9

4.1K 141 2
                                    

Matahari sudah menampakan dirinya. Cahaya matahari pagi itu menembus gorden tipis yang berada di kamar Arbel.

Sekarang sudah menunjukan pukul 6 lewat 5, tapi Arbel belum juga membuka matanya dan masih membungkus dirinya dengan selimut kesayangannya.

"WOI DEK, BANGUN. KEBO BANGET DAH LO!" teriak Reas dari luar sambil mengedor-gedor pintu kamar Arbel. Karna tak kunjung mendapat jawaban, Reas kembali menggedor pintu kamar Arbel. Untung saja pintunya kuat, kalo tidak mungkin pintu kamar Arbel sudah jebol dari tadi.

"BERISIK BANGET SI LO!!" maki Arbel yang sudah duduk bersila di atas kasur miliknya.

"BANGUN BEGO, LO GA SEKOLAH? TELAT MAMPUS LO!" Arbel melirik jam yang menempel manis di dinding nya, dan waktu sudah menunjukan pukul 6 lewat 10 menit.

Arbel berjalan gontai menuju kamar mandi. Setelah 15 menit, Arbel keluar sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Setelah selesai, Arbel menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan.

Dian menoleh ke arah Arbel berjalan. "Sini sayang sarapan" ujarnya

"Bang reas mana?" tanya Arbel, ia tak melihat abang rese nya itu berkeliaran.

"Udah berangkat bareng Raka tadi, sini sarapan. Nanti kamu telat"

"Arbel sarapan di sekolah aja, Arbel berangkat" Arbel menyambar kunci mobil kesayangannya yang tergeletak di meja, sebelum benar-benar pergi. Arbel tidak lupa salim dengan Mamanya.

◼ ◼ ◼

Mobil mewah Arbel memasuki kawasan sekolah, bel sekolah akan berbunyi sekitar 5 menit lagi. Untung Arbel membawa mobil dengan kecepatan maximal, seperti orang kesetanan.

Selesai memarkirkan mobilnya, Arbel berjalan di lorong kelas 10, ia harus melewati lorong kelas 10 karena itu jalan yang lebih cepat untuk sampai di kelasnya.

Dengan earphone yang menempel manis di telinganya, Arbel berjalan tak memperdulikan dengan ocehan adik kelasnya. Seperti biasa, Arbel berjalan dengan menampilkan wajah datarnya.

Sesampainya di kelas, Arbel sudah di beri kejutan dengan Ferisha dan Rachel yang sedang perang dengan ketua kelasnya. Arbel yang Melihatnya hanya memutar bola matanya malas, lalu berjalan menuju kursinya.

Adu saling lempar kertas itu masih berlanjut, karena kelasnya kosong. Semua guru rapat di luar hingga Jam pelajaran selesai.

Lemparan keras dari Ferisha mengenai Amanda yang ada di sebelah Arbel, Arbel hanya menoleh lalu kembali fokus dengan kegiatan awalnya.

"Goblok lo! Muka gue anjir" maki Amanda sambil melempar kembali kertas itu ke arah Ferisha, tapi yang kena Rachel.

"Lah?! Yang lempar Jeje goblok! Kenapa lo jadi balesnya ke guee?!" maki Rachel balik, ia tak terima begitu saja.

Ferisha hanya tersenyum, "Ya maap ga sengaja, tadinya kan gue mau ngelempar si ketua kelas Bego. Eh, malah kena nya ke elo"

Amanda dan Rachel melempar balik kertas yang ada di dekatnya secara bersamaan.

"Weehh!! Santaiii, damai dah damaiii" Ferisha menunjukan jari nya membentuk huruf V.

"Damai damai, enak banget lo kalo ngomong!" Rachel kembali melempar kertas ke arah Ferisha.

Arbel menoleh ke arah teman-temannya yang sedang sibuk perang. Kelasnya sudah seperti tempat pembuangan sampah. Kotor

Arbel berdiri dari tempatnya, "Lo ber 3! Bersihin kelas, atau gue lapor ke piket." ucapnya sebelum meninggalkan kelas. Ferisha dan Rachel menganga tak percaya.

Tujuan Arbel saat ini adalah Kantin, karena ia tak sempat sarapan tadi, jadi ia berniat untuk mengisi perutnya karna sudah lapar.

Arbel memasuki kantin dengan earphone yang masih menempel manis di telinga nya, Arbel melihat segerombolan anak laki-laki yang di tolongnya kemarin memasuki kawasan kantin.

Tatapan Arbel menuju seseorang yang beriris mata tajam, Egi. Tatapan itu tak lama, Arbel memutuskan kontak matanya karena mendapat tatapan tak suka dari Fens Egi Dkk.

Setelah memesan makanan, Arbel langsung menyantapnya. Arbel melirik ke arah pintu kantin, dan ternyata ada teman-temannya yang sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Si anjir, Lo kalo mau ke kantin bilang bilang dong bel, kan gue juga laper" oceh Ferisha yang sudah duduk di samping Arbel. Arbel hanya melirik sesaat dan kembali fokus dengan makanan yang di hadapannya.

Rachel menyenggol tangan Arbel, Arbel memutar bola matanya malas lalu menoleh dengan satu alis terangkat.

"Bukannya itu yang kita tolongin kemaren ya?" Tanya Rachel sambil menunjuk meja yang di tempati Egi Dkk dengan dagunya. Arbel melihat objek yang di maksud Rachel lalu mengangguk, setelah itu ia melanjutkan makannya.

"Gosip mulu lu, pesen makanan gidah, gue udah laper" ucap Amanda setelah melihat Rachel dan Arbel membicarakan meja para most wanted di sekolah nya.

"Enak bat Lo nyuruh-nyuruh, emang gue babu Lo?!"

"Yaudah, gausah pada berantem. Pada mau pesen apaan? Gue pesenin gc!" Lerai Cellistin.

Mereka semua memasan makanan. Setelah 15 menit makanan yang mereka pesan sudah sampai. Mereka menyantapnya hingga habis.

Arbel sudah menghabiskan makanannya sekitar 10 menit yang lalu, tapi ia enggan untuk beranjak dari tempatnya. Setelah mereka semua selesai, Meraka hanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Hai, boleh gabung?" Tanya laki-laki yang berada di samping Gabriella. Semuanya menoleh, terkecuali Arbel.

"Lah? Kan Lo udah sama temen-temen Lo di sono, ngapain ngungsi ke sini? Meja Lo kebanjiran sampe Lo ngungsi ke sini?!" Sinis Cellistin, Gabriella menatap Cellistin tajam.

Gabriella menatap temannya satu per satu meminta jawaban, Rachel dan Amanda hanya menaikan bahu, sementara Ferisha memberi isyarat untuk bertanya pada Arbel.

"Boleh ga bel dia gabung di sini?" Ucapan Ella berhasil membuat Arbel menoleh ke arahnya lalu menatap laki-laki di hadapannya.

"Serah" ucap Arbel lalu kembali fokus dengan ponsel yang berada di tangan nya. Laki-laki itu duduk di samping Ella, tatapannya tak pernah putus memperhatikan Amanda.

Yap, laki-laki yang di maksud adalah Alvino, salah satu most wanted yang mempunyai penggemar perempuan paling banyak setelah Egi, Mike, dan Nathan.

Arbel memperhatikan Gabriella yang sedang berbicara dengan Alvino, seperti ada rasa nyaman yang di tunjukan Gabriella. Tak hanya ngobrol atau membicarakan tentang sekolah, mereka berdua saling bercanda, tetapi tatapan Alvino tak putus memperhatikan Amanda.

Arbel menghela nafas panjangnya, Ferisha dan Rachel memperhatikan Arbel, Arbel hanya menatapnya sekilas lalu menggeleng.

Cukup lama duduk di kantin dengan pandangan Gabriella dan Alvino yang saling bercanda. Tatapan Alvino dan Arbel bertemu, Arbel menunjukan tatapan peringatan.

Setelah mendapatkan tatapan peringatan dari Arbel, Alvino berpamitan untuk kembali dengan teman-temannya. Ada raut kecewa yang di tunjukan Gabriella.

◼ ◼ ◼

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Murid sudah berhamburan keluar kelas, tapi berbeda dengan Arbel, Ferisha, Rachel dan Amanda yang masih terdiam di tempatnya masing-masing.

"Lo ngerasa ga si kalo si Gabriella suka sama si Alvino?" Tanya Rachel membuka topik pembicaraan.

"Lah gue kira, gue doang yang ngerasa, ternyata Lo juga" timpal Ferisha.

"Deket banget ya mereka ber 2" ucap Amanda tiba-tiba, Arbel menoleh ke arah Amanda. terlihat jelas raut wajah tidak suka yang Arbel lihat.

"Liatin aja dulu" ucap Arbel lalu berjalan meninggalkan kelas.

Ferisha melirik ke arah Rachel. "Apanya yang di liatin?" Sebagai jawaban, Rachel dan Amanda mengangkat bahunya acuh.

The Cool Girl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang