Arbel melangkahkan kakinya menuju kelasnya, sekarang ia masih memiliki waktu sedikit untuk beristirahat. Ia hampir telat karena Andreas.
"Tumben Lo baru Dateng" tanya Rachel, Arbel mendaratkan bokongnya di kursi. Jujur, untuk saat ini Arbel sangat cape.
"Gue nanya ni, jangan di kacangin aja, di kacangin ga enak tau!" Protes Rachel. Arbel hanya mengangguk seraya menetralkan nafasnya.
"Lo bego atau gimana si Hel? Lo ga liat apa kalo dia ngos-ngosan gitu. Malah di ajak ngobrol, kasih dia kesempatan ke buat ngirup udara." Omel Ferisha, Arbel mengedarkan pandangannya, mencari Amanda.
"Nyari siapa? Amanda?" Tanya Rachel, Arbel mengangguk menjawab pertanyaan Rachel.
"Dia ga masuk sakit" Arbel menoleh ke arah Rachel, sakit? Padahal semalam ia terlihat baik baik saja.
Bel pelajaran pertama pun berbunyi, semuanya duduk di tempat nya masing-masing.
◾◾◾
Hari ini kantin sangat ramai. Lebih ramai dari biasanya, entah lah mungkin mereka semua sudah sangat lapar.
Arbel, Rachel, Ferisha dan Cellistin sudah duduk manis di tempat biasanya. Sebagian orang melihat ke arah mereka dengan tatapan aneh, iri dan tidak suka. Mungkin pikirnya, mengapa Arbel mau berteman dengan anak nerd seperti mereka.
Audrey dan teman temannya datang menghampiri meja yang di tempati Arbel. Lalu ia menggebrak meja, sehingga menimbulkan suara yang sangat kencang. Seluruh siswa yang berada di kantin menoleh ke arah meja yang di tempati Arbel.
Rachel, Ferisha dan Cellistin terlonjak kaget, tapi tidak dengan Arbel. Ia hanya melirik sekilas lalu menatap handphonenya.
"Minggir Lo! Ini tempat kita! Orang miskin kaya Lo itu ga pantes duduk di sini!" Ucap Cassandra, dan Audrey tersenyum puas.
Brakkk..
Gebrakan meja dari Arbel membuat seisi kantin terkejut lagi. Arbel sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia sudah terlalu muak melihat tingkah laku Audrey dan teman-temannya.
"Bahkan orang yang merasa paling sok berkuasa pun ga pantes duduk di sini!" Ucap Arbel lantang, wajah Audrey berubah seketika. Seisi kantin tertawa, hal tersebut menambah Audrey emosi.
"Diem L-"
"Kenapa disuruh diem? Lo takut? Atau malu?" Potong Arbel capat. Audrey melayangkan tangannya, berniat untuk menampar Arbel. Dengan cekatan Arbel menahan tangan Audrey, dan meremas tangannya hingga dia meringis kesakitan.
"Jangan sekali-kali Lo main kekerasan sama gue!" Ucapnya tegas, Arbel melepaskan tangan Audrey, setelah itu Audrey pergi menghilang ntah kemana.
Arbel duduk kembali seperti semula, ia memperhatikan teman-temannya sedang menatapnya aneh.
"Kenapa?" Tanya Arbel, mereka semua tersenyum. Ntahlah, Arbel tak pernah mengerti jalan pikir mereka.
◾◾◾
"Arbel!! Arbel!!" Teriak Ferisha, Rachel menutup telinganya sedangkan Cellistin sudah tak tau ia ada dimana.
Sekarang adalah pelajaran terakhir, Kimia. Walaupun Arbel membenci pelajaran itu, tapi ia selalu mendapatkan nilai tertinggi. Saat ini kelas kosong, guru yang mengajar sedang berhalangan datang.
Arbel duduk dan menyenderkan punggungnya dengan earphone yang menempel manis di telinganya. Rachel dan Ferisha sempat menduga-duga kalo Arbel pacaran dengan handphone miliknya.
Rasanya telinga Arbel mau pecah saat mendengar teriakan Ferisha, walaupun ia sudah memakai earphone yang volumenya lumayan besar. Tapi tetap saja, teriakan Ferisha masih terdengar oleh Arbel. Kemampuan tersembunyi yang di miliki Ferisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cool Girl ✓
Teen Fictiondingin? Satu kata yang bisa mendeskripsikan dari sifat yang dimiliki oleh seorang gadis cantik bernama ARBELINDA BINTANG R. Sikap dingin, cuek, dan ga peduli dengan sekitar yang mendominasi, serta ego seorang perempuan yang besar. Gadis pindahan ya...