aja, nanti kalo mau makan kamu panggil aku ya, kamu jangan lupa aku sayang banget sama kamu, bahkan aku cinta. "

"Masa dokter tadi bilang kamu udah ga ada,padahal kamu masih di sini kan?"

Putra menangis dengan getaran kencang, ia tak menyangka hal ini bisa terjadi padanya.

"Permisi mas,pasien ini harus di bawa ke ruang mayat dan harus segera di kuburkan." Ucap suster itu.

"LO BUTA APA GIMANA? KESYA MASIH HIDUP, DIA CUMAN TIDUR!!!" Bantah Putra yang masih tak terima.

Ghisyel masuk ke dalam ruangan dengan nafas yang terengah - engah.

"Mba ini temennya suruh iklasin istrinya ya, terima kasih." Baru datang saja Ghisyel sudah dapat tegoran.

Sebentar...

Iklasin?
Temen?
Istrinya?
Kesya?...
GAK GA MUNGKIN.

"Put maksudnya tadi apa?"

"Kesya Syel." Jawab Putra yang melemah.

"Kesya? ada apa dengan Kesya?" Sejujurnya Ghisyel bercoba berfikir positif.

"Kesy-

"Kesya udah ga ada."

"Maksud lo?" Ujar Ghisyel.

“Kesya udah ninggalin kita.”

Ga nyangka bangett ya udah mau tamat aja, komen dan vote ya biar aku semangat. jangan lupa follow ig aku: @diniiaf

Kesya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang