Sengatan

287 14 3
                                    

   Mama dan mami Yasmine setuju bahwa kami tak perlu menikah dulu, namun apartemen kami bersebelahan. Aku juga tak tau kenapa aku mengambil University yang sama dengan Stefan, ini karena mama mengatakan bahwa ini Universitas yang cocok untuk diriku dalam atletik.

  Sekarang Stefan sedang mengangkat barang-barang masuk ke dalam apartemen dan ini sangat bersebelahan, namun lebih baik dari pada harus menikah dengan orang yang tak di cintai.

"Yuki ... mami akan minta Stefan memprioritaskan kamu jadi nomor satu, jika dia macam-macam langsung telpon mami".

"Iye... mi jika dia jahat dengan aku, aku akan langsung adukan dengan mami jadi tenang je ... lah".

"Adek... kamu jangan nyusahin Stefan dan jangan sering bertengkar lagi karena kalian akan jadi suami istri".

  Kata yang paling malas aku dengar, bahwa aku di lahirkan hanya untuk jadi istrinya. Apa hidup sungguh tak berwarna, namun sekarang aku iya-iya kan saja dulu.

"Yuki kamu kok senyum-senyum sendiri..." Ucap Mami dan Yuki tertawa tak jelas.

"Yuki kecapean... tempat tidur Stefan adakan Yuki mau numpang tidur dulu".

*******

Pov Stefan

   Aku menyusun semua barang-barang nya dan ia enak-enak tidur di kamarku, apa pikir aku juga tak lelah.

"Mi... kita bangunkan dia, ini barang-barangnya tapi kenapa aku yang nyusun sih" ungkap Stefan dengan kekesalan.

"Sayang ... kamu harus belajar jadi suami yang baik, menikah itu harus saling membantu dan saling memberi pengertian".

"Maaf ya... nak Stefan Yuki memang nggak suka nyusun-nyusun barang dan itu semua gara-gara Tante yang manjakan Yuki" .

"Nggak apa-apa kok Tante, yang di bilang mama benar".

  Akhirnya sudah selesai dan mami keluar membeli makan malam. Aku diminta untuk membangunkan Yuki, namun melihat dia tersenyum pulas. Stefan mengamati wajah Yuki yang pulas tertidur dan menyingkapi rambut yang menutupi sebagian wajahnya lalu tersenyum.

"Stefan sadar" ucapnya dan menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkan dirinya, namun Yuki terbangun dan menggosok matanya.

"Ini dah  jam berape ?"

"Yang pastinya sudah malam dan tante memintaku untuk membangun kebo..".

"Okey saye akan segere turun, makasih dah bangunkan saye ".

"Aku turun dulu..." Yuki menyuci wajahnya lalu keluar untuk melihat dirinya di kaca, kaca tersebut di tempeli foto Stefan dan Pevita.

"Mereka sangat manis lah.." Yuki tertawa geli dan mengambil foto tersebut di handphonenya dan langsung turun.

Mami dan mama tersenyum ke arahku dan meja telah di penuhi makanan yang khas Padang.

"Yuki suka sangatlah dengan makanan ini dan Yuki nak langsung makan dan habiskan".

"Perempuan rakus.." ucap Stefan dan Yuki pura-pura tak dengar.

   Setiap makanan yang ingin di ambil Stefan langsung di ambil Yuki dan Stefan menjadi kesal.

"Kamu punya masalah apa sama aku sih ?".

   Yuki pura-pura terkejut dan berakting menangis hingga membuat mami marah padaku.

"Stefan apa mama pernah ngajarin kamu kasar sama perempuan".

"Tapi dia yang salah.."

   Yuki menjulurkan lidah dan pura-pura menangis lagi, hingga membuat mami menceramahi ku selama satu jam.

Istri dari MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang