Terang telah berganti menjadi gelap, langit telah dihiasi oleh bulan dan bintang. Semilir angin malam menerpa wajah seorang gadis yang tengah berduduk dengan segelas teh manis ditangan nya
Seragam kerja nya masih menempel utuh ditubuh mungilnya. Wajah cantik nya menatap langit dengan tatapan kosong. Terlihat kalau gadis itu sedang gelisah dan kelelahan. Wajahnya pucat, tubunya kurus, bahkan lingkaran hitam dibawah matanya terlihat sangat jelas
Beberapa kali gadis itu memijit pelipisnya, siapapun bisa melihat jika gadis itu tengah menanggung beban hidup yang sangat berat. Panggilan dari gurunya tadi pagi disekolah berdampak buruk pada gadis ini. Ia bingung harus mencari uang kemana lagi untuk melunasi sisa SPP nya yang bertunggak selama dua bulan. Sedangkan gajinya bulan lalu telah ia berikan untuk adiknya yang juga belum membayar uang SPP
Dengan langkah gontai. Alexa berjalan menyelusuri komplek ditengah malam kota jakarta. Hari ini alexa memang mendapat lembur sampai jam sebelas malam dan beruntung jalan menuju rumahnya bukanlah gang sempit yang sepi. Melainkan jalan yang cukup ramai karna dipadati oleh kedai yang berjejeran disepanjang jalan. Apalagi jika setiap malam seperti ini, banyak anak-anak muda yang nongkrong atau sekedar duduk mencari ketenangan
Setibanya dirumah, alexa melihat sang adik yang sudah tertidur disofa yang ada diruang tengah. Beberapa buku pelajaran sekolah masih berserakan dimeja dan dilantai, belum lagi cemilan yang berceceran dilantai. Alexa menghela napasnya sejenak, ia kemudian membereskan semua peralatan alat tulis milik shelina. Tak lupa ia juga membereskan sisa-sisa cemilan yang membuat ruang tamunya seperti kapal pecah
Dengan lembut alexa mengubah posisi tidur shelina agar sedikit lebih nyaman dengan menggunakan bantal, setelah itu ia menyelimuti tubuh shelina. Alexa tersenyum tipis, ia mengelus kepala shelina dan mencium keningnya cukup lama
"Kakak sayang kamu, she"
♧♧♧
Langkah kaki gavin terhenti didepan toilet wanita saat mendengar nama kekasihnya ada dalam obrolan dua wanita yang gavin kenal itu, mutia dan sarah
Ia maju selangkah, mendekatkan telinga nya pada pintu toilet. Mendengar baik-baik apa yang sedang dibicarakan oleh sahabat kekasihnya itu
"Sarah kasihan deh sama alexa, setelah dipanggil sama bu ririn kemarin dia langsung sedih gitu mukanya. Pasti soal uang SPP" lirih nadia, tubuhnya ia sandarkan dipintu toilet
Mutia mengangguk lesu, "Gue sebenarnya bisa aja sih bantuin alexa diam-diam, tapi kan lo tau sendiri kalau alexa itu gak mau ngerepotin orang lain. Lo inget kan kejadian tiga bulan yang lalu? Waktu itu dia marah sama gue karna gue bayarin uang sekolahnya si shelina"
"Iya sarah inget, sarah bangga punya sahabat kayak alexa. Dia rela kehilangan masa remajanya untuk bekerja, biayain sekolah adiknya, pokonya nadia janji apapun yang terjadi nadia akan terus ada buat alexa"
Mutia merangkul bahu nadia, "Iya lo bener sar, pokoknya kapan pun alexa butuh kita, kita harus selalu ada buat dia" ucapnya tersenyum
Tanpa mereka tahu, gavin diam mematung mendengar obrolan mereka
♧♧♧
Suasana kelas gavin tiba-tiba hening saat beberapa anggota osis masuk kedalam kelas mereka, hari kamis memang menjadi hari yang paling dihindari oleh murid-murid nakal yang tidak pernah menaati peraturan sekolah, apalagi kalau bukan tentang kerapihan dan kebersihan
![](https://img.wattpad.com/cover/217385025-288-k9791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PROMISE [COMPLETED]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dari kisah Alexa dan gavin, Kita dapat mengambil pelajaran bahwa cinta dibutuhkan pemahaman dan komitmen bukan hanya kepercayaan agar hubungan kalian tidak kandas ditengah jalan Seperti Gavin yang memahami Alexa. Ia melepa...