Chapter 6 : Seseorang Dari Masalalu

943 64 32
                                    

Hyuuga Manufacturing, Tokyo, Japan

Neji masih tetap dalam keterkejutannya, sedangkan orang dihadapannya masih setia mempertahankan senyumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neji masih tetap dalam keterkejutannya, sedangkan orang dihadapannya masih setia mempertahankan senyumannya.

Walaupun Neji tidak mempunyai penyakit mata, tapi dia juga sedikit ragu jika penglihatannya saat ini tidak salah.

"L-Lee, kau kah itu?"

"Ya, ini aku. RockLee. Orang tertampan di Jepang."

Mendengar jawaban dari orang dihadapannya yang mengiyakan pertanyaan, membuat Neji menghembuskan nafasnya lega. Syukurlah jika dia benar-benar Lee, sahabat kecilnya.

"Kenapa kau kesini?"

"Pertanyaan yang sangat bagus kawan" Sindir Lee

Matanya mendelik tidak suka pada Neji yang ada dihadapannya. Bukan tidak suka dalam artian sebenarnya, tapi tidak suka karena mendengar pertanyaan Neji barusan

"Kau kembali ke Jepang dan tidak memberi tahu sahabatmu ini, aku baru tahu kemarin dari Harumi oba-san. Kau benar-benar telah melupakanku rupanya, tidak ku sangka."

"Bukan. Bukan seperti itu, Lee. Sebenarnya aku—"

Tiba-tiba pintu ruangan Neji kembali terbuka, menampilkan Tenten dengan segelas susu hangat ditangannya.

"Neji-kun, ini—" ucapan Tenten terpotong saat tidak sengaja melihat orang yang sedang duduk sambil bersedekap dada disofa "Lee!" Seru nya dengan wajah sumringah.

"Oh Tenten-chan, lama tidak bertemu. Ya, ini aku. RockLee yang tampan"

Lee beranjak dari duduknya dan langsung memeluk Tenten. Untungnya susu yang dibawa Tenten telah diletakkan keatas meja, jadi tidak ada tragedi susu tumpah

"Aku sangat merindukan mu, cantikku"

Lee semakin mengeratkan pelukannya terhadap Tenten, dia tidak menyadari sama sekali ada orang yang sedang menahan amarahnya.

Siapa lagi kalau bukan Neji?

Bahkan tanduk tak kasat mata muncul dikepalanya saat kekasihnya dipeluk dengan seenaknya oleh makhluk hijau itu.

"Ehem!"

Mendengar Neji berdehem, Lee sontak melepaskan pelukannya.
"Ada masalah apa kau kawan?" ucapnya dengan sengaja menekankan kata kawan

"Bisa kau lepaskan pelukanmu dari kekasihku?"

"Kekasih?"

Terjadi keheningan beberapa saat.

"Tunggu dulu, kalian pacaran? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tahu? Lagipula, sejak kapan kalian bertemu dan saling kenal? Ah, kalian berhutang banyak penjelasan padaku" Cerocos Lee dengan hebohnya.

Neji menghembuskan nafasnya. Sahabat hijaunya ini rupanya tidak berubah, selalu saja heboh sendiri.

"Duduklah, aku juga tidak tahu kau dan Tenten saling kenal. Apalagi tadi kau menyebut namanya dengan suffix-chan, kau juga menyebutnya cantik. Jangan lupakan juga, dengan seenak jidat kau memeluknya dihadapanku "

"Oh tenanglah, Neji. Kau ternyata tidak berubah, selalu saja menyalahkan aku yang tampan ini."

Mereka segera duduk dengan posisi Tenten yang disamping Neji, dan Lee yang ada dihadapan mereka berdua.

"Oke, Neji sahabatku yang baik. Aku dan Tenten-chan memang saling kenal, dulu kita pernah bekerja bersama di restoran cepat saji." Jelas Lee

"Tunggu dulu, kau dan Neji-kun bersahabat? Sejak kapan?"

Akhirnya Tenten yang sedari tadi diam pun ikut bertanya.

"Sejak kecil, rumah ku dan Neji bersebelahan. Kita hampir setiap hari selalu bersama."

Ingatan Lee kembali pada masa dimana mereka selalu bersama setiap saat.

"Saat kita berumur 6 tahun, Neji mengalami sebuah kejadian buruk. Akhirnya orangtua Neji memutuskan untuk pindah ke London, setelah itu aku dan Neji hanya dapat berbincang lewat telepon."

Tenten mendengarkan dengan seksama cerita Lee mengenai persahabatannya dengan Neji. Sedangkan Neji, dia hanya diam membiarkan Lee yang bercerita mengenai persahabatan mereka.

"Tapi perlu kau tahu, Tenten-chan. Saat Neji pindah kesini, dia tidak memberi tahuku. Aku bahkan baru tahu kemarin dari okaa-san nya, sungguh jahat kekasih mu ini." Imbuh Lee dramatis.

Kemarin, ibu Neji memang menelpon Lee. Ibu Neji bermaksud menanyakan kabar anaknya. Dia mengira Lee sudah bertemu dengan Neji, mengingat persahabatan mereka yang tetap terjalin meski terhalang oleh jarak.

Kenapa tidak langsung menanyakan kabar pada Neji saja? Ibu Neji hanya takut mengganggu anaknya yang sedang sibuk bekerja, atau mungkin berisitirahat. Lagipula dia juga sekalian ingin mengobrol dengan Lee, sudah lama mereka tidak mengobrol.

Lagi-lagi Neji hanya dapat menghembuskan nafasnya melihat kedramatisan sahabat kecilnya. Sedangkan Tenten, tidak bisa untuk tidak tersenyum saat tahu bahwa sahabatnya sudah kenal lama dengan kekasihnya. Memang dunia ini benar-benar sempit.

"Jadi, bisa jelaskan kapan kalian bertemu dan menjadi sepasang kekasih? Aku sepertinya ketinggalan banyak hal."

Seketika Tenten tersipu saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Neji. Dia menolehkan kepalanya pada Neji, bermaksud menyuruh Neji untuk menjelaskannya.

Neji yang mengerti pun segera menjelaskan tentang dia dan Tenten. Dimulai dari bertemu dibandara dan merebut ciuman pertamanya, hingga sampai mereka berdua bekerja bersama dan akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan.

"Jadiiii....."

Lee dengan sengaja menggantung kalimat nya disertai dengan senyuman aneh.

"Jadi apa?"

Tenten dan Neji balik bertanya dengan kompak.

"Wah, kompak sekali! Jadi apa kalian sudah pernah berciuman lagi setelah menjadi sepasang kekasih? Atau sudah melakukan hal yang lebih lagi dari sekedar ciuman? Berhati-hatilah, Tenten-chan. Meskipun terlihat kalem, tapi Neji orangnya ganas saat diranjang"

Lee menggoda keduanya dengan menaik-turunkan alis tebalnya.

Neji yang saat itu sedang meminum susu hangatnya langsung tersedak, bahkan hampir menyemburkannya pada wajah lee yang tepat berada dihadapannya. Sedangkan Tenten, wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus.

Lee yang melihat itu sontak tertawa terbahak-bahak, dia sangat puas mampu menggoda kedua sahabatnya ini.

You Are My Calm✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang