01: AWAL DARI KISAH

35 7 0
                                    

"Lo habis dari mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo habis dari mana?"

   Gadis berusia tujuh belas tahun itu memutar tubuhnya menghadap sang kakak yang sudah di pastikan tengah menatapnya tajam

   "Lo gak lupa kan kalo tadi pagi gue bilang gue mao hangout sama teman-teman gue?"

   Alexa menatap adik satu-satunya itu dengan sorot mata yang sulit diartikan. "Gue ngizinin lo keluar bukan berarti lo bebas gitu aja, lo liat dong ini tuh udah jam sepuluh malam, dan lo baru pulang?"

   "Gue bukan anak kecil lagi yang harus lo atur ini dan itu, gue udah bisa nentuin mana yang baik buat gue dan mana yang buruk buat gue! Jadi lo gak usah ikut campur urusan gue lagi! "

   Alexa menghela napasnya sejenak, kejadian seperti ini sudah sering terjadi dirumah berlantai dua ini. Perdebatan seperti ini hampir terjadi setiap hari. Bukan bermaksud mengatur, alexa hanya terlalu khawatir dengan pergaulan adik semata wayangnya itu

   Alexa Laurencia, gadis berusia delapan belas tahun ini tidak seperti gadis pada umumnya. Diusia yang masih ini ia harus mencari penghasilan sendiri untuk membiayai hidupnya. Bahkan sekolah sang adik pun harus ia tanggung sendiri, beruntung almarhum papa dan mama nya masih meninggalkan rumah berlantai dua ini untuk mereka tempati

   Tepat satu tahun yang lalu, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan maut saat hendak menjemput sang adik dibandara. Saat itu adiknya memang hendak pulang ke indonesia sebelum awalnya tinggal di jerman bersama sang nenek

   Saat itu juga alexa merasa dunianya hancur. Ia tidak menyangka jika pada hari itu tuhan menakdirkan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Alexa sempat ingin marah pada sang adik, namun ia ingat perkataan terakhir sang mama saat hendak dilarikan kerumah sakit

Flashback.

   Alexa terus menangis didalam mobil ambulance yang membawa mamanya, sedangkan sang papa berada diambulance lain.

   "Mama bertahan ya, sebentar lagi kita sampai dirumah sakit. Mama harus kuat demi papa, alexa dan shelina " ucap alexa disela tangisnya. Tangan mungil nya terus menggenggam erat tangan sang mama yang sudah banyak darah

   Siti tersenyum tipis menatap putri pertamanya itu, dengan terbata-bata siti mengucapkan sesuatu yang membuat dadanya sesak, ketakutannya semakin besar saat itu juga

   "Mama minta maaf, ma-ma gak bisa terus sa-ma kamu. Ma-ma eng-gak kuat " lirihnya

   Alexa menggenggam tangan sang mama dengan erat, ia menggelengkan kepalanya.

OUR PROMISE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang