Chapter 22

1.5K 48 0
                                    

Motor bermerek beat dengan warna hitam tanpa plat nomer melewati gang dan entah di sengaja atau tidak,penumpang itu mendorong Kesya. Kesya tak bisa melihat pelaku nya. Karena mereka berdua-yang berboncengan itu menggunakan helm dan berbaju hitam.

Akibatnya Tubuh Kesya oleng,Kesya tak dapat menahan tubuhnya itu. Kesya terjatuh ke belakang tiba - tiba rasa nyeri sangat terasa. Kesya memegang perutnya. Mengelusnya pelan berharap tidak apa.

Saat ini jalanan di gang itu sangat sempit sehingga dirinya tak bisa mendapatkan bantuan dari warga setempat. Kesya berteriak, tak ada satupun yang menyauti.
Tiba - tiba cahaya motor terlihat di mata Kesya. Kesya masih saja merintihkan ke sakitan. Orang itu-ternyata adalah Putra.

Putra turun dari motornya,helm yang semula ia pakai di taruhkan di spion motornya. Ia mendekati Kesya.

"Kamu kenapa?" Ucap Putra sembari melihat kondisi Kesya.

"Sa-sakitt Put" Jawab Kesya yang sedang menahan sakitnya.

"Mau ke rumah sakit?" Tanya Putra dan di balas anggukan.

Putra membantu Kesya berdiri,ia menyuruh Kesya untuk duduk di motor nya. Setelah di pastikan Kesya sudah duduk ,Puta menyalakan motornya dan melaju motornya kencang ia takut jika sesuatu hal yang buruk menimpa Kesya.

Ya walaupun Kesya bukan istrinya tapi Kesya masih orang pertama yang duduk di hatinya.

Di perjalanan tangan kanan Kesya memeluk pinggang Putra sebab takut jatuh sementara tangan kirinya memegang perutnya yang masih sakit.

***

Saat Putra sudah mengantarkan Kesya sampai gang, niat nya Putra ingin mampir ke club tapi perasaannya tak enak dengan Kesya muncul.

Putra memutarkan balik arah motornya menuju Kesya. Tadi ia sempat melihat motor hitam dengan 2 orang yang satu mengendarai yang satu penumpang. Perasaan curiga sempat hadir di dalam hatinya.

Dari pada ia penasaran ia melaju kan motornya di atas rata - rata. Matanya menyipit,kala melihat seorang perempuan yang sangat di kenalinya sedang duduk di jalanan sembari memegang perut nya. Dia kenapa? batinnya bertanya.

Dia, Kesya. Ada apa dengan Kesya. Rasa Khawatir sangat besar di hatinya. Tanpa berfikir panjang ia turun dari motornya. dan melihat sekelilingnya.

Ini gang sangat sepi padahal ini siang hari. Di mana penduduk sini? mengapa tak ada yang membantunya? Banyak pertanyaan yang melintas di otak kecil milik Putra. Tapi Putra harus melupakan pertanyaan itu kala melihat Kesya yang merintih kesakitan.

***

Putra menunggu Kesya di depan ruangan UGD ,pintu berdomasi putih berisi seseorang yang teramat Putra sayang.

"Kamu yang sabar ya, biar bunda periksa terlebih dahulu" Ujar sang bunda. Bundanya memang bekerja di sini.

"Bun tolong beri yang terbaik untuk Kesya" Balas Putra yang di angguki sang bunda.

Tak membutuhkan waktu lama, seorang laki laki dan perempuan datang. Laki - laki itu langsung menonjok rahang bawah Putra.

"Bangs*t!!lo apain istri gue?!" Tanya Dika, ya lelaki itu adalah Dika.

Putra tak membalas pukulan Dika,walaupun ini bukan kesalahannya ya tetapi tetap saja karena dia yang menurunkan Kesya di sana dan membiarkan Kesya sendirian.

Kesya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang