012: MAKAN MALAM

19 5 0
                                    

Maura mengejar shelina yang tidak menghiraukan panggilnya sedari tadi, bahkan dari semalam shelina tidak menjawab telpon dari maura

"She, tunggu dong" teriak maura

Shelina masuk kedalam kelasnya, ia menaruh tasnya dengan kasar

"Lo tuh kenapa sih?" tanya maura, yang ikut duduk disamping shelina

Shelina menoleh pada maura, "Gue lagi pengen sendiri!" ucapnya datar, lalu pergi dari hadapan maura

Maura mengusap wajahnya frustasi, ia sudah menduga jika hal ini pasti akan terjadi. "Gak bisa nih kayak gini terus!" Batin maura

♧♧♧

Alexa tersenyum kecut saat mengingat drama tadi malam, ia merasa apa yang sudah dilakukan nya sudah benar. Tapi dalam hati kecilnya ia tetaplah seorang kakak yang tidak ingin melihat adiknya terluka. Mengetahui jika adiknya menaruh perasaan pada kekasihnya membuat alexa tidak fokus bekerja, entah mengapa ada perasaan takut saat mengingat jika shelina bukanlah tipe orang yang akan menyerah begitu saja. Ia takut kehilangan gavin, tapi disisi lain ia juga tidak sanggup jika harus terus menyakiti perasaan adiknya

"Lo kalau lagi gak enak badan mending izin pulang deh, xa"

Alexa terlonjak kaget tiba-tiba seorang pria duduk dikursi meja yang sedang ia rapihkan

"Hobby baru lo ngagetin orang ya, rey?" ujar alexa sedikit kesal

Reyhan memutar kedua bola matanya malas, "Lagian lo dari tadi bengong mulu, untung gue yang dateng. Bukan bos lo!" katanya

Alexa menggaruk tengkuknya. "Ada apa nih, tumben lo kesini?" tanya alexa

"Sebagai pelayan yang baik nan cantik bisa tolong buatin gue minum dulu gak nih?" ucap reyhan

Kini giliran alexa yang memutar kedua bola matanya malas

Beberapa saat kemudian alexa kembali dengan membawa minuman untuk reyhan. " Silakan tuan muda" ujar alexa, sambil meletakan minumannya diatas meja

"Nah gini kan enak, udah cepet duduk" kata reyhan seraya mengambil minumannya

"Jadi kenapa nih?" tanya alexa

Reyhan mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tasnya, lalu ia memberikannya pada alexa

Alexa membaca setiap kalimat yang ada dikertas itu, raut wajahnya berubah-ubah membuat reyhan tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan sahabat baiknya itu

"Gimana? Mau tetep lanjut?" tanya reyhan

Alexa mengalihkan pandangannya keluar cafe. "Gue butuh banget beasiswa ini, jadi dimana pun tempatnya gue gak masalah"

Reyhan menghela napasnya sejenak. "Yakin? Terus adik lo gimana? Lo gak mungkin ninggalin dia dijakarta sendirian."

"Itu biar jadi urusan gue, yang penting gue harus lulus dulu dari tes beasiswa itu"

"Berangkat bareng cowok lo?" tanya reyhan

Alexa mengangguk pelan. "Lo mau bareng gue sama gavin gak?"

OUR PROMISE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang