dua puluh enam;duka luka

30 4 0
                                    

Di saat waktu sudah bilang'terlambat'dia baru datang;

Sungguh, dulu dia seenaknya menggores kan luka,
Namun, sekarang luka itu melahirkan rasa dendam yang makin menggaduh

'Maaf', kata yang daku ucap dulu di iringi derai air mata padahal kau yang membuat ku kelam

Belaian hujan air mata masih merajelela
Tangan masih membeku, yang perlahan kian mengepal

Luka masih berkata sakit dan akan tetap sakit
Bukannya ku tak lagi punya kata 'maaf'
Tapi bila hati berkata tidak aku harus apa?

Jika aku pura-pura memaafkan mu sekarang,
Istilahnya lain di mulut lain di hati
Aku sama saja seperti manusia munafik yang bersembunyi dengan jiwa-jiwa dendam

Luka ini masih menyayat hati;
Jiwa yang patah, kian kaku termakan amarah,
Mulut yang dulu membungkam; mungkin, ini saatnya kau membuka rahasia hatimu
Menuliskan asa, dan melepaskan luka secara perlahan

Tapi..
Sepertinya waktu belum cukup
Untuk melupakan lagu-lagu pilu di hidup itu

Aku tak mau tuhan murka
Ia saja selalu memaafkan dosa manusia hina ini.

Mengapa kamu tidak?



Kalian pernah gak di jahatin sama seseorang tapi pada saat kalian di jahatin kalian gak pernah ada dendam sama sekali. Eh, semenjak semua nya udah usang perlahan rasa dendam muncul tiba-tiba?

Vote vote vote hehehehe :)
















Lukisan PiluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang