Pdf bisa order di wa +62 822-1377-8824 ( putri)
Untuk ebook bisa di beli di playstore buku.
Bisa juga di baca di kbm app dan KARYAKARSA
***
Dua pekan sudah juragan Aksa Janitra berada di kota lain, rencananya besok beliau akan pulang. Sebelum balik beliau menyempatkan diri masuk hutan tuk memantau area perkebunan kelapa sawit. Di temani Bisma salah seorang kepercayaan juragan Aksa tuk mengelola perkebunan. Mobil terus melaju memasuki area hutan. Sore ini langit terlihat cerah hingga juragan Aksa tidak perlu risau. Beliau mengamati keluar kaca mobil pada pemandangan hutan yang menyejukan mata.
Tatapan juragan Aksa teralihkan pada sosok perempuan yang duduk di rerumputan. Beliau semakin mempertajam tatapannya mengamati seksama kalau perempuan itu memang benar manusia.
Wajah perempuan itu terlihat kesakitan. Juragan Aksa yakin perempuan itu nyata.
"Berhenti Bisma." Kata Juragan Aksa yang segera di turuti Bisma tuk memberhentikan mobil.
"Ada apa juragan?" Tanya Bisma menoleh merundukan kepalanya sedikit pada juragan Aksa.
"Tunggu," Sahut Juragan Aksa singkat, beliau keluar dari dalam mobil melangkah menghampiri perempuan itu yang meringis masih kesakitan.
"Kamu terluka," Kata juragan Aksa berjongkok hingga wanita itu syok atas kehadiran juragan Aksa yang tiba tiba.
Juragan Aksa memperhatikan salah satu kaki perempuan itu terbelit akar liar hingga mempersulitnya tuk melangkah bahkan melepaskan belitan akar tersebut.
"Harus di potong," Gumam juragan Aksa yang bisa di dengar si perempuan.
"Heh, di potong, anda akan memotong kakiku. Ndhak mau!" Ucap tegas si perempuan pada juragan Aksa yang mengangkat wajahnya, tepat tatapan mereka beradu, si perempuan tiba tiba terdiam tenggelam di manik mata hitam juragan Aksa.
"Ndhak ada pilihan." Kata juragan Aksa mengambil pisau dari sarung yang terselip di belakang tubuhnya.
Perempuan itu tidak berontak saat juragan Aksa mengarahkan pisau ke arah kakinya yang terbelit akar. Matanya terpejam erat sedikit memalingkan wajahnya.
Sreettt....
"Sudah lepas," Kata juragan Aksa sembari berdiri.
Kelopak mata perempuan itu perlahan terbuka, senyumnya seketika merekah karena kakinya tak terbelit akar lagi.
"Berdirilah," Kata juragan Aksa mengulurkan tangannya pada si perempuan yang mendongak menatap kagum pada sosok beliau. Tanpa menolak perempuan itu menyambut tangan jurangan Aksa yang membantunya tuk bangkit.
"Siapa namamu?" Tanya juragan Aksa melepaskan pegagan tangannya pada si perempuan.
"Asoka," Jawabnya pelan.
"Kenapa kamu tiba tiba berada di dalam hutan?" Tanya juragan Aksa heran.
"Aku tersesat saat memasuki hutan bersama teman temanku yang lain tuk mencari buah ceri."