Ricky, sibuk membantu Jonathan, sang Komandan mengkoordinasi teman seperjuangannya. Hasil diskusi berupa penundaan pengesahan RUU KUHP telah sampai ke telinga seluruh demonstrator. Mahasiswa dengaan berbagai macam almamater tinggal menunggu keputusan lebih lanjut dari para elit. Namun tampaknya adik-adik mereka tak bisa bersabar dan menahan diri untuk merobohkan gerbang 'markas' para elit. Bukan hal mudah menenangkan sekumpulan iblis yang lapar akan jiwa manusia.
Sudah tiga hari berlalu sejak diskusi di gedung dewan. Belum ada kabar dari para elit, itu berarti mereka tak menjanjikan penundaan palsu. Tapi Ricky resah, kesepian. Tiga hari ia tak melihat wajah manis Rama. Berkali-kali ia menanyakan keberadaannya ke Kevin tapi jawabannya selalu sama, "Rama jadi orang sibuk, dia lagi rapat sama presma-presma."
Rapat selama tiga hari berturut-turut? Ada yang janggal dan Ricky menyadari hal itu.
Hal yang membuatnya kian resah adalah beredarnya kabar penculikan seorang mahasiswa. Keberadaannya tak diketahui hingga saat ini. Firasatnya tak enak, sangat buruk malah.
"Ricky," sebuah suara memanggil namanya. Ia menoleh ke bawah, Kevin melambai ke arahnya.
Bawah?
"Kamu enak, ya, masih muda, manjat pohon gampang," canda Kevin melihat si anak STM duduk di salah satu dahan pohon besar yang berdiri di pojok lahan tempat mereka berkemah.
Ricky dapat mendengar keterpaksaan dalam candaan kawan mahasiswa beralmamater kuning lemon yang berhasil mencuri hatinya. Ia melompat turun. Sejak kapan ia duduk di atas sana? Sejak ia selesai mengatur pasukan iblis dan merasa bosan."
"Ada apa, Kak?" tanyanya.
"Boleh ngobrol bentar?"
Ricky mengangguk. Mereka mengambil tempat duduk di bawah naungan pohon.
Kevin meremas-remas tangannya. Ia menatap semua di sekitarnya kecuali Ricky. Jantungnya berdetak kencang. Keringat dingin merambat turun dari dahinya. Gimana bilangnya, ia menggigit tepi bibirnya gugup.
"Siapa mahasiswa yang diculik, Kak?"
Tak bisa menahan diri untuk tidak tersentak. Keringat dingin bukan lagi mengalir, tapi membanjiri. Kevin yakin punggungnya basah. Jari-jarinya terkait, lalu lepas lagi. Suara gesekan terdengar ketika Kevin menggosokkan telapak tangannya di celana hitamnya.
"Kak Kevin?"
Si mahasiswa menghela nafas. Setelah usaha pengumpulan keberanian yang panjang, ia menatap Ricky.
"Maaf," ucapnya pelan. Senyum terpaksanya menyuratkan luka dan penyesalan.
"Kak?"
Kevin membuka mulutnya, tapi mengatupkannya kembali. Ia tak cukup kuat untuk mengatakannya.
"Kak, jangan bilang--"
Ia sudah menduga anak STM yang satu ini akan mengetahui semuanya tanpa ia beritahukan. Ia menunduk, mengangguk lemah. Kerah kemejanya tiba-tiba direnggut kasar. Ia akhirnya menengadah, walau takut-takut.
"Kenapa Kak Kevin nggak bilang sejak awal?" bentak Ricky. Amarah, kekhawatiran, dan rasa terkhianati yang bersatu membuat napasnya memburu. Hatinya sakit. Gambaran mengerikan kondisi Rama yang tak diketahui membuatnya ingin menangis.
"Aku bingung, Dek, harus gimana," Kevin akhirnya menjawab.
"Kenapa Kak Kevin harus bohong ke aku?" suara Ricky bergetar.
Si mahasiswa yang diliputi rasa bersalah memejamkan matanya. "Kalau mau mukul, pukul aja," ia meminta pelan. Beberapa detik kemudian, tubuhnya menghantam tanah. Ia dapat merasakan bagian dalam pipnya yang ia gigit terkoyak oleh giginya sendiri. Ricky benar-benar memukulnya, tapi denyutan nyerinya belum seberapa dibandingkan rasa sakit oleh rasa bersalah yang meliputinya.
"Maaf," Ricky bergumam sambil menjatuhkan diri di sebelah Kevin yang mematung. Tubuhnya yang gemetar terbaring di atas bayangan pohon. Satu lengan menutup matanya yang memanas. Ia menggigit ujung bibirnya frustasi.
Bangkit, Kevin duduk lalu menepuk bahu siswa STM yang tengah terguncang itu. Ia tak mendapat jawaban apa pun. "Sepuluh menit lagi ada rapat sama pihak TNI," ujarnya.
Ricky sontak duduk.
"Misi penyelamatan Rama," Kevin menambahkan. Ia menatap mata Ricky, seketika paham apa yang anak itu ingin katakan, 'aku ikut, Kak'. Anggukan darinya disambut baik oleh Ricky.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAKON ROMAN (Terlarang) DEMONSTRASI
FanfictionBukan lakon roman Romeo dan Juliet, bukan lakon roman Rama dan Shinta, bukan apa-apa. Hanya sebuah kisah klise pertemuan dua insan di tengah perjuangan aspirasi. Warning! BL (cover originally by me) @oni_kaz