Penantian

47 20 8
                                    

PART KALI INI PANJANG BUANGET, JADI KALAU ADA TYPO ATAU KERANCUAN BISA KOMEN YA... AUTHOR TERIMA KRITIK DAN SARAN YAWWW....

HAPPY READING

****

Sebulan sudah Adhi mencoba untuk mengobati luka hati Anna, tak ada hari tanpa Anna dalam otaknya, tak ada hari tanpa ia berkomunikasi dengan Anna. Selama sebulan itu ia terlalu fokus mengobati hati luka Anna, ia rela bertingkah konyol untuk membuat Anna tersenyum, ia rela meluangkan waktu berharganya untuk Anna.

Kali ini Adhi masih bisa menjaga baik hubungannya dengan para sahabatnya, ia sudah banyak belajar dari pengalamannya.

***

Hari itu adalah hari dimana liburan semester dimulai, hari yang ditunggu-tunggu mahasiswa mahasiswi Universitas Tri Bakti.

Sang mentari menampakan diri, menyinari sang bos kecil yang masih terlelap tidur. Adhi dia lah orang nya.

Adit pagi itu bangun lebih awal walaupun hanya 5 menit, tapi ada kemajuan.

Pakaian yang dipakai Adit sangat rapih, dengan menggunakan kemeja polos warna hitam, ditambah balutan jas berwarna abu-abu polos, yang nampak sangat mahal, tak lupa celananya yang berwarna hitam pekat.

Adit berpakaian rapih karena ia ingin bertemu dengan rekan bisnis nya pagi itu.

Namun tidak asyik bila tak mengganggu adik nya di pagi hari, ini kesempatan baginya untuk membalas perbuatan Adhi bulan lalu, ia masih ingat apa yang telah diperbuat Adhi kepadanya.

Hati kecil Adit dan otak Adit seakan-akan bernegosiasi, hati kecil meminta untuk tidak perlu membalas, namun otak nya meminta untuk membalas, akhirnya dapatlah kesimpulan, Adit akan tetap menyiram Adhi tapi hanya setengah gelas saja. Wah sangat baik Adit ini.

Tak ada ragu dalam langkah Adit menuju kamar Adhi.

Adit membuka pintu kamar Adhi dengan percaya diri, “aduh bos kecil enak ya tidurnya,” ucap manja pelan Adit.

Langkahnya semakin cepat mendekati Adhi.

Byurrrr

“KABUR!!!” teriak Adit dan bergegas keluar, ia lupa jika ia tidak punya kendaraan, Adit panik! Ia dengan cepat memesan taksi online.

Adit bingung, kenapa Adhi tidak mengeluarkan suara toxic nya, Adit memberanikan diri untuk masuk ke rumah. Adit tak melihat Adhi, ia berjalan dengan pelan menuju kamar Adhi, tak nampak seorang pun, “kemana tuh adik jahanam?” tanya Adit sembari mencari Adhi di dalam kamarnya.

Ada sesuatu yang menyentuh Adit dari belakang.

Woahhhh!!!

Dengan basah kuyup Adhi menyodorkan seekor cicak ke wajah Adit, Adit sangat takut dengan cicak.

Adit spontan mendorong badan Adhi dan berlari keluar rumah.

“BANGSAT LO!!! ADIK KAGAK PUNYA AKHLAK, GAK PUNYA ADAB JUGA LO! LO BUKAN ADIK GUE SETAN!!! MUSNAH LO SANA!!!” teriak Adit penuh amarah.

Teriakan Adit sangat kencang, sehingga tetangga di sebelah rumahnya keluar, sembari membawa sapu, “WOY LU TETANGGA BARU ANAK GUE KEBANGUN NIH, BANGSAT LO!!!” teriakan Adit ternyata sudah membangunkan anak tetangga yang sedang tidur.

Adit malu setengah mati, “maaf ya pak, punten,” ucap Adit ketakutan.

Sang tetangga itu masuk kembali ke dalam rumahnya.

“Awas kalau gue pulang, gue peprek kaya emping lo!” ancam Adit pada Adhi.

Tak lama taksi yang dipesan Adit datang, namun Adit tak menyadarinya ia masih menatap kesal Adhi yang sedari tadi menertawakannya di depan pintu.

Adhitama Nugraha [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang