Cantik, Bajunya

148 26 5
                                    

Mereka sampai di kantin dan sedang mengantre untuk memesan makanan atau minuman, di situ pandangan Adhi teralihkan kepada sesosok perempuan yang sedang makan di salahsatu meja yang ada di kantin tersebut, perempuan itu yang menabraknya pada pagi tadi, bila diperhatikan perempuan itu cukup cantik, berkulit putih, dengan rambut panjang yang diikat, kacamata yang menempel diwajahnya itu adalah nilai plus bagi Adhi. Ingin rasanya ia berkenalan, tapi canggung rasanya. Mungkin seperti itu suara benaknya pada saat itu.

"Udah sikat aja." Randi yang menyadari hal itu, justru meledek Adhi dengan dorongan kecil sikunya.

"Naon sih Ran?" Adhi menjawab ledekan itu dengan berbahasa Sunda, yang sama sekali tidak dimengerti Randi.

"Naon ?" Sekarang Randi kebingungan dengan apa yang dibicarakan Adhi.

"Oh iya maaf udah kebiasaan, 'naon' itu artinya apa Ran." Jawab Adhi.

"Oh naon itu apa, oke sekarang gue ngerti." Sekarang Randi paham apa yang dikatakan Adhi, dengan mengangguk kecil.

Mereka pun akhirnya dipuncak antrean, dan mulai memesan apa yang mereka mau, Adhi dengan satu botol air mineral, Randi dengan dua snack dan satu botol air mineral, David dengan tidak membeli apa-apa.

"David kenapa lu gak beli apa-apa ?" Tanya Friska dengan wajah heran.

"Gak kenapa-kenapa, lagi diet aja hehe." Jawab santai David

"Terus kenapa ikut ngantri ?" Friska kembali bertanya, karena belum puas dengan pertanyaan yang ia lontarkan sebelumnya.

"Pengen nemenin kamu aja eaaa." Jawab gurau David dengan memasang muka manis. Sebenarnya David pernah bercerita kepada Adhi bahwa ia suka kepada Friska sejak OSPEK kemarin, mungkin ini adalah modus pertamanya.

"Apaansih gak jelas." Wajah Friska memerah, menandakan ia tersipu malu.

Lanjut, Friska dengan siomay porsi Rp.10.000,- nya dan satu susu kotak dengan varian full cream, Sherly dengan bakso paket komplit dan satu botol minuman varian jeruk. Mereka pun duduk di salahsatu meja yang berdekatan dengan meja si perempuan yang menabrak Adhi pagi tadi yang belum diketahui namanya.

"Dhi sebelahan nih." Bisik gurau Randi kepada Adhi.

Adhi hanya tersenyum, setelah itu mulai dengan tegukkan pertamanya, dengan mata yang terus menerus melirik kepada perempuan itu. Tak lama perempuan itu lalu mengatakan kepada temannya bahwa ia ingin pergi ke toilet. Setelah mendengar hal itu Adhi mendadak mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia ingin pergi ke toilet. Randi pun tersenyum kecil karena dia menyadari maksud dan tujuan Adhi mendadak pergi ke toilet.

"Good luck." Bisik Randi sebelum Adhi beranjak dari meja nya itu.

Dipertengahan jalan menuju toilet, Adhi dengan sengaja berjalan cepat dan sedikit menyenggol perempuan itu.

"Eh maaf-maaf gue buru-buru." Permohonan maaf yang sama sekali bukan refleks, bisa dibilang itu modus pertamanya

"Iya gak papa." Dengan senyuman perempuan itu menerima permohonan maaf tersebut.

"Lu ? yang tadi pagi nabrak gue kan ?" Tanpa basa-basi Adhi langsung menuju topik pembicaraannya.

"Oh iya ya gue inget, tadi pagi gue yang nabrak lu, sekarang lu yang nabrak gue." Perempuan itu menjawab dengan senyuman yang manis.

"Ngomong-ngomong kita belum kenalan nih, perkenalkan nama gue Adhitama Nugraha, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis." Sekarang saatnya Adhi memperkenalkan dirinya kepada perempuan itu, dengan mengulurkan tangannya.

"Oke, nama gue Anna Faranisa dari Fakultas Kedokteran." Uluran tangan Adhi dibalas oleh perempuan itu ditambah senyuman manisnya.

"Cantik banget." Tanpa sadar Adhi mengatakan hal itu.

Adhitama Nugraha [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang