Chapter 7 : Sahabat

795 70 17
                                    

Hyuuga Manufacturing, Tokyo, Japan

"Sekarang kau bekerja dimana?" Tanya Neji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang kau bekerja dimana?" Tanya Neji

"Ah, ituu.... Sekarang aku, emmm"

Lee jelas kebingungan saat ditanyai seperti itu oleh Neji. Pasalnya, dia sekarang tidak bekerja dimanapun alias pengangguran.

"Kau sekarang pengangguran, benar?"

Bingo! Neji memang pandai menebak dirinya dari dulu sampai sekarang.

"Ah, Neji. Kau memang pandai menebak."

Lee tertawa hambar, dia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Tenten yang mendengar kalau Lee pengangguran sontak terkejut, sahabatnya itu adalah orang yang penuh dengan semangat. Jadi, mana mungkin dia jadi seorang pengangguran?

"Kalau boleh tahu apa penyebabmu bisa sampai jadi pengangguran, Lee?"

"Itu masalahnya, Tenten-chan. Saat kau berhenti bekerja direstoran dan menghilang tanpa kabar, aku jadi kehilangan semangatku. Padahal aku berharap bisa terus bersama denganmu."

Lee pura-pura sedih, sebenarnya alasan yang sebenarnya bukanlah itu. Dia bukannya tidak mau mengatakan yang sebenarnya, hanya saja saat ini dia bermaksud menggoda Neji terlebih dahulu.

"Ucapkan itu sekali lagi maka akan kupenggal kepala batokmu" Sarkas Neji

Nahkan, dia berhasil membuat Neji kesal.

"Pfftttt, hahaha. Neji, lucu sekali ekspresimu itu. Rupanya kau sudah benar-benar normal sekarang" Ucap Lee disela tawanya.

Alis Tenten mengkerut, pertanda bahwa dia tidak mengerti dengan apa yang Lee ucapkan barusan.

"Memang dulu Neji-kun kun kenapa?"

"Neji itu gay —AWW."

Lee memekik saat wajahnya dilempar bantal sofa oleh Neji. Sungguh, lemparan Neji tidak main-main.

"Biacara apa kau!"

Alis Neji menukik, perempatan siku-siku tercetak dengan indahnya didahinya kala mendengar dirinya yang disebut gay.

Apa-apaan si Lee itu!

"Baiklah, aku serius sekarang. Jadi Tenten-chan, Neji itu belum pernah berpacaran dari dulu. Mungkin kau adalah orang pertama yang menjadi kekasih Neji. Dia bahkan tidak pernah melirik sedikit pun wanita yang selalu mendekatinya, dia bilang sih katanya tidak tertarik" Jelas Lee.

"Sampai akhirnya, okaa-san Neji khawatir dia pindah haluan dan suka padaku. Itu semua disebabkan karena kami hampir setiap hari selalu berkomunikasi lewat telepon."

Tawa Lee kembali mengudara saat mengingat tentang ibu Neji yang menuduh anaknya pindah haluan, paling parahnya dituduh menyukainya.

Tenten terkekeh saat mendengar penjelasan Lee barusan "Jadi kekasihku ini dulunya seorang jomblo akut" Goda nya

"Hey!"

Tenten dan Lee tertawa bersama karena melihat wajah Neji yang memerah, entah karena malu atau marah.

"Tenten, kenapa kau malah mentertawaiku bersama si hijau itu!"

Tenten dan Lee tidak menghiraukan ucapan Neji, mereka tetap melanjutkan kegiatan mentertawakan Neji. Akhirnya, Neji yang sudah kesal karena menjadi bahan olok-olokan mereka berdua memutuskan pergi dari sana.

"Aku keluar."

Tepat saat Neji akan melangkahkan kakinya, Tenten langsung memegang tangan Neji dan mendudukkannya kembali

"Jangan marah, oke? Maafkan aku dan Lee yang terlalu berlebihan menggodamu."

Tenten berkata selembut mungkin, berusaha menenangkan Neji. Pasalnya jika neji sudah benar-benar marah apalagi sampai merajuk, akan sangat susah untuk membujuknya.

"Cium aku" Pinta Neji yang tentunya membuat Tenten terkejut.

"Ma-maksudmu?"

"Kubilang cium aku, di-si-ni."

"Ta-tapi disini ada Lee."

"Yasudah kalau tidak mau, lebih baik aku keluar sa—"

CUP~

Tenten akhirnya mencium pipi Neji dengan rona merah yang bertengger dikedua pipi chubby nya, hal itu tentu sukses membuat Neji tersenyum penuh kemenangan.

"Lee, bisa kau jelaskan alasan sebenarnya mengapa kau jadi pengangguran?"

"Kami-sama, Neji. Jangan bilang kau cemburu padaku karena tadi aku bilang ingin selalu bersama dengan Tenten-chan?"

Neji hanya mengangguk mengiyakan. Melihat Neji yang mengangguk, Lee sontak menepuk jidatnya. Dia tidak habis pikir pada sahabatnya yang satu ini.

"Aku hanya bercanda, Neji. Aku baru saja mengundurkan diri kemarin, itupun aku dipaksa oleh orangtuamu"

"Orang tuaku?" Neji membeo.

"Ya, aku diminta untuk bekerja disini dan membantumu."

Saat menelpon kemarin, ibu Neji memang menyuruhnya untuk bekerja di perusahaan Neji. Katanya sekalian menjaga Neji bila sewaktu-waktu dia kembali mendapat guncangan berupa mimpi buruk.

Lee akhirnya menyetujui hal itu dan berhenti bekerja di restoran. Toh, dia juga sudah sangat merindukan sahabat kecilnya.

Neji terlihat berpikir sejenak "Kebetulan kalau begitu, Kabuto-san sedang membutuhkan orang untuk membantu dia mengembangkan proyek baru perusahaan ini. Kau mau? Anggap saja sebagai permintaan maafku."

"Wah benarkah, Neji? Jadi kapan aku mulai bekerja disini?" Tanya Lee penuh semangat.

"Kapanpun, sekarang juga bisa."

Tanpa menunggu waktu lama, Lee langsung menerjang Neji dan memeluknya dengan sangat erat

"Tentu aku bisa! Arigatougozaimasu, Neji."

"Hei, lepaskan. Ini menjijikkan!"

Neji meronta-ronta, berusaha melepaskan pelukan maut dari sahabat kecilnya itu.

Tenten yang melihat hal tersebut hanya dapat tersenyum, rupanya seperti ini rasanya melihat keakraban sahabat dan kekasihnya.

You Are My Calm✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang