9

105 19 2
                                    

Dulu, sebelum mengenal Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, sebelum mengenal Jimin.

Yoongi adalah pemuda yang dikenal orang sebagai anak yang pembangkang, suka memberontak dan terbawa arus pergaulan liar. Dibesarkan dari keluarga yang berada, membuat pemuda itu bisa melakukan apapun yang disukainya tanpa takut akan dihukum oleh siapapun.

Siapapun, kecuali Eomma.

"Min Yoongi, eomma mendapat laporan dari universitas kalau kau tidak pernah masuk di jam Mr. Yoon."

Mendengar suara lembut milik eomma, selalu membuat Yoongi tenang dan menurut akan perintah. Hanya kepada ibunya ia bisa bertekuk lutut dan mengakui kesalahannya. Tidak kepada yang lain.

"Kau membolos setidaknya tiga minggu berturut-turut. Apa terjadi sesuatu yang lupa kau ceritakan pada eomma?"

Saat itu, Yoongi sedang memainkan alat pengukur nada ditanganinya. Mengabaikan presensi eomma yang masih setia bersandar pada pintu kamar.

"Yoongi-ya, jangan takut menceritakan semuanya pada eomma. Eomma tidak akan marah pada anak eomma yang manis ini. Eoh? Ceritakan pada eomma."

Wanita anggun itu berjalan mendekati Yoongi dan duduk dipinggir ranjang. Mengusap puncak kepala anak semata wayangnya itu lembut. Sementara Yoongi hanya terdiam, masih sibuk menggoyangkan tiang pengukur nada itu.

"Menjauhlah sebelum aku membunuhmu."

Wanita itu terpaku sejenak. Lantas tersenyum samar. "Kau yakin akan membunuh ibumu ini?"

Yoongi menoleh dengan sorot mata yang amat tajam. Baru kali ini ia menatap yang wanita paling dicintainya itu dengan sorot demikian. "Aku bersungguh-sungguh." Pemuda itu mencekal pergelangan tangan ibunya dengan kuat hingga ruam merah tampak samar disana.

Wanita itu mendesis pelan. "Yoongi, eomma tidak tahu apa yang terjadi padamu." Wanita itu berujar pelan, mengabaikan rasa perih dari pergelangan tangannya.

"Pergi dari sini!"

Wanita itu terkejut bukan main. Yoongi memang berandal pada orang lain, termasuk pada ayahnya sendiri, pemuda itu sering berteriak marah. Tapi padanya, Yoongi tak pernah sekalipun berniat membentak, apalagi berteriak.

"Aku tidak tahu bagaimana keadaan jantungmu jika aku mengambil pisau yang ku simpan di laci itu." Yoongi sendiri tampak kalut atas apa yang baru saja diucapkannya. Ia menarik tubuh ibunya hingga berdiri dan menarik laci meja untuk mengeluarkan pisau lipat yang selalu disimpannya disana.

"Yoongi-ya, eomma tidak akan marah jika kau membunuh eomma dengan benda itu." Wanita cantik itu mengusap lembut bahu Yoongi. "Tapi, eomma akan kecewa jika kau membunuh orang yang tidak tahu apa salahnya dengan benda itu."

YOON AHJUSSI [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang