Enggak ada orang yang terlahir sukses, setiap orang harus memperjuangkan mimpinya
___________________________________
Upacara baru saja dilaksanakan, beberapa siswa memutuskan untuk ke kantin membeli minuman. Ada juga yang langsung kekelas agar segera terkena AC, tapi berbeda dengan alexa. Ia memutuskan untuk pergi keperpustakaan, sekedar mencari beberapa buku yang akan dipinjamnya untuk dibawa pulang
Suasana perpustakaan cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang sibuk dengan buku bacaan masing-masing. Alexa memilih untuk ke rak buku paling pojok, setidaknya disana ia bisa sedikit menenangkan pikirannya.
Namun langkahnya terhenti saat melihat pria yang sebenarnya sangat ia hindari, apalagi pria itu kini sedang menatapnya
Baru saja alexa ingin memutar langkahnya kembali, tangannya tiba-tiba ditarik oleh pria itu
"Duduk!" pintanya tegas
"Duduk dulu" ucapnya sekali lagi. Hingga akhirnya alexa duduk dihadapannya
Alexa memainkan jari-jari mungilnya, ia sangat malas menatap pria dihadapan nya ini
"Kenapa?" tanya alexa dengan nada yang lembut
Gavin tersenyum, "Jangan ngambek gitu dong, iya deh janji nanti kalau udah bel gak akan nongkrong lagi diwarung nya mbak yanti" ucap gavin seraya mencolek dagu alexa
"Bodo! Lo tuh susah ya dibilanginnya, gue sebel sama lo"
Gavin tersenyum tipis melihat ekspresi kekasihnya itu, meski terkadang galak tapi gavin tau jika alexa sebenarnya sosok yang manja, "Galak bener bu?" goda gavin
"Ishh gavin gue serius!"
Gavin merangkul bahu alexa. "Iya sayang iya, jangan marah-marah mulu kenapa sih. Nanti cepet tua loh "
Alexa mencubit perut gavin, "Enak aja, berarti kalau aku tua kamu juga harus tua!"
"Enggalah, aku kan vampir. Jadi gak akan tua" ucap gavin
"Dih amit-amit gue pacaran sama. vampir, lo kebanyakan nonton sinetron tau gak"
Gavin tertawa, ini lah kebahagiaan nya. Menikmati waktu berdua bersama alexa di jam-jam kosong seperti ini. Hubungan nya dengan alexa memang tidak diketahui banyak orang, hanya sahabat-sahabat dekat dan orang tuanya yang mengetahui tentang hubungan mereka
♧♧♧
Hidup bukan untuk disesali, tapi untuk dijalani. Rupanya kalimat tersebut tidak pernah ada dalam kamus seorang Shelina Laurencia. Bagi nya hidup seperti ini pantas untuk disesali, jika tau seperti ini ia lebih memilih tinggal di jerman bersama sang oma. Setidaknya disana ia bebas dari aturan sang kakak. Namun apa daya, untuk kembali disana pun sekarang ia tidak mampu. Apalagi sang kakak yang menantang keras
"Lo kenapa sih, she?"
Maura Salsabila, sahabat sekaligus teman sekelasnya itu prihatin dengan keadaan shelina yang sedari tadi hanya melamun
"Gue lagi butuh banget uang nih, Ra " Ujar shelina
Maura tersenyum, "Lo lagi butuh uang berapa emang? Gue bisa kok kasih lo pinjem"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PROMISE [COMPLETED]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Dari kisah Alexa dan gavin, Kita dapat mengambil pelajaran bahwa cinta dibutuhkan pemahaman dan komitmen bukan hanya kepercayaan agar hubungan kalian tidak kandas ditengah jalan Seperti Gavin yang memahami Alexa. Ia melepa...