14

4.5K 171 72
                                    

Arbel melangkahkan kakinya masuk ke rumah besar milik keluarganya. Ia berjalan tanpa berekspresi, Vraka adiknya menjuluki Arbel "si muka datar" karena, Arbel tak mempunyai ekspresi kecuali datar.

Arbel melihat salah satu pembantunya berjalan ke arahnya sambil menunjukan senyumannya. Berbeda dengan Arbel yang tetap dengan wajah datarnya.

"Non, udah pulang?" Sapanya, Arbel hanya mengangguk sekilas lalu berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia sangat lelah untuk hari ini.

"Raka belum pulang bi?" Tanya Arbel yang ternyata sedang duduk di salah satu sofa single yang berada di ruang tamu.

Pembantu Arbel menoleh, "eh, belum non, katanya ada tugas kelompok di rumah temennya" Arbel hanya mengangguk, lalu berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.

Arbel masuki kamar kesayangannya, ia melempar tasnya kesembarang tempat dan melempar tubuhnya di atas kasur queen size miliknya. Arbel menutup matanya dan menghembuskan nafasnya kasar, tiba-tiba Arbel teringat Egi yang meminta ID Linenya. Untuk apa dia meminta ID Line Arbel, tapi Arbel tidak terlalu memperdulikan itu.

DUGH...

Arbel menoleh ke arah pintu kamarnya, seperti ada yang terbentur pintu kamarnya. Arbel tetap menatap pintu kamarnya dan menunggu seseorang berbicara.

"KAK!! KAK!!"

Tebakan Arbel benar, itu pasti Raka yang ceroboh dalam segala hal, bahkan ia memperdulikan kesehatan tubuhnya.

"Kak! Lo ada di kamar ga si?!"

Arbel tetap diam, rasanya ia enggan untuk membuka mulutnya walau hanya sekali.

Raka menggedor-gedor pintu kamar Arbel, Arbel hanya menghela nafasnya kasar, itulah adiknya. Adik satu satunya nya yang Arbel punya. Arbel menyambar HP miliknya yang tergeletak di sebelah nya. Lalu Arbel mengirimkan pesan pada adiknya, Vraka.

Bntng.Arbl
Msk aj, pntny g d knci.

Setelah itu Arbel melempar HP nya kembali.

Raka berhenti menggedor-gedor pintu kamar Arbel, Arbel menduga kalau Raka sedang membaca pesan darinya.

"Elah! Kalo ga di kunci ngapain gue gedor-gedor?!" Omel Raka yang masih di depan pintu kamar Arbel. "Lagian juga Lo ka! Tinggal ngomong aja ribet banget, pake ngechat segala." Raka memberi jeda sesaat.
"Oya gue lupa, kan ngomong Ama manusia batu beda" lanjutnya.

"Tinggal masuk aja ribet banget si Lo!" Teriak Arbel dari dalam kamarnya.

"Siapa yang bikin ribet?" Jawab Vraka yang masih di depan pintu kamar Arbel.

"Lo!"

"Dih orang Lo yang salah!"

"Cewe selalu benar."

Vraka membuka pintu kamar Arbel, tampak jelas Arbel sedang rebahan
di atas kasur miliknya. Vraka memasang wajah cemberut, yang tanda nya ia sedang ngambek.

Arbel hanya melihat adiknya itu sekilas, lalu membuang muka nya lagi. Ia terlalu malas untuk melihat Vraka adiknya.

"Kak!" Panggil Vraka, namun tak ada sahutan dari Arbel, hal itu membuat Vraka mendengus kesal.

"Kak!" Panggilnya sekali lagi, namun yang di terima Vraka tetap sama, tak ada jawaban dari Arbel. Vraka menatap Arbel tajam, ntah kenapa sifat Vraka dan Arbel itu sangat berbeda jauh sekali.

"Kakak ku yang cantik, yang manis, yang unyu-unyu, tapi boong" Vraka mencoba sekali lagi, dengan sedikit merayu Arbel.

"Niat muji gue ga si Lo?!" Perotes Arbel, Vraka menunjukan senyum jahil nya.

The Cool Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang