14

111 12 4
                                    

Pernahkah kalian merasa berada dalam lingkup keramaian namun tetap merasa kesepian? Hanya mampu memandang orang-orang itu dalam diam dan menunduk saat sadar tak ada diantara mereka yang berniat datang menghampiri kalian untuk setidaknya bertanya a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernahkah kalian merasa berada dalam lingkup keramaian namun tetap merasa kesepian? Hanya mampu memandang orang-orang itu dalam diam dan menunduk saat sadar tak ada diantara mereka yang berniat datang menghampiri kalian untuk setidaknya bertanya apa kabar. Jika pernah, mungkin itu yang sekarang dirasakan Park Jirae saat ini. Kesepian, tanpa ada yang berniat mengajaknya mengobrol. Mungkin itu juga resiko sebagai seorang yang dipandang antisosial. Tapi Jirae tidak seburuk kedengarannya. Meskipun tak punya teman, ia menanggapi hal itu sebagai hal yang lumrah. Lantaran banyak sekali temannya yang terlibat masalah karena arus pergaulan yang tidak sehat. Jadi Jirae juga sedikit merasa diuntungkan dengan keberadaan teman-teman yang jarang disekitarnya.

"Akhir-akhir ini kau sering melamun. Ada masalah?"

Jirae mengerjap sebelum akhirnya menengok ke sumber suara. Rupanya ada Kim ssaem disebelahnya. Ia lantas tersenyum kecut. "Tidak, hanya merasa lebih kesepian saja." Jirae menghela napas saat sadar jika ruangan serba putih itu sudah sepi. Selama itukah ia melamun hingga tidak sadar jika seluruh siswa yang mengikuti kelas menari sudah pulang dari tadi?

"Ahjussi-mu pergi?"

Pertanyaan itu terdengar agak ambigu ditelinga Jirae. Apakah ahjussi-nya memutuskan untuk pergi meninggalkannya? Rumit sekali hidupnya. Sudah menumpang pada orang lain---yang sudah dianggap sebagai satu-satunya keluarga---malah ditinggal pergi dan sudah tidak pulang selama hampir sepekan.

Jirae menggeleng. "Aku juga tidak tahu. Ahjussi sudah tidak pulang kerumah selama satu minggu. Aku juga tidak tahu kenapa ia pergi. Saat kutelepon, ponselnya selalu sibuk. Jadi kupikir mungkin ahjussi sedang banyak pekerjaan dikantor." Ucapnya lirih sambil menunduk, menyembunyikan wajah sedihnya.

"Iya, kau benar. Mungkin saja ahjussi-mu sedang sibuk. Jangan sedih. Lagipula, ahjussi-mu bekerja juga untukmu. Benar, bukan?" Taehyung mengangkat sebelah tangannya dan menepuk pelan punggung gadis itu, berniat menenangkan.

Jirae mengangguk. "Ssaem, terima kasih. Setidaknya ada yang bisa kuajak bicara." Jirae kembali mendongak dan tersenyum pada Taehyung. Perasaannya kian melega saat sadar jika Taehyung ini selalu ada didekatnya dan mau mendengar keluh kesahnya. "Ssaem, aku pamit pulang. Sampai besok." Gadis itu sudah akan mengambil ranselnya namun dicegah oleh pemuda itu.

"Mau ku antar?"

🔫🔫🔫

Jirae mengangguk dan mempersilakan Taehyung memasuki rumahnya---rumah ahjussi-nya sebenarnya. Jirae tadi mengiyakan ajakan Taehyung untuk menumpang di mobil pemuda itu. Hanya disuruh menunggu sebentar di halte---ini Jirae lakukan sambil memasang earphone di telinga, dan mobil Taehyung segera menyusul kesana. Gadis itu juga banyak bercerita di mobil tadi. Mulai dari tugas sekolahnya, sampai masalah kafetaria depan sekolah yang sudah jarang ia datangi.

YOON AHJUSSI [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang