Jawaban Atas Semua Penantian

41 16 0
                                    

“Kak Tama?”
Tanpa berbicara apapun Medyna langsung menutup kembali gerbang milik rumahnya yang menjulang tinggi itu, namun Adhi tak kalah cepat ia langsung menahan untuk Medyna tidak menutup gerbang itu.

“Tunggu sebentar Medyna."

Pertama kalinya Medyna mendengarkan suara lembut Adhi. Medyna menghela napas panjang dan mencoba untuk mendengarkan Adhi.

“Gue minta maaf, atas semua omongan sampah yang kemarin gue utarain ke lu.”

“Gue gak ada niatan apa-apa gue cuman lagi emosi karena gue liat Anna lagi sama cowok lain.”

“Medyna tolong maafin gue.”

Tangan Adhi mengenggam erat kedua tangan Medyna, namun Medyna dengan cepat menepis itu.

“Kak Tama, gak pantes minta maaf ke cewek gak tau diri sama pecicilan kayak Medyna.”

Adhi mengacak-acak rambutnya, ia benar-benar frustasi.

“Maaf Medyna, maaf... kata-kata itu keluar dengan sendirinya.”

Medyna menatap mata Adhi dengan sangat dalam, ia bisa merasakan bahwa Adhi benar-benar tulus meminta maaf.

Medyna mengangguk pelan, “iya Medyna maafin.”

Adhi tersenyum lebar, tak pernah sekali pun ia memberi senyuman kepada Medyna, ini yang pertama kalinya. Hati dan perasaan Medyna seakan ingin mengajak Medyna untuk loncat-loncat kegirangan, ia berhasil membuat Adhi tersenyum, ingin rasanya ia foto wajah Adhi saat itu. Tapi Medyna ingat sesuatu, ia harus JUAL MAHAL.

“Terimakasih Medyna Gianna,” kali ini Adhi benar-benar tersenyum dengan sangat manis, seperti wajahnya diberi gula beberapa ton.

Medyna hanya mengangguk dan membalikkan badan, ia mencoba untuk menahan ketawanya, ia benar-benar gadis polos.

Ketika hendak masuk rumah, Medyna menghentikan langkahnya sendiri, ada sesuatu yang harus ia bicarakan pada Adhi, “Medyna punya pilihan buat Kak Tama.”

“Apa?” Adhi keheranan.

“Kak Tama jawab yang jujur.”

“Iya Gia.”

Medyna terkejut, Adhi bisa tahu nama panggilan kesayangan dari kedua orangtua nya, lagi-lagi Medyna harus menahan ketawa senangnya.

Medyna menghela napas, mencoba menenangkan perasaannya, “Kak Tama, maunya Medyna pergi atau Medyna tetap menahan perasaan ini untuk Kak Tama?”

Adhi sangat tak percaya dengan pertanyaan yang Medyna utarakan. Adhi tak menjawab pertanyaan Medyna, ia terdiam mematung.

“Kak Tama gak mau jawab ya? Yaudah Medyna masuk ke dalam rumah lagi,” dengan langkah pasrah Medyna berjalan menuju pintu rumahnya.

“TUNGGU!” teriak Adhi menghentikan langkah Medyna.

Medyna berbalik arah menatap Adhi yang sedang berjalan menujunya, dengan badan yang sudah basah kuyup.

Kini Adhi sudah berdiri tepat dihadapan Medyna.

“Gue gak mau lo pergi, karena gue udah suka sama lo.”

Hati Medyna bersorak sorai, akhirnya penantian yang sudah lama ia nanti-nanti terjadi juga, sebisa mungkin Medyna menahan senyumnya, bibirnya melipat kedalam.

Adhi menarik dua sudur bibir Medyna ke atas, dan membentuk senyuman manis, “gak usah malu buat senyum, senyum lo itu manis.”

Medyna mencoba untuk tidak geer terlebih dahulu, “pasti Kak Tama bilang suka ke Medyna, karena kasihan sama Medyna kan?”

Adhi mengelus ujung kepala Medyna, “heh gadis mungil, lu gak perlu tau alasan gue suka sama lu kenapa, karena gue sendiri gak tau alasannya.”

Medyna menepis tangan Adhi, “gombal, yaudah sana pulang,” usir Medyna.

“Iya ini gue mau pulang,” Adhi berjalan pergi meninggalkan Medyna, “bye Mrs. Gianna” Adhi melambaik tangannya, menandakan perpisahan.

“Tak ada, sungguh tak ada keraguan dalam diri ini
Aku benar-benar telah menyukaimu,
Menyukaimu, belum tentu mencintaimu,
Dan percayalah, aku akan tunggu kedatangan cinta itu."
-Adhitama Nugraha-

***
PART INI SPESIAL BUAT #TEAM MEDYNA 😝

SEMOGA NGENA YA PART KALI INI, SEMOGA KALIAN BAPER. AAMIINN..... 😭

 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adhitama Nugraha [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang