Ternyata sesulit itu melupakan semua hal yang udah terjadi dalam hidup ini. Semua nya udah beda; kalau tuhan udah berkehendak aku bisa apa?
Mereka memang sudah sedikit membaik, tutur kata nya saja sekarang sedikit lembut. Tapi mereka pernah buat semua nya terasa pilu apalagi dia si tukang penghasut, dan aku cuma bisa nangis, nangis, dan nangis. Yang akhirnya di bilang sandiwara. Sekejam itu mulut nya. Sesakit itu ketika aku membayangkan perkataan nya, sial.
Dulu aku sering mengucap kan kata 'maaf' pada nya; padahal dia yang angkuh, dia yang sering memberi rasa sakit setiap hari. Andai kalian tahu gak semudah itu melupakan semua nya. Apalagi kalian yang membuat hari-hari itu seperti selalu tertusuk duri paling tajam.
Tapi semua nya hanya hampa;
Rasanya gak berguna, dan pengen menghilang aja dari bumi.
Aku bertanya pada Nya 'kapan aku bisa bahagia ' karena katanya 'kamu berhak bahagia'.
Berbagai cara udah aku coba tapi gak bisa, dulu gak pernah ada sedikit pun rasa dendam tapi tiba-tiba semua rasa dendam itu muncul dan sulit untuk dihindari. Lalu aku mencoba berdoa 'hilang kan rasa dendam ini' tapi aku bilang 'mungkin semua nya bisa terlupakan jika mereka merasakan apa yang aku rasain'.
Malam itu dengan penuh kesunyian, aku menadahkan tangan sampai ke bahu di iringi dengan sajadah di bawah tempat duduk ku. perlahan rintik-rintik air di mukaku, menjadi embun.
Setidak nya dengan itu semua bisa terasa lebih lega.
Sekarang mungkin hanya masalah waktu nya saja.
Aku percaya Tuhan maha adil, dan semua akan terbalaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Pilu
Poetry"Rangkaian cerita terang dan gelap akan menjadi sebuah lukisan di dalam hidup mu."