Chapter 20

1.9K 48 5
                                    

Happy Reading♡♡♡

Orang itu adalah Gisyel.

"Well lo kaget bukan." Kata Ghisyel.

Author POV.

"Kerja sama apa yang lo maksud?" Ucap Putra.

Ghisyel tidak mau basa basi. Ia to the point."Menghancurkan rumah tangga Kesya."

Putra yang mendengar itu marah. "Lo gila? Gak gue ga mau ngelakuin itu!" Putra tidak mau menanggapi orang seperti Ghisyel,untung saja orang seperti Ghisyel cuman satu di dunia coba kalo banyak mungkin ia pindah di mars .

Ghisyel tersenyum licik.
"Lo lupa? lo udah tanda tangan di sini." Ujar Ghisyel menunjuk kertas yang ia pegang.

"Jadi gimana lo mau nolak?" Tambah nya.

"Dasar perempuan licik!" Geram Putra.

"Itu bukan licik,tapi pinter. Gak ky lo bodoh." ralat Ghisyel.

"Mulai saat ini lo harus ikutin perintah gue."

Waktu mulai berjalan kini Keduanya-Ghisyel dan juga Putra telah berada di suatu tempat. Di tengah tengah hutan adalah tempat yang paling aman untuk melakukan kerja sama ini.

"Gue harus ngapain?" Ucap Putra dengan malas.

"Lo harus ikutin perintah gue!"

"Perintah apaan?"

Di lain sisi. Ini adalah hari pertama mereka mengubah status nya. Kesya sedang berada di dapur untuk membuat makanan.

Kesya mulai memasak makanan dengan bahan yang ada. Memotong sayuran tidak terlalu sulit untuk Kesya. Ketika sedang asik memasak tiba - tiba saja ada yang mengetuk pintu rumah nya.

tok tok tok...

Kesya bergegas untuk membukakan pintu rumah nya. Siapa yang bertamu di malam hari seperti ini?

Kesya membuka pintu rumahnya. Tidak ada orang siapa - siapa di sini. Lalu yang mengetuk pintu nya siapa?

Saat Kesya hendak berbalik tubuhnya,ia melihat sebuah paket yang entah siapa pemiliknya. Di ambillah paket itu. Ia memutarkan paket tersebut. Siapa tau ketemu nama pemiliknya.

Tidak ada tulisan apapun di paket ini. Ia langsung membuka nya. Tiba tiba saja ia kaget dengan apa isi nya. Berisi kain putih yang di bentuk seperti janin lalu di situ tergambarkan pula pisau yang menancap di bagian perut bayi itu.

Apa ini pertanda? Tidak ia harus berfikir positif terlebih dahlu.
Kesya memegangkan dadanya ia takut jika sesuatu hal buruk terjadi padanya. Siapa pelakunya semua ini? Kesya menggeleng takut. Kemudian ia menutup pintunya tak lupa mengunci pintunya. Sial. Rasa takut menyelimuti dirinya.

Kesya kembali menuju dapur. Melupakan rasa takut dan terkejutnya. Tiba - tiba saja ada yang menepuk pundak nya,Ia terkejut bukan main. Ia memilih untuk tidak menengoknya saja.

"Ih kok aku di cuekin?" Ujar Seseorang.

Itu. Itu suara Dika bukan sih? Segera Kesya menoleh ke belakang dan ternyata orang utu adalah Dika.

Kesya menyuruh Dika untuk duduk di meja makan terlebih dahulu. Mereka tinggal di rumah Dika. Tentu saja ibu nya di ajak. Ia tidak tega untuk meninggalkan ibunya sendiri.

Meski di rumah ini terdapat para pembantu tetapi Kesya tidak mau menyusahkan pekerja di sini. Karena baginya ini adalah tugasnya sebagai seorang istri.

Usai waktu berjalan , aroma makanan mulai tercium di hidung masing - masing . Kini makanan lezat nan sederhana khas Kesya sudah berada di meja.

Setelah memasak Kesya berniat untuk memanggilkan ibu nya itu. Ternyata Ibu nya sudah turun duluan jadi ia membatalkan niatnya itu.

Di meja makan yang besar terdapat kumpulan orang. Yaitu Kesya,Bu Rini, Dika dan kedua orang tua nya Dika tak lupa adik laki - laki nya yang berselisih 2 tahun.

Mereka mulai memakan hidangan di atas meja tersebut. Hening. Suasana di meja makan hening. Tidak ada yang mulai berbicara. Mereka sibuk dengan makanannya masing - masing.

"Setelah ini kamu mau pindah atau tinggal di sini aja?" Ujar Ayah nya Dika.

"Tinggal di sini aja ya Dik, biar bunda ada temannya.” Usul Bundanya.

Dika mencoba berfikir jika ia tinggal di sini...."Maaf bun aku harus mandiri aku sudah punya istri dan calon anak." Jawab Dika.

"Iya bu betul kata nak Dika saya setuju. Mereka kan sudah menikah jadi mereka harus mandiri." Kan biar enak di saya juga...

Dengan hati tak rela Bunda dan Ayah nya mengizinkan mereka tinggal di apartemen mewah milik Dika yang sudah lama itu.
Apartemen mewah ini milik Dika hadiah dari ayah nya saat ia ulang tahun ke 17.

"Kapan kamu pindah?" Ujar Ayah.

Dengan enteng nya dika menjawab " Siang ini usai setelah makan."

"Yang benar aja Dika. Bunda bahkan belum mengobrol dengan Kesya." Sahut Bunda yang tidak terima dengan usulan anak nya itu.

"Dah bun biarin. Kan bang Dika udah jadi kepala rumah tangga kita ga perlu ikut campur bun." Lihat lah ini sekali berbicara bijak seperti ini.

Bunda menatap Orang itu " Bukan begitu Rey. Bundakan hanya mau dekat dengan menantu Bunda saja." Orang yang di panggil Rey itu mengangguk saja. Seterahlah itu bukan urusannya toh ia tidak mau memperpanjang yang ada jadi ribet.

"Ini anak kalo di ajak bicara begini mulu." Geram bunda. Jadi anak selalu salah ya;(

"Sudah lah bun, Rey memang begitu bun. Lebih baik kita membahas perpindahan Dika saja."

"Yaudah Bunda izinin kalian pindah tapi jaga baik - baik menantu kesayangan Bunda ya."
"Pasti bun."Pasti di sakitin bun. Sambung batin Dika.

Selesai makan malam Kesya membereskan semua pakaiannya dan pakaian Dika. Ketika Kesya sibuk dengan barang - barang yang akan ia bawa justru Dika sibuk dengan hal lain.

"Makasih sayang kamu udah ngambil keputusan ini semua untuk aku." Ujar seseorang.

"Apapun aku lakuin untuk kamu." Balas Dika.

"Oh iya,Soal Kesya nggak usah di fikirkan. Ini kan yang kita mau hidup bersama. Kita hanya perlu menyingkirkan Kesya bukan?"

Dika mengangguk sebagai jawaban. "Tentu sayang. Menyingkirkan Kesya adalah hal yang mudah."

"Lalu kapan kita menyingkirkan Kesya? Aku ga sabar miliki kamu sepenuhnya." Ucap nya lagi dengan manja.

"Sabar sayang. Kita harus membuat rencana untuk itu. Semua nya butuh proses inget.” Jawab Dika.

Perempuan itu menghamburkan pelukan manja kepada Dika, Dika dengan senang hati membalasnya.

Bu Rini - ibunda Kesya.

Semangat guys ulangannya😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semangat guys ulangannya😘

Kesya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang