Chapter 11 : Kesadaran

806 64 6
                                    

Hyuuga Manufacturing, Tokyo, Japan

Saat ini, Lee tengah membantu Tenten menyelesaikan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, Lee tengah membantu Tenten menyelesaikan pekerjaannya. Setelah mengetahui kisah masalalu Neji, Tenten tiba-tiba saja teringat jika ada beberapa pekerjaan yang belum selesai.

Hanya sedikit, sebentar lagi pekerjaan mereka akan beres.

Tenten mengalihkan pandangannya dari layar monitor saat merasakan pergerakan kecil dari Neji. Dia pikir, Neji bangun.

"Ten"

Neji bergumam dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang memeluk pinggang Tenten.

Benar 'kan dugaan Tenten, Neji-nya sudah bangun.

"Aku disini, sudah bangun?"

Tenten hanya sekedar memastikan, takut jika Neji barusan mengigau.

"Hmm, sedang apa? Kenapa tidak tidur?"

Perlahan, kelopak mata Neji mulai terbuka, menampilkan sepasang mata lavender.

Tenten tersenyum, dia mengelus lembut pelipis Neji yang sukses membuat empunya memejamkan mata sejenak. Terlihat jelas jika Neji sangat menikmati elusan Tenten.

"Aku sedang menyelesaikan pekerjaan."

"Biar aku yang menyelesaikannya."

"Tidak usah. Sebaiknya Neji-kun segera mandi, sebentar lagi jam istirahat makan siang."

Mata Neji kembali terbuka, dia menatap Tenten dengan alis yang saling menyatu.

"Seharusnya aku yang menyelesaikan pekerjaan itu" ucap Neji tidak terima, dia tidak mau Tenten kelelahan karena mengerjakan pekerjaannya.

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak sendirian."

"Tidak sendirian?" Neji membeo.

"Bangunlah dan lihat siapa yang membantuku."

Neji yang penasaran pun segera bangun dari tidurnya, pandangannya langsung tertuju pada Lee yang sedang duduk ditepi ranjang.

"Ka-kau, sejak kapan disini?"

Dengan refleks, Neji menunjuk wajah Lee menggunakan telunjuknya.

"Sudah dari tadi, kawan. Aku bahkan baru tahu jika sahabatku ini seperti anak ayam dengan induknya saat tidur bersama Tenten-chan" Goda Lee.

"Urusai!"

Neji memalingkan wajahnya yang memerah. Tentu saja dia malu, sekarang Lee mengetahui habit dia pada Tenten saat mereka tidur.

"Hei. Kenapa wajahmu merah, Neji? Apa kau demam?"

Lee kembali menggoda Neji, dia sebenarnya tahu kalau wajah Neji memerah bukan karena demam, tapi karena malu. Tidak mendapat respon dari Neji, minat Lee untuk menggoda Neji semakin menjadi-jadi.

You Are My Calm✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang