Suara-suara hitam muncul dari mulut nya
Bagai runcing yang bila tersentuh akan terluka benak nya
Bersiul tanpa tahu nyatanya
Menilai tapi tak mau mendengarkan keluh kesah nyaKecil parasnya, bisa saja fatal katanya.
Mirip kelaras di pohon pisang
Yang mudah hancur, apalagi di bakar
Seperti ia selalu panas dengan katanya
Berusaha tenang, namun makin memanas.Banyak sekali macam nya
Fitnah, hasut, hujat, sindir, bohong
Kini menjadi kata yang tak lazim kita dengar
Bahkan ia pun merasakan salah satu nya.Memang sangat tak mudah melupakan orang-orang kejam seperti itu
Tapi kadang setelah nya menciptakan trauma yang nanti nya lebih sulit lagi memaafkanMaafkan ia yang menikam hati dengan kata
Malaikat tak pernah lupa mencatat perbuatan setiap makhluk nya
Sekecil apapun, sebesar apapun.Aku, kamu sama-sama pendosa.
Biarlah akhirat menjadi saksi perbuatan kita semua
Jika sudah waktunya, pasti kebenaran akan terungkap.
Bisa saja sekarang, esok, lusa.Jadi lah pemaaf, jadilah penyemangat.
Terimakasih banyak yang udah mampir, maaf banget belum bisa bikin karya yang bagus, ini pun masih belajar :)
vote nya kalau boleh hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Pilu
Poetry"Rangkaian cerita terang dan gelap akan menjadi sebuah lukisan di dalam hidup mu."