JAYA SELALU TRI BAKTI KU!!!

60 20 5
                                    

Part kali ini bakal panjang buanget, jadi siapin tangannya buat komen kalau ada kejanggalan atau kesalahan, langsung direvisi kok 😂

********
Hari ini adalah hari terakhir bagi Adhi dan Friska untuk berlatih mempersiapkan diri untuk perlombaan yang tak terasa besok adalah harinya.

Rasa gugup telah terlebih dahulu menghampiri mereka, padahal acaranya belum dimulai.

Kuliah hari ini bebas tanpa ada pembelajaran apapun, panitia dan pihak kampus pun sedang sibuk mempersiapkan  semuanya untuk hari esok.

Sudah terlihat dekorasi yang sangat cantik nan apik menempel pada bangunan itu, dan panggungnya pun sudah berdiri tegak, bisa panggung itu cukup megah.

Adhi dan Friska beserta peserta lainnya sedang mengikuti rapat atau Technical Meeting di Auditorium kampus, nampak sangat banyak sekali peserta di sana, itu membuat Adhi dan Friska jauh lebih gugup.

Banyak sekali yang dibicarakan dalam rapat ini sampai-sampai menghabiskan waktu tiga jam.

Seusai rapat Adhi dan Friska berjalan bersama menuju kelas.

Sesampainya di kelas ia disambut dengan pertanyaan yang dilontarkan Randi.
“Tadi ngomongin apa aja guys?”

“Sebentar napas dulu,” Adhi menghela napas panjang.

“Ayo apaan kepo nih?” Randi menatap serius Adhi.

Adhi sudah siap menjawab.
“Cuma ngomongin teknis buat besok.”

“Kaya datang satu jam sebelum acara.”

Dress code yang tidak tentukan alias bebas tapi sopan.”

“Terus kita juga dapet nomer peserta.”

“Lu dapet nomer berapa Dhi?” tanya Randi penasaran.

“Gue dapet nomer urut 20, sesuai tanggal lahir gue hahaha.”

Randi menatap sinis Adhi mendengar hal itu.

“Yaudah pulang aja yuk, bete gue disini gak ngapa-ngapain,” ajak Randi.

“Oh iya ya, yaudah yuk,” Adhi mengiyakan ajak Randi.

***

Di parkiran Adhi terkejut melihat motor klasik yang dibawa Randi, ia terkagum-kagum dengan motor milik sang sahabatnya itu.

“Gila motor baru lu?” tanya Adhi penuh ketakjuban melihat motor Randi.

“Iya gue males sama motor gue yang lama, udah tua, cepet rusak.”

“Gila, gila, gue juga pengen jual motor gue ah, terus beli motor kek lu.”

“Lah, motor baru, body masih oke, mulus, lu gila beneran ya?”

“Kagak, gue suka aja.”

“Mau gue anterin buat beli nya kagak? Mumpung gue baik nih,” tawar Randi.

“Boleh, boleh sekarang bisa?”

“GAS!!!”

***

“Woaahhh akhirnya,” Adhi sumringah, karena ia telah mendapatkan apa yang ia mau.

Matanya tak berkedip menatap motor barunya, motor klasik yang sangat gagah, dia mengelus-ngelus motor barunya dengan penuh kasih sayang. Sorry terlalu berlebihan.

“Yaudah yuk pulang,” ajak Randi yang sudah tidak betah melihat tingkah laku Adhi.

Pulang dengan motor baru itu sangat mengasyikkan, ia sangat hati-hati dalam mengendarai motor barunya, tak ingin motornya lecet sedikit pun.

Adhitama Nugraha [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang