Chapter 4 : After Six Months

990 86 7
                                    

Hyuuga Manufacturing, Tokyo, Japan

6 bulan sudah Tenten bekerja di anak cabang Hyuuga Corp, hubungannya dengan Neji bahkan semakin dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6 bulan sudah Tenten bekerja di anak cabang Hyuuga Corp, hubungannya dengan Neji bahkan semakin dekat. Sebut saja mereka sebagai sepasang kekasih, karena 5 bulan yang lalu neji menyatakan perasaannya pada Tenten.

Waktu yang singkat bukan? Mereka berdua pun tidak menyangka rasa itu akan muncul secepat ini.

Tenten yang memang sudah menyukai Neji sejak awal tentu dengan senang hati menerimanya, dan saat itu mereka resmi berpacaran.

Tidak ada bunga ataupun kata-kata manis, mereka berdua hanya saling mengungkapkan perasaan satu sama lain.

Sejauh ini, hubungan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran, atau masalah apapun. Hanya terkadang mereka sering menggoda, serta menjahili satu sama lain.

Seperti sekarang ini, mereka sedang makan siang bersama di caffe yang ada diperusahaan. Walaupun begitu, tetap saja bumbu-bumbu jahil selalu ada diantara mereka.

"Neji-Shachou, ingin memesan apa?"

"Sudah kubilang, jangan memanggilku seperti itu saat kita sedang berdua"

Neji melayangkan protesannya yang sarat akan nada tidak suka.

"Baiklah. Neji, ingin—"

"Kun" Potong Neji cepat, tidak lupa dengan disertai tatapan tajamnya.

Tenten yang melihat hal itu hanya dapat terkekeh, akhirnya dia kembali berhasil membuat kekasihnya itu kesal.

"Kenapa malah tertawa!"

Wajah Neji merenggut, tentu hal itu terlihat menggemaskan dimata Tenten.

"Tidak, bukan apa-apa. Baiklah, maafkan aku sayang. Aku hanya bercanda" Ucap Tenten, dia mengelus pelan tangan Neji yang ada didepannya.

Bukannya merespon, Neji hanya menekuk wajahnya, tanda dia tidak suka. Tenten pun terpaksa harus menahan tawanya agar tidak mengudara saat melihat ekspresi yang ditampilkan oleh kekasihnya itu.

"Neji-kun ingin memesan apa?"

"Aku memakan apapun yang kau pesan."

"Baiklah."

Tenten kemudian memutuskan untuk memesan dua porsi sushi, jus alpukat untuk Neji, serta jus apel untuk dirinya.

Tidak lama kemudian, makanan datang. Mereka segera menyantap makanan masing-masing dengan tenang, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

.

Sore hari, Tenten membeli makan diluar untuk dia dan Neji. Biasanya mereka berdua yang akan membeli makan diluar. Namun, sekarang Neji sedang banyak pekerjaan. Akhirnya Tenten membeli makanan seorang diri.

Entah ini harus disebut kebetulan atau apa, tapi tempat biasa mereka membeli makan sekarang sedang ramai pengunjung. Jadinya Tenten harus bersabar menunggu antrian.

Ada untungnya juga Neji tidak ikut, karena walau bagaimanapun kekasihnya itu termasuk kedalam orang yang tidak suka menunggu.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya makanan pesanannya berhasil dia dapatkan. Tenten langsung bergegas kembali ke perusahaan, entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak.

Dan benar saja! Saat Tenten tiba diruangan dia dan Neji, Tenten dapat mendengar Neji yang berteriak ketakutan.

Dengan langkah cepat, dia masuk kedalam ruangan mereka. Terlihat Neji yang sedang tidur disofa dengan wajah penuh keringat, jangan lupakan juga mulutnya yang terus berteriak histeris.

"Tidaaaakkk! tolong aku...."

"Jangan... Kumohon menjauh dariku!"

"Tolooooooonggg...."

Tenten segera bersimpuh dilantai, disamping tubuh Neji. Dia berkali-kali menepuk pelan pipi Neji dan memanggil namanya, berharap agar sang empu segera bangun dan terbebas dari mimpi buruknya.

Cukup lama Tenten berjuang untuk membangunkan Neji, akhirnya kekasihnya itu tersentak dan langsung duduk. Nafasnya terengah-engah, matanya juga menatap was-was pada keadaan sekelilingnya.

"Tenten"

Neji memanggil Tenten dengan suara yang bergetar saat pandangannya bertubrukan dengan sang kekasih.

Tenten langsung duduk disamping Neji. Dia membawa Neji kedalam pelukannya, berharap agar kekasihnya itu tenang. Dapat dirasakan olehnya, tubuh Neji bergetar. Tenten hanya dapat mengelus punggung Neji dengan lembut.

"Sudah, jangan takut. Aku ada disini."

Neji tidak menjawab, dia hanya diam dan semakin menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Tenten, mencoba menetralkan nafasnya yang tersendat-sendat itu.

"Lain kali, turuti perkataanku. Jangan terlalu memaksakan diri sampai terlalu kelelahan. Akhirnya apa? Neji-kun jadi kembali mendapat mimpi buruk itu lagi."

Sejak mereka berpacaran, baik Neji maupun Tenten telah saling terbuka.

Neji tahu tentang Tenten yang sudah ditinggalkan kedua orang tuanya sejak kecil, dan dibesarkan oleh seorang nenek yang hidupnya sebatang kara.

Dia juga tahu saat dimana neneknya meninggal, Tenten menguatkan diri untuk tetap hidup lalu memutuskan untuk pindah ke Tokyo. Memulai hidup barunya.

Begitupun Tenten, dia tahu tentang Neji yang mengalami trauma akibat kejadian di masalalunya, dan mengharuskan kekasihnya itu terus mengonsumsi obat penenang setiap hari.

Tenten juga tahu jika Neji akan mendapat mimpi buruk lagi saat dia terlalu kelelahan, atau banyak pikiran.

Sebenarnya dari awal Tenten sudah mengingatkan Neji agar tidak terlalu memaksakan diri, tapi Neji terus berkata "Aku tidak apa-apa, aku kuat."

Dan akhirnya karena kekeras kepalaannya sendiri, Neji kembali mendapat mimpi buruk itu lagi.

Setelah beberapa menit bertahan dengan posisi ini, Neji mulai tenang. Tenten hendak melepas pelukannya, bermaksud untuk mengajak Neji makan. Tapi niatnya harus urung karena Neji menahannya.

"Biarkan seperti ini dulu."

Tenten mengangguk mengerti, sepertinya hati Neji masih belum sepenuhnya tenang. Dia dengan sabar terus mengelus punggung Neji dengan lembut. Punggung tegap itu masih sedikit bergetar, itu semua gara-gara mimpi buruk tadi.

Dalam hatinya, Tenten sangat berharap Neji terlepas dari traumanya. Tidak ada lagi obat penenang, juga mimpi buruk yang selalu menghantui.

Dia hanya ingin Neji hidup normal seperti orang-orang, kekasihnya ini berhak mendapatkan ketenangan dan bahagia.

You Are My Calm✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang