Chapter 8

2.7K 93 0
                                    

"Kesya lo hamil," Suara lantang itu kembali terngiyang - ngiyang di kepalanya seperti radio.

Kesya mengusap wajahnya berkali - kali berfikir keras bagaimana caranya menjalani kehidupannya selanjutnya.

Saat sedang asik - asik nya melamun hingga tidak sadar angkutan umum yang di tumpanginya terlewat dari sekolahnya yang membuat dirinya otomatis sedikit berjalan kaki.

"Bang Kiri," Ujar Kesya.

Supir angkot tersebut berhenti di tepi jalan. Setelah itu Kesya turun dari angkutan tersebut dan memberikan uang sejumlah Rp. 5.000

"Nih bang duit nya." Ujar Kesya yang menyondorkan uang tersebut.

Kesya berdiri tegak di depan sekolahnya. Sma Varenta. Kesya mulai memasuki gedung - gedung sekolahnya. Kesya bingung mengapa banyak yang menatapnya sinis,salah apakah dirinya. Terdengar cibiran - cibiran dari siswi - siswi lainnya.

"Itu kan yang katanya hamil gara - gara ka Putra?"

'Srius yang itu?kok Ka putra mau aja sih'

'Katanya sih yang itu dari name tag-nya.'

'Ga Nyangka gue, siswi baru masuk udah bikin malu sekolah aja.'

Kesya menulikan cibiran - cibiran tersebut. Kesya terus saja berjalan tanpa memperdulikan mereka yang memperhatikan dirinya.

Sampainya Kesya di kelas ia tidak mendapati teman sebangku nya, biasanya Salsa itu datang lebih dahulu dari pada dirinya kenapa sekarang dirinya yang datang lebih awal? Kesya menduduki bokongnya di kursi biasa ia duduk kemudian ia baru sadar sesuatu tulisan yang di tulis menggunakan spidol tulisan tersebut berisi 'Kesya seorang jalang yang ga di bayar sama sekali dan sudah di tubuhi oleh puluhan laki - laki Kesya juga sudah hamil!!!'

Kesya yang membaca tulisan tersebut hati nya merasa tersesak,siapa yang melakukan ini? Apa - apaan ini?Apa maksud dari semua ini?

Saat Kesya Sedang berpikir keras siapa pelaku di balik kejadian - kejadian ini tiba - tiba saja ada yang memanggil dirinya.

"Kesya lo di panggil sama bk suruh ke ruangannya" Ujar Seorang perempuan.

Kesya mendongak menatap siswi itu lalu sedetik kemudian imKesya mengangguk dan berjalan keluar menuju ruangan bk.

Tok tok tok

Kesya mengetuk pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam. Kemudian pintu itu terbuka dan menunjukan seorang guru dan juga seorang dokter.

Kesua berdoa agar dokter ini tidak memeriksakan dirinya. Kesya terus saja berdoa di dalam hati nya.

"Masuk Kesya" Perintah dari bu Reni-guru bk.

Kesya berjalan memasuki ruangan bk. Di luar ruangan tersebut banyak sekali murid - murid yang-entah lah sedang menunggu apa.

"Ibu dengar kamu dari murid - murid kamu hamil," Suara lantang bu Reni mulai terdengar.

Dengan cepat Kesya meggelengkan kepalanya. Bu Reni menatap Kesya seolah tidak percaya.

"Periksa dia sekarang dok," Ujar Bu Reni memerintah dokter perempuan tersebut.

Kemudian Bu Dokter itu menyuruh Kesya merebahkan dirinya di kasur milik sekolah katanya agar mudah di periksa. Mau tidak mau rahasia kesya bisa saja ketahuan oleh semua yang ada di sekolah. Kesya masih berdoa di dalam hatinya.

Dokter tersebut tersenyum penuh arti kepada Kesya. Entah apa yang di maksud oleh dokter tersebut. Selang berapa menit dokter mulai memeriksa perut datar milik Kesya. Kesya memejamkan matanya menghirup udara segar.

"Maaf bu sebenarnya Kesya tidak hamil." Ujar Dokter setelah memeriksa Kesya.

"Ah yang benar saja masa ia Kesya tidak hamil." Ujar Bu Reni penasaran.

"Kata murid - murid saya Kesya hamil kok " lanjut Bu Reni

"Ini buktinya kan saya yang meriksa Kesya." Ujar Dokter tersebut.

"Memangnya siapa yang bilang sama ibu?" Dokter tersebut mulai memancing - mancing perkataan Bu Reni.

" Saya di kasih tau oleh Salsa." Ujar Bu Reni.

deg.

Mendengar nama Salsa di sebut membuat hati Kesya terasa amat sakit. Orang yang ia percayai malah membuatnya kecewa terkadang benar kata orang kita jangan mudah percaya terhadap orang.

***
Kesya berlalu keluar dari ruangan bk. Baru saja kesya melangkah tiba - tiba saja tangannya terasa di genggam seseorang. Kesya mendongak menatap pelakunya. Ternyata dokter yang tadi.

"Saya mau bicara sama kamu berdua." Ujar Dokter tersebut.

"Hmm boleh,"Ujar Kesya yang mempertimbangkan

"Saya tidak meminta persetujuan kamu,ikut saya sekarang," Ujar Dokter dan langsung menarik lengan Kesya membawa Kesya entah kemana.

Kini mereka berdua sudah berada di mobil milik dokter tersebut. Entah apa yang ingin dokter itu katakan.

"Kamu benar - benar hamil sebenarnya." Ujar dokter to the point. Kesya tidak kaget karna ia sudah tau dari kemarin.

"Saya tadi sudah membohongi guru itu dan semua murid," Lanjut Dokter

" Terima kasih telah melindungi saya" Ujar Kesya dengan senyuman tulus.

" Kalo boleh tau kenapa kamu bisa sampai begini, kelihatan dari muka kamu kalau kamu sebenarnya orang baik kok," Ujar Dokter tersebut.

"Em jadii waktu itu----" Kesya menceritakan semua kejadian kejadian yang telah lalu.

Dokter tersebut sempat kaget namun sedetik kemudian ia tersenyum haru dan mengelus pundak Kesya berkali kali. Kesya kaget ketika sebuah tangan tiba - tiba saja mengelus pundaknya. Kemudian Kesya mendongak menatap pelakunya lalu Kesya tersenyum haru ternyata masih ada yang ia percayakan.

"Dokter sarankan kamu lebik baik keluar saja dari sekolah ini, lama ke lamaan perut kamu mulai membesar. " Ujar Dokter.

Kesya menghela nafas ini lah yang Kesya takut - takuti dulu dia selalu menghidari kejadian - kejadian yang ia sering baca di aplikasi oren dan yang ia hindari malah menjadi kenyataan.

***

Mempertimbangkan antara keluar atau tidak nya. Benar kata Dokter tadi jika perut nya akan semakin membesar tidak mungkinlah dirinya harus menggugurkan kandungannya , jika ia menggugurkan kandungannya ia termasuk ibu yang sangat jahat. Pusing dengan fikiran,mumet dengan otak, cape karena batin.

Kesya berniat keluar rumah ingin mereflesingkan fikirannya yang saat ini seakan ingin meledak. Memakai sweeter berwarna merah jambu dan juga celana joger sangat sederhana.

Saat membuka pintu tiba - tiba saja ia melihat seorang pria bertubuh tegap.

" Mau kemana lo,rapih banget." Ujar Pria itu.

Vote dan komen ya gais👋

Feb, 7

Kesya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang